
KabarMakassar.com — Penunjukan Erick Thohir sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) oleh Presiden Prabowo Subianto menuai beragam respons.
Dari internal Partai Keadilan Sejahtera (PKS), masukan konstruktif datang dari Ketua DPP PKS Bidang Pemuda, Pelajar, dan Mahasiswa, Aang Kunaifi, yang menekankan pentingnya arah kebijakan kepemudaan lebih menyentuh kebutuhan riil generasi muda.
Menurut Aang, posisi Menpora bukan hanya soal mengurus olahraga, tetapi juga menyangkut pembangunan kepemudaan secara menyeluruh. Ia menilai, dengan latar belakang Erick Thohir yang memiliki pengalaman panjang dalam dunia bisnis dan jaringan internasional, harapan besar publik kini tertuju pada kemampuannya membawa terobosan baru.
“Pemuda Indonesia menghadapi tantangan serius, mulai dari pengangguran, keterbatasan ruang partisipasi, hingga tekanan mental yang semakin berat. Menpora harus mampu menghadirkan solusi nyata agar pemuda benar-benar menjadi motor penggerak bangsa,” ujarnya, Sabtu (20/09).
Aang mengurai sedikitnya tiga isu strategis yang perlu segera ditangani Erick Thohir di awal masa jabatannya. Pertama adalah pengangguran pemuda yang terus meningkat. PKS mendorong agar Kemenpora tidak hanya fokus pada event seremonial, tetapi aktif menciptakan program pelatihan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja. Pengembangan jiwa wirausaha dinilai harus mendapat perhatian khusus agar pemuda tidak hanya menjadi pencari kerja, melainkan juga pencipta lapangan kerja.
Kedua, persoalan partisipasi pemuda dalam pengambilan kebijakan. Aang menegaskan pentingnya ruang dialog yang luas dan berkesinambungan.
“Pemuda harus diberi ruang untuk menyampaikan aspirasi dan berkontribusi langsung dalam proses kebijakan publik. Menpora bisa memfasilitasi forum-forum dialog yang mempertemukan pemuda dengan para pengambil keputusan,” katanya.
Ketiga, perhatian terhadap kesehatan mental generasi muda. Tekanan hidup, persaingan, hingga ketidakpastian masa depan membuat isu kesehatan mental tidak bisa lagi dipandang sepele. Aang mendorong Erick Thohir menggandeng para ahli dan organisasi masyarakat sipil untuk menghadirkan program mitigasi serta pendampingan yang konkret bagi pemuda.
Aang Kunaifi menekankan, keberhasilan Erick Thohir sebagai Menpora tidak bisa dicapai secara individual. Kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, organisasi kepemudaan, swasta, dan masyarakat sipil mutlak diperlukan.
“Pak Erick memang tidak bisa sendiri menyelesaikan masalah pemuda. Kolaborasi harus menjadi kata kunci dalam setiap kebijakan,” tegasnya.
Ia menutup pernyataannya dengan harapan agar masa depan pemuda Indonesia benar-benar diperhatikan secara serius.
“Jika kolaborasi berjalan dengan baik, isu-isu strategis pemuda dapat diatasi, dan generasi muda Indonesia dapat tampil sebagai agen perubahan yang membawa bangsa ini semakin maju,” pungkasnya.