Rupiah Melemah Tipis di Awal Pekan, Pasar Tunggu Keputusan BI dan The Fed

20 hours ago 4
Rupiah Melemah Tipis di Awal Pekan, Pasar Tunggu Keputusan BI dan The FedIlustrasi rupiah (Dok: KabarMakassar)

KabarMakassar.comNilai tukar rupiah dibuka melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada awal pekan ini. Berdasarkan data Refinitiv, Senin (15/09), rupiah terdepresiasi 0,06% ke posisi Rp16.385 per dolar AS.

Padahal, pekan lalu mata uang Garuda sempat menguat 0,24% dalam sepekan hingga menutup perdagangan di level Rp16.375 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) tercatat menguat 0,09% di level 97,64 pada pukul 10.00 WITA. Pada penutupan perdagangan Jumat (12/09), DXY justru melemah 0,22% ke posisi 97,55.

Pergerakan rupiah diperkirakan masih akan fluktuatif seiring sikap wait and see pelaku pasar menjelang dua agenda penting pekan ini.

Dari dalam negeri, perhatian tertuju pada hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang akan diselenggarakan pada Rabu (17/09).

Diproyeksi BI tetap menjaga ruang pelonggaran kebijakan moneter untuk mendukung pemulihan perekonomian, sekaligus mengendalikan inflasi dan stabilitas kurs.

Sepanjang tahun ini, BI telah memangkas suku bunga sebesar 100 basis poin, sehingga saat ini berada di level 5,00%.

Dari sisi eksternal, bank sentral AS (The Federal Reserve) juga akan mengumumkan hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada Selasa-Rabu waktu AS, atau Rabu-Kamis dini hari waktu Indonesia.

Investor memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga acuan untuk pertama kalinya sejak Desember 2024. Berdasarkan alat pantau CME Group FedWatch, pasar menilai terdapat peluang 93% bahwa suku bunga federal funds rate akan dipotong 25 basis poin ke kisaran 4,00%–4,25%.

Namun, sebagian kecil pelaku pasar masih membuka kemungkinan pemangkasan lebih agresif hingga 50 basis poin.

Sentimen pemangkasan suku bunga The Fed ini dinilai bisa menjadi katalis positif bagi rupiah untuk kembali menguat dalam jangka pendek.

Sementara itu, nilai tukar mata uang Asia bergerak bervariasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Senin (15/09).

Won Korea tercatat sebagai mata uang paling perkasa, sementara baht Thailand menjadi paling tertekan.

Mengutip Refinitiv, pada pukul 10.20 WITA, won Korea menguat 0,24% ke posisi KRW 1.389,44 per dolar AS. Penguatan won diikuti yen Jepang yang terapresiasi 0,08% ke level JPY 147,56 per dolar AS, serta yuan Tiongkok yang naik tipis 0,02% ke level CNY 7,1226 per dolar AS.

Sebaliknya, tekanan menimpa sejumlah mata uang lain di kawasan Asia. Baht Thailand memimpin pelemahan dengan minus 0,44% ke posisi THB 31,780 per dolar AS. Disusul peso Filipina yang melemah 0,31% ke level PHP 57,259 per dolar AS, serta rupiah yang turun tipis 0,09% ke level Rp16.390 per dolar AS.

Pergerakan campuran ini tak lepas dari menguatnya indeks dolar AS (DXY). Pada waktu yang sama, DXY naik 0,11% ke level 97,655, melanjutkan kenaikan tipis 0,02% pada perdagangan Jumat (12/09) lalu.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news