
KabarMakassar.com — Kekosongan kursi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) pasca dicopotnya Dito Ariotedjo pada Senin (08/09) memasuki pekan kedua.
Hingga hari ini, Presiden Prabowo Subianto belum mengumumkan siapa sosok penggantinya. Kondisi itu menimbulkan tanda tanya besar di kalangan publik, khususnya pemuda dan insan olahraga, tentang siapa yang akan dipercaya memimpin kementerian strategis tersebut.
Sejumlah nama mulai mencuat ke permukaan. Dari tokoh organisasi kepemudaan hingga politisi muda yang dekat dengan lingkaran Presiden Prabowo, beberapa figur disebut-sebut sebagai kandidat kuat Menpora baru.
Salah satunya adalah Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Ali Hanafiah. Dukungan untuknya datang dari berbagai elemen, termasuk Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Al-Washliyah (PP GPA), Aminullah Siagian.
Menurut Aminullah, rekam jejak Ali Hanafiah selama ini sudah cukup untuk membuktikan kapasitas kepemimpinannya. “Ali Hanafiah bukan hanya paham masalah, tapi juga punya visi dan komitmen yang jelas terhadap kemajuan pemuda. Ia dekat dengan akar rumput dan selalu hadir di tengah anak muda,” ujarnya, Senin (15/09).
Ia menambahkan, Ali Hanafiah memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan berbagai pihak. Modal inilah yang dinilai penting untuk memimpin kementerian yang harus bersentuhan dengan banyak kalangan, mulai dari organisasi kepemudaan, atlet, hingga lembaga olahraga.
“Beliau konsisten mendorong pemberdayaan pemuda berbasis daerah, menguatkan peran pemuda dalam pembangunan nasional, serta mendukung olahraga prestasi maupun rekreasi,” tambah Aminullah.
Selain nama Ali Hanafiah, muncul pula spekulasi kuat tentang kemungkinan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo yang bakal dipercaya Presiden Prabowo. Keputusan mendadak Rahayu untuk mengundurkan diri dari kursi DPR RI periode 2024–2029 memunculkan berbagai tafsir. Publik bertanya-tanya, apakah langkah itu sekadar jeda dari dunia politik atau bagian dari persiapan menuju jabatan eksekutif.
Rahayu, politisi muda Partai Gerindra sekaligus keponakan Presiden Prabowo Subianto, disebut-sebut berpeluang besar mengisi kursi Menpora. Pegiat media sosial Jhon Sitorus bahkan menjadi salah satu yang pertama menyuarakan dugaan tersebut.
“Rasanya tidak mungkin seorang seperti Rahayu Saraswati pensiun dini dari dunia politik. Dugaan saya, bisa jadi Rahayu akan mengisi pos Menpora yang masih kosong,” tulisnya di akun X, Kamis (11/9).
Nama Rahayu dianggap masuk akal mengingat kedekatannya dengan Presiden sekaligus reputasinya sebagai sosok muda yang aktif dalam isu-isu sosial. Jika benar ditunjuk, kehadiran Rahayu diperkirakan akan membawa warna baru dalam arah kebijakan kepemudaan dan olahraga Indonesia.
Sementara itu, dari parlemen, desakan agar kursi Menpora segera terisi semakin kencang. Wakil Ketua Komisi X DPR RI dari Fraksi PKB, Lalu Hadrian Irfani, menegaskan bahwa kekosongan ini tidak boleh berlarut-larut. Menurutnya, Kemenpora merupakan salah satu kementerian yang berperan vital bagi pembinaan generasi muda sekaligus pengembangan olahraga nasional.
“Sudah satu minggu posisi Menpora tidak diisi. Ini tentu bukan situasi yang ideal. Presiden perlu segera menunjuk sosok yang tepat agar roda organisasi di Kemenpora tetap berjalan maksimal,” kata Lalu Ari dalam keterangan tertulisnya, Senin (15/9).
Ia menekankan pentingnya figur Menpora baru yang bukan hanya populer, melainkan benar-benar kompeten dan punya visi.
“Yang kita butuhkan bukan hanya orang yang punya nama, tetapi orang yang betul-betul memahami kebutuhan pemuda dan olahraga kita. Harus ada komitmen tinggi untuk membangun sistem pembinaan yang lebih baik, meningkatkan prestasi atlet, dan memastikan para pemuda mendapat ruang aktualisasi yang positif,” tegasnya.
Komisi X, lanjutnya, siap berkolaborasi erat dengan Menpora baru demi memperkuat pembangunan sektor kepemudaan dan olahraga.
“Olahraga kita punya potensi luar biasa, begitu juga generasi muda Indonesia. Tinggal bagaimana negara hadir melalui kepemimpinan yang tepat. Karena itu, Presiden perlu memastikan Menpora yang ditunjuk benar-benar memiliki kapasitas dan dedikasi untuk mengabdi kepada bangsa,” ujarnya.
Di sisi lain, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) sebelumnya menyampaikan bahwa pengganti Dito sebenarnya sudah ada, namun batal dilantik karena sedang berada di luar Jakarta. Pelantikan pun dijadwalkan ulang setelah calon pengganti kembali ke ibu kota.