Sosialisasi Pendidikan Pemilih Pemula (Dok: Ist).KabarMakassar.com — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Makassar terus memperkuat pendidikan politik bagi generasi muda melalui kegiatan Sosialisasi Pendidikan Pemilih Pemula di SMA Negeri 14 Makassar, Selasa (28/10).
Kegiatan ini menjadi bagian dari program GREBEG (Gerakan Pendidikan Pemilih Berkelanjutan dan Terintegrasi) yang dirancang untuk menumbuhkan kesadaran demokrasi dan membangun karakter pemilih cerdas di kalangan pelajar.
Ratusan siswa tampak antusias mengikuti kegiatan yang diisi dengan pemaparan interaktif, diskusi, hingga sesi tanya jawab seputar proses pemilu dan tanggung jawab sebagai warga negara. Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi KPU Kota Makassar dalam memperluas jangkauan pendidikan politik di tingkat sekolah menengah atas.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA Negeri 14 Makassar, Nurlina Anas, menyambut positif langkah KPU yang aktif turun langsung ke sekolah. Ia menilai kegiatan semacam ini penting agar siswa memahami demokrasi tidak sebatas ajang pencoblosan, melainkan proses membangun tanggung jawab sosial.
“Sosialisasi seperti ini penting agar siswa memahami makna demokrasi sejak dini. Kami berharap setelah kegiatan ini, mereka mampu menjadi pemilih yang cerdas, objektif, dan berintegritas,” ujar Nurlina.
Sementara itu, Anggota KPU Kota Makassar, Muh. Abdi Goncing, dalam materinya menegaskan bahwa pemilih pemula memegang peran strategis dalam menentukan arah bangsa. Menurutnya, pendidikan politik di kalangan remaja tidak boleh berhenti di ruang kelas, melainkan harus menjadi bagian dari pembentukan karakter kewarganegaraan.
“Anak muda itu penentu masa depan bangsa. Hak pilih bukan sekadar formalitas, tapi wujud tanggung jawab moral sebagai warga negara,” tegas Abdi yang juga menjabat Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM KPU Makassar.
Ia juga mengingatkan bahwa tingkat partisipasi pemilih muda dalam beberapa pemilu terakhir masih fluktuatif, sehingga edukasi berkelanjutan menjadi kunci. Program GREBEG, lanjutnya, menjadi strategi KPU untuk menjangkau sekolah, kampus, dan komunitas anak muda agar mereka lebih melek politik dan sadar akan hak pilihnya.
KPU Makassar menegaskan, kegiatan ini bukan sekadar agenda sosialisasi, tetapi bagian dari upaya membangun budaya demokrasi berkelanjutan. Melalui pendidikan pemilih bagi pelajar, KPU ingin memastikan bahwa generasi muda Makassar tumbuh sebagai pemilih rasional, kritis, dan berintegritas, yang mampu menjadi pilar demokrasi di masa depan.
“Pendidikan pemilih harus dimulai sejak dini. Dari sekolah-sekolah seperti ini, kita menanamkan nilai kejujuran, kesadaran hukum, dan partisipasi aktif dalam kehidupan bernegara,” tutup Abdi.
Sementara itu, Sapri, Anggota KPU Makassar Divisi Hukum dan Pengawasan, menyoroti pentingnya menanamkan nilai hukum dan etika politik sejak dini. Ia menegaskan bahwa pemilu yang berkualitas tidak cukup dengan partisipasi tinggi, tetapi juga membutuhkan kedewasaan berdemokrasi.
“Kita tidak hanya bicara soal memilih, tetapi juga soal memahami aturan mainnya. Ketaatan pada hukum adalah bentuk kedewasaan dalam demokrasi,” jelasnya.
Sapri berharap pelajar tidak apatis terhadap politik, tetapi mampu berpartisipasi secara cerdas, tanpa terjebak dalam politik uang atau pengaruh negatif media sosial.
Suasana sosialisasi berlangsung hidup. Para siswa aktif bertanya tentang cara menjadi pemilih, mekanisme pemilu, hingga peluang menjadi relawan demokrasi. Beberapa di antaranya bahkan menyatakan minat untuk berkontribusi dalam kegiatan kepemiluan di masa depan.
Kegiatan ditutup dengan penyerahan cendera mata dari KPU Makassar kepada pihak sekolah serta pemberian hadiah buku kepada siswa yang aktif dalam sesi tanya jawab. Acara diakhiri dengan foto bersama sebagai simbol kolaborasi antara penyelenggara pemilu dan dunia pendidikan.


















































