Jukir yang Menggunakan Barcode Pembayaran QRIS, (Dok: Sinta Kabar Makassar).KabarMakassar.com — Sistem pembayaran parkir di Kota Makassar kini memasuki babak baru. Perusahaan Daerah (PD) Parkir Makassar Raya resmi meluncurkan digitalisasi parkir dengan penerapan sistem pembayaran nontunai berbasis QRIS, di area parkir Pasar Kampung Baru, Jalan WR. Supratman, Makassar, Senin (01/09).
Pelaksana Tugas Direktur Utama PD Parkir Makassar Raya, Adi Rasyid Ali (ARA), menegaskan bahwa program ini adalah amanah langsung dari Wali Kota Makassar. Menurutnya, digitalisasi parkir menjadi langkah penting untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan parkir di kota ini.
“Kenapa digitalisasi ini penting sekali? Karena terkait transparansi. Secara bertahap kita akan lakukan digitalisasi parkir di Kota Makassar. Ini baru pilot project saja, insya Allah 2025–2026, 50 persen sistem parkir sudah digital,” ujar ARA.
Lokasi percontohan awal di dua ruas jalan utama, yakni Jalan Somba Opu dan Jalan WR Supratman.
Skema baru ini, setiap juru parkir (jukir) dibekali dengan barcode QRIS yang dapat dipindai langsung oleh pengendara. Hasil pembayaran otomatis masuk ke rekening jukir sekaligus tercatat di sistem PD Parkir.
ARA menegaskan bahwa sistem ini memberikan jaminan keamanan finansial bagi jukir sekaligus menutup celah kebocoran pendapatan.
“Dana masuk langsung terbagi sesuai persentase, jadi lebih aman. Jukir bisa langsung gunakan hasilnya, misalnya untuk belanja kebutuhan harian. Yang penting, tidak ada lagi uang parkir yang mengalir di luar sistem,” jelasnya.
ARA juga menambahkan, PD Parkir telah membentuk Satgas khusus yang melibatkan unsur TNI dan Polri untuk mendukung implementasi program ini. “Satgas Uji Petik juga ada. Dukungan semua pihak sangat dibutuhkan agar target ini bisa tercapai,” tambahnya.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin (Appi), menyambut baik peluncuran digitalisasi parkir ini. Menurutnya, sistem baru berbasis QRIS ini akan menjadi jawaban atas keluhan masyarakat yang selama ini menyoroti sistem parkir konvensional yang tidak terkontrol.
“Selama ini sistem parkir kita masih manual, cash on hand, sehingga sulit dikontrol. Digitalisasi parkir dengan QRIS ini akan menghadirkan transparansi keuangan, pengawasan yang lebih baik, dan pelayanan publik tanpa ribet,” jelas Appi.
Ia menambahkan, kerja sama dengan Bank Indonesia, Bank Sulselbar, Bank BTN, dan Bank Mandiri menjadi faktor kunci dalam menghadirkan sistem pembayaran digital yang lebih mudah diakses masyarakat.
Dengan adanya sistem pembayaran berbasis QRIS, masyarakat bisa membayar parkir cukup dengan scan QR dari ponsel mereka, tanpa perlu lagi repot menyediakan uang tunai atau khawatir kehilangan bukti pembayaran.
Appi menegaskan, sistem ini juga akan membantu menekan praktik parkir liar yang selama ini kerap dikeluhkan warga. “Kadang ada tukang parkir yang muncul seperti hantu, tiba-tiba datang saat kendaraan mau keluar. Dengan QRIS, semua jadi jelas dan terkontrol,” ujarnya.
Selain digitalisasi, Appi juga mendorong PD Parkir untuk mencari mitra dalam membangun gedung parkir (building parking). Menurutnya, Kota Makassar sudah sangat membutuhkan fasilitas tersebut karena keterbatasan lahan parkir di bahu jalan.
“Ke depan, distribusi kendaraan di bahu jalan bisa kita kurangi. Dengan building parking, pelayanan akan semakin baik sekaligus meringankan pekerjaan Dinas Perhubungan,” katanya.
Appi juga memberikan perhatian khusus kepada para juru parkir. Ia berharap, dengan adanya sistem digital ini, pendapatan juru parkir akan lebih teratur dan transparan.
“Harapan kita, juru parkir bisa mendapatkan penghasilan yang lebih baik, lebih pasti, dan tidak lagi bergantung pada sistem manual yang penuh celah,” tutur Appi.


















































