Sidak ke SD IKIP, Appi Larut dalam Kenangan Pendidikan Pertama

4 days ago 16
Sidak ke SD IKIP, Appi Larut dalam Kenangan Pendidikan PertamaWali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, di UPT SPF SD Inpres Kampus IKIP (Dok: Ist).

KabarMakassar.com — Inspeksi mendadak yang dilakukan Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, di UPT SPF SD Inpres Kampus IKIP, berubah menjadi sebuah perjalanan pulang kampung yang sarat kenangan.

Bagi Munafri, atau Appi sapaan akrabnya kunjungan ini bukan sekadar agenda pemerintahan, melainkan momen kembali ke titik awal perjalanan pendidikannya 38 tahun lalu.

Biasanya sidak berlangsung formal, memeriksa fasilitas, memantau kondisi sekolah, dan menilai kesiapan ruang belajar. Namun kali ini, suasananya berbeda. Appi tampak berjalan perlahan menyusuri lorong kelas, halaman sekolah, hingga sudut-sudut yang dahulu menjadi tempat ia belajar dan bermain.

“Pagi ini, saya berinisiatif mau pergi lihat ini sekolah saya dulu saya tempati belajar menimba ilmu,” ujarnya, Selasa (18/11).

Appi pertama kali menginjakkan kaki di SD IKIP pada tahun 1981 sebelum menamatkan pendidikan dasarnya pada 1987. Kunjungannya kali ini bahkan menjadi yang pertama sejak ia lulus puluhan tahun lalu. Di hadapan para guru dan jajaran sekolah, ia mengakui bahwa kedatangannya murni inisiatif pribadi: ingin kembali melihat sekolah yang membentuk pondasi pendidikannya.

Ada rasa haru ketika ia berdiri di depan ruang kelas yang pernah dihuni masa kecilnya ruang yang mengajarkannya membaca, berhitung, sekaligus bermain bersama teman-teman sebaya.

“Saya habiskan bermain di sini. Iya dulu ini cuma sekolah, terus di belakang ini lapangan,” kenangnya sambil tersenyum kecil.

Kedatangan Appi juga memiliki tujuan praktis, memastikan keaslian data ijazah dan verifikasi bahwa dirinya tercatat resmi dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik) sebagai lulusan sekolah tersebut.

“Saya punya ijazah SD Inpres IKIP. Saya di SD ini masuk sekolah, dan tamat tahun 1987,” tegasnya.

Usai menengok ruang-ruang kelas masa kecilnya, Munafri juga menceritakan perjalanan pendidikannya setelah SD melanjutkan ke SMP Negeri 3 Makassar (1987–1990), SMA Negeri 2 Makassar (1990–1993), hingga meraih gelar sarjana di Universitas Hasanuddin (1993–1999). Semua itu, katanya, bermula dari gedung sederhana yang ia kunjungi kembali hari ini.

Meski kunjungannya bersifat personal, Appi tidak menutup mata terhadap kondisi sekolah. Ia melihat masih banyak fasilitas yang perlu dikembangkan, terutama karena sekolah ini berada di bawah naungan UNM, bukan Pemerintah Kota Makassar.

“Sebenarnya banyak yang harus dibenahi, tapi kita akan lihat pola kepemilikannya seperti apa,” ujarnya.

Namun ia menegaskan, meski bukan sekolah di bawah pemkot, koordinasi tetap akan dijalankan demi memastikan fasilitas belajar tetap berkualitas.

Salah satu potensi pengembangan yang ia soroti adalah lahan luas di bagian belakang sekolah.

“Apakah pemerintah bisa intervensi? Karena di belakang lahannya masih cukup luas untuk dikembangkan. Banyak sekali bisa dibikin. Bisa dibikin sentra untuk kesenian atau kegiatan lain untuk anak-anak,” tuturnya.

Appi juga menyinggung persoalan banjir yang kerap melanda kawasan tersebut, mengingat elevasi kawasan semakin rendah.

“Yang paling penting ini naik terus karena banjir. Jadi mungkin perhatian lebih ekstra. Nanti kita akan bicara, saya coba bicara dengan rektor,” katanya.

Kunjungan ini bukan hanya perjalanan nostalgia seorang wali kota ke sekolah lamanya, tetapi juga penanda bahwa komitmen terhadap pendidikan tidak hanya dimulai dari gedung-gedung besar atau program besar melainkan juga dari menghargai ruang sederhana yang pernah menanamkan mimpi-mimpi pertama seorang murid kecil bernama Munafri Arifuddin.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news