
KabarMakassar.com – Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) kembali mencoba mengibarkan panji kebangkitannya di Sulawesi Selatan. Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Hanura Sulsel yang baru, Andi Muhammad Bau Sawa Mappanyukki, resmi dilantik bersama 50 pengurus inti dalam prosesi yang dipimpin langsung Ketua Umum DPP Hanura, Oesman Sapta Odang (OSO), di Hotel Sheraton Makassar, Sabtu (20/09).
Pelantikan ini tidak sekadar seremoni. Ia menandai babak baru perjuangan Hanura yang sempat berjaya di masa lalu, namun kini menghadapi tantangan besar untuk kembali mendapatkan kepercayaan publik.
Sejarah mencatat, Hanura pernah berada di puncak pengaruh politik Sulsel. Pada Pemilu 2009, partai ini berhasil menempatkan 65 wakil di DPRD kabupaten/kota serta meraih kursi di DPRD Sulsel. Namun, tren itu merosot tajam dalam satu dekade terakhir. Pada Pemilu 2024, Hanura hanya mampu mempertahankan satu kursi di DPRD provinsi.
Andi Muhammad Bau Sawa menyadari betul kondisi ini. Dengan latar belakang militernya sebagai mantan Pangdam Hasanuddin, ia datang membawa disiplin, strategi, dan ambisi politik. “Target kami jelas, setiap daerah pemilihan harus memiliki wakil Hanura di DPRD Sulsel, DPR RI, maupun DPRD kabupaten/kota,” tegasnya.
Struktur pengurus yang baru dilantik disebutnya hasil seleksi ketat. Mereka bukan sekadar kader, tetapi representasi tokoh-tokoh lokal yang dianggap mampu membangun basis suara di akar rumput.
“Saya diberi waktu sebulan untuk menyusun kepengurusan, dan yang berdiri di sini adalah orang-orang terbaik,” katanya.
Langkah konsolidasi ini penting mengingat peta politik Sulsel yang dinamis, dengan dominasi partai besar seperti Golkar, Gerindra, dan NasDem. Hanura butuh strategi berbeda, memadukan jejaring lama dengan semangat baru.
Bagi Andi, pilihan bergabung dengan Hanura tidak terlepas dari figur OSO, satu-satunya ketua umum partai politik asal Sulsel yang saat ini masih memimpin partai nasional. Ia menilai OSO sebagai sosok disiplin dan tegas, serta mampu menjaga garis perjuangan Hanura sebagai partai rakyat.
Di tengah tantangan politik yang makin keras, identitas kedaerahan ini diyakini bisa menjadi modal penting dalam menggalang dukungan.
Meski optimisme tinggi, jalan kebangkitan Hanura Sulsel tidak akan mudah. Fragmentasi politik, pragmatisme pemilih, hingga dominasi partai mapan menjadi tantangan nyata. Namun, dengan kepemimpinan baru, Hanura ingin membuktikan bahwa mereka bukan sekadar partai yang hidup dari nostalgia kejayaan 2009, melainkan mesin politik yang siap bekerja keras di 2029.
“Ini momentum untuk bangkit. Dengan semangat kolektif, kami yakin Hanura akan kembali menemukan tempatnya di hati rakyat Sulsel,” tutup Andi.
Sementara itu, Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin. Kehadirannya dianggap sinyal politik bahwa Hanura masih punya ruang dalam percaturan lokal. Munafri bahkan memberi pujian terbuka kepada Andi.
“Ini harapan besar. Dari sisi silsilah, beliau adalah bangsawan 24 karat. Saya rasa ketua umum tidak salah memilih pemimpin di Sulsel. Kami di Makassar selalu mendapat dukungan dari Hanura, dan ke depan kami siap bersinergi membangun pemerintahan yang lebih baik,” pungkasnya.