Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar ketika menggelar konferensi pers di Menara UMI (Dok: Nofi KabarMakassar)KabarMakassar.com — Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar gerak cepat membantu penanganan korban banjir dan longsor di Sumatera.
Bahkan Wali Kota Sibolga, Sumatera Utara (Sumut), Akhmad Syukri Nazry Penarik meminta kepada UMI untuk mengutus tambahan tim medis.
Permintaan tersebut terungkap saat digelar konferensi pers di Menara UMI yang dihadiri oleh para petinggi UMI.
Wali Kota Sibolga, Akhmad Syukri Nazry Penarik nampak melakukan video call dan memberitahukan kondisi terkini pascabencana.
Akhmad Syukri menyampaikan, sampai dengan hari ke-11 setelah banjir dan longsor ada sebanyak 4 orang belum ditemukan atau dinyatakan hilang karena tertimbun material longsor serta tercatat ada 54 korban yang meninggal dunia.
Hadir dalam konferensi pers tersebut Rektor UMI, Prof Hambali Thalib, Wakil Rektor II UMI, Prof Zakir Sabara, Ketua Pembina Yayasan Wakaf UMI, Prof Mansyur Ramli, serta Ketua Yayasan Wakaf UMI, Prof Masrurah Mokhtar.
Lebih lanjut Wali Kota Sibolga menyampaikan, sekitar 4.500 penduduk juga terpaksa mengungsi akibat rumah mereka rusak atau terendam. Situasi semakin sulit karena hujan masih terus mengguyur wilayah tersebut.
“Hujan dan masih terjadi banjir lagi Prof hari ini,” ucap Wali Kota Sibolga, Akhmad Syukri melalui sambungan video call kepada Rektor UMI, Prof Hambali, pada Minggu (07/12).
Ia menambahkan bahwa rumah sakit milik Pemerintah Kota (Pemkot) Sibolga tak lagi mampu menampung lonjakan pasien dari kalangan pengungsi. Kondisi kesehatan para warga yang mengungsi juga mulai memburuk.
Oleh sebab itu, Wali Kota Sibolga, meminta kepada pihak UMI untuk membantu menurunkan tambahan tim medis, karena dukungan tenaga medis tambahan mampu memperkuat penanganan korban bencana terkhususnya di wilayah yang terdampak.
“Sudah banyak warga yang mengungsi, banyak juga yang sakit. Sehingga membutuhkan lebih banyak lagi tim medis,” ujar Akhmad.
Menanggapi permintaan tersebut, Rektor UMI, Prof Hambali menegaskan komitmen pihaknya untuk memberikan bantuan lanjutan.
“Beberapa hari lalu kami telah mengirim empat tim medis. Saat ini civitas akademika UMI juga tengah menggalang dana untuk membantu para korban,” tuturnya.
Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran UMI, dr. Irna Diana Kartika, mengatakan jika UMI telah menyiapkan pengiriman tim medis tambahan yang pekan depan, tepatnya pada hari Rabu dijadwalkan berangkat.
“Jadi, dokter spesialis bedah dan anestesi turut menjadi prioritas pengiriman, karena banyak korban yang mengalami luka terbuka karena benturan material ketika banjir,” paparnya.
Tim dokter UMI kini bahu-membahu dengan tenaga medis setempat, mendirikan rumah sakit darurat dari tenda dan perlengkapan lapangan demi memastikan para penyintas tetap mendapat perawatan.
Selain tenaga kesehatan, UMI juga menyalurkan bantuan berupa Rp60 juta dan 250 kilogram obat-obatan, sebagai wujud kepedulian untuk meringankan beban warga yang terdampak bencana.


















































