
KabarMakassar.com — Sebulan sudah laporan kasus pengeroyokan yang dialami Sampara (30) masih bergulir di Polsek Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Namun, para terduga pelaku masih bebas berkeliaran.
Korban kini menyuarakan kekecewaannya atas lambannya penanganan kasus yang membuatnya nyaris kehilangan nyawa.
Kepada wartawan, Sampara mengaku lelah karena merasa hanya dirinya yang proaktif dalam proses penyidikan.
“Saya terus yang diperiksa, Pak. Sudah sekitar lima kali. Sementara terlapor baru satu kali,” keluhnya, Jumat (6/9).
Ia berharap polisi segera bertindak tegas, bukan hanya malah memintanya bolak-balik ke kantor polisi untuk memberikan keterangan.
“Harapan saya cuma satu, tangkap cepat itu pelaku,” tegasnya.
Lambannya proses ini semakin terasa janggal saat keluarga terduga pelaku mendatangi kediaman Sampara untuk meminta damai. Akan tetapi, upaya ini ditolak tegas oleh korban. Baginya, para terduga pelaku harus tetap bertanggungjawab.
“Saya maafkan, tapi proses hukum harus tetap berjalan. Saya ini nyaris mati,” ujar Sampara.
Kunjungan ini sekaligus membantah alibi awal polisi yang sempat menyebut bahwa para pelaku berada di Kota Makassar, karena menurut keluarga, para pelaku berada di rumahnya masing-masing.
Diceritakan sebelumnya, ihwal kronologi pengeroyokan brutal ini terjadi pada Minggu, 3 Agustus 2025, sekitar pukul 23.00 WITA. Berawal saat Sampara yang sedang mengendarai motor dilempar botol air mineral oleh orang tak dikenal.
Tak lama kemudian, ia dipepet oleh tiga pelaku yang langsung menariknya dari motor dan menghajarnya secara membabi buta.
“Mata kanan saya ditinju, bibir pecah, gigi rontok. Helm saya bahkan dipakai untuk memukul wajah saya,” beber Sampara mengenang kejadian mengerikan yang baru berhenti setelah diteriaki warga sekitar.
Akibat kejadian itu, ia mengalami luka parah dan trauma mendalam. Laporan polisi pun langsung dibuat oleh korbab pada Senin (4/8/2025) dini hari.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Tamalatea, Aiptu Syarifuddin, yang sebelumnya sulit dihubungi, akhirnya memberikan keterangan. Saat dikonfirmasi, ia mengaku sedang dalam perjalanan untuk menjemput salah satu terduga pelaku.
“Saya sudah dalam perjalanan karena ada informasi salah satu terduga pelaku bernama Arman sekarang di Tamanroya. Mudah-mudahan ada di sana,” ujar Aiptu Syarifuddin melalui telepon.
Meski ada secercah harapan dengan adanya upaya penangkapan ini, Sampara mengaku masih merasa terancam. Ia berharap kepolisian benar-benar profesional menangani kasusnya hingga tuntas agar keadilan bisa ia dapatkan.