KLIKPOSITIF – Spektrum Politika Institute merilis hasil survei terbaru mengenai preferensi politik masyarakat Kabupaten Agam menjelang Pemilu 2024. Survei ini dilakukan pada 18-21 November 2024 dengan total 440 responden yang tersebar di 16 kecamatan dan 22 nagari di Kabupaten Agam.
Penarikan sampel dilakukan menggunakan metode multistage random sampling, dengan margin of error ±4,6% pada tingkat kepercayaan 95%. Pengumpulan data dilakukan secara tatap muka oleh pewawancara yang terlatih, dengan pengawasan ketat untuk menjaga kualitas data.
Dalam survei ini, masyarakat diberikan pertanyaan, “Bila pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Agam diadakan sekarang ini, siapakah pasangan calon yang akan ibu/bapak pilih di antara pasangan berikut ini?” Hasil survei menunjukkan persaingan ketat di antara pasangan calon, dengan rincian:
•Benny Warlis – M. Iqbal: 30,9%
•Andri Warman – Martias Wanto: 21,9%
•Irwan Fikri – Asra Faber: 21,1%
•Guspardi Gaus – Yogi Yolanda: 14,1%
•Tidak tahu/tidak jawab: 9%
•Rahasia: 3%
Randy Pranata Putra, Peneliti Utama Spektrum Politika Institute, menyebut bahwa dominasi pasangan Benny Warlis – M. Iqbal dalam survei ini menunjukkan penguatan dukungan di tingkat masyarakat. “Benny Warlis berhasil menarik simpati masyarakat, terutama di wilayah strategis dengan populasi pemilih tinggi. Namun, jarak yang tidak terlalu jauh dengan pasangan Andri Warman – Martias Wanto dan Irwan Fikri – Asra Faber menunjukkan bahwa dinamika politik masih sangat cair,” ungkap Randy.
Sementara itu, Andri Rusta, akademisi dari Universitas Andalas, mengomentari hasil survei ini sebagai cerminan dari tingkat keterlibatan politik masyarakat Agam yang terus meningkat. “Dengan tingginya angka dukungan kepada tiga pasangan teratas, ini mengindikasikan masyarakat semakin terpolarisasi, namun juga menunjukkan kompetisi yang sehat. Faktor kampanye, kepercayaan terhadap kandidat, dan isu lokal akan menjadi penentu utama dalam beberapa bulan ke depan,” ujar Dr. Andri.
Spektrum Politika Institute menggarisbawahi bahwa hasil survei ini hanya mencerminkan preferensi politik saat survei dilakukan dan masih dapat berubah seiring perkembangan situasi politik dan kampanye para kandidat.