Regenerasi atau Manuver? PSI Sulsel Kini Dikuasai Anak Elite NasDem

1 month ago 20

KabarMakassar.com – Peta politik Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami perubahan. Partai Solidaritas Indonesia (PSI), partai yang kini dinakhodai Kaesang Pangarep di tingkat nasional, secara mengejutkan mengalami perombakan di Sulsel. Yang menarik, wajah-wajah baru di tubuh PSI Sulsel justru berasal dari trah elite Partai NasDem.

Fenomena ini tertangkap jelas dalam data Komisi Pemilihan Umum (KPU) per Senin, (04/08) lalu. PSI diisi oleh sejumlah anak muda dengan latar belakang politik kuat anak dari ketua-ketua NasDem Provinsi hingga kabupaten/kota yang kini justru menakhodai PSI di daerahnya masing-masing.

Sosok yang paling mencolok adalah Muammar Ferirae Gandi Rusdi, putra dari Ketua DPW NasDem Sulsel, Rusdi Masse Mappasessu (RMS). Muammar kini resmi ditunjuk sebagai Ketua DPW PSI Sulsel, menggantikan Muhammad Surya.

Pergantian ini menandai pergeseran besar dalam wajah PSI Sulsel yang kini lebih muda dan mewakili jaringan kekuasaan yang sebelumnya bernaung di bawah bendera NasDem.

Fenomena serupa terjadi di tingkat kabupaten. Di Barru, drg Ulfah Nurul Huda Suardi, putri Ketua NasDem Barru dan mantan Bupati Suardi Saleh, kini menjabat Ketua DPD PSI Barru.

Ulfah yang sebelumnya diusung NasDem sebagai calon Bupati Barru pada Pilkada 2024 dan juga menjadi caleg DPRD di bawah panji yang sama, kini pindah haluan.

Di Pinrang, Andi Ichsan Aswad, putra Bupati dan Ketua DPD NasDem Pinrang, Andi Irwan Hamid, juga resmi memimpin PSI Pinrang.

Ketiga figur ini memiliki benang merah: mereka berasal dari keluarga penguasa lokal NasDem, maju lewat NasDem, tapi kini memegang kunci di partai yang identik dengan Kaesang dan Presiden Joko Widodo.

Perpindahan ini menimbulkan pertanyaan besar, apakah ini murni regenerasi politik, atau bagian dari manuver besar PSI untuk menanamkan pengaruh di kantong-kantong politik NasDem?

Ketua Harian PSI Sulsel, Dr Rahman Syah, menjawab diplomatis. Ia menegaskan bahwa penunjukan pengurus daerah merupakan kewenangan penuh DPP PSI.

“Itu sudah menjadi ranah DPP PSI,” kata Rahman singkat saat dikonfirmasi.

Rahman sendiri merupakan mantan politisi Perindo dan sebelumnya juga berkiprah di Partai Golkar. Ia ditunjuk bersamaan dengan mantan Wakil Ketua DPRD Makassar, Indira Mulyasari Paramastuti, sebagai Sekretaris DPW PSI Sulsel.

Indira bukan sosok baru di panggung politik Sulsel. Ia sempat mencalonkan diri sebagai Wakil Wali Kota Makassar pada Pilkada 2018 mendampingi Danny Pomanto, meski pasangan tersebut akhirnya didiskualifikasi.

Sebelumnya, ia menjabat sebagai Dirum PDAM Kota Makassar dan Wakil Ketua DPRD Makassar periode 2014–2019 dari Partai NasDem.

Kembalinya Indira ke panggung politik ditandai dengan kehadirannya dalam Kongres PSI 2025 di Solo, Jawa Tengah, pada 19–20 Juli lalu. Kongres ini menjadi titik tolak PSI melakukan konsolidasi nasional termasuk di Sulsel dengan wajah baru dan semangat baru.

Menurut Rahman, Kongres tersebut memandatkan sejumlah agenda penting kepada para pengurus baru, di antaranya konsolidasi hingga tingkat desa dan kelurahan, pelibatan tokoh-tokoh lokal, serta sosialisasi perubahan simbol dan identitas PSI sebagai partai super terbuka.

“Kami juga menyampaikan salam hormat dari Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo, sebagai bentuk solidaritas dan kebersamaan dalam tubuh PSI,” ujar Rahman.

Di tengah dinamika ini, tak sedikit yang menafsirkan bahwa langkah PSI merekrut anak-anak dari elite NasDem bukan sekadar memperluas pengaruh, melainkan bagian dari strategi Kaesang dan PSI untuk merebut ceruk politik yang selama ini dikuasai NasDem, terutama di Sulawesi Selatan basis kuat Rusdi Masse.

Langkah ini juga mengindikasikan bahwa PSI mulai memainkan politik waralaba dengan memanfaatkan jejaring kekuasaan lokal yang sudah mapan, namun dengan kemasan dan bendera baru.

Kini, PSI Sulsel tampil dengan wajah berbeda, lebih muda, lebih terhubung dengan kekuasaan lokal, dan punya potensi besar untuk merebut kursi di Pilkada dan Pileg mendatang.

Namun, pertanyaan besarnya tetap menggantung, apakah ini regenerasi alami, atau manuver strategis untuk menggeser dominasi NasDem di Sulsel?

Sebelumnya, Langkah Rusdi Masse (RMS) mendorong putranya, Muammar Gandi, sebagai Ketua DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sulawesi Selatan dinilai bukan keputusan sembarangan.

Analis Komunikasi Politik UIN Alauddin Makassar, Attock Suharto, menilai manuver ini sarat perhitungan strategi dan dinamika politik jangka panjang.

“Ini bukan sekadar regenerasi keluarga atau pengalihan perhatian. RMS sedang melakukan tes ombak, membaca reaksi publik, dan menakar respon internal Partai NasDem, tempat dia masih menjabat sebagai Ketua DPW,” ujar Attock, Rabu (23/07) lalu.

Menurut Attock, secara teknis RMS bisa saja langsung mengambil alih kepemimpinan PSI Sulsel seperti isu yang sempat beredar. Namun, pilihan mendorong anaknya lebih dulu menciptakan ruang aman sekaligus eksperimen politik.

“Kalau PSI Sulsel berhasil mencuri simpati publik, RMS bisa masuk belakangan dengan posisi tawar lebih kuat. Tapi kalau gagal, yang ‘bertaruh’ hanya nama anaknya, bukan dirinya,” ujarnya.

Langkah ini, kata dia, mencerminkan sikap hati-hati RMS dalam membaca lanskap politik pasca Pemilu 2024.

Ia menilai RMS menyadari bahwa keluar dari NasDem bukan perkara sederhana, mengingat partai itu menjadi pemenang di Sulsel dan jaringan loyalis RMS sudah terbangun solid selama lebih dari satu dekade.

“Kalau dia loncat sekarang, pertanyaannya, apakah simpul kekuasaan yang selama ini ia kontrol juga akan ikut? Belum tentu. Dan kalau tidak ikut, untuk apa dia berpindah?” kata Attock retoris.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news