Motor Modif Hingga Miniatur Moge saat menghiasi acara "Expression Art" MAN Jeneponto. Dok. IstKabarMakassar.com — Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kabupaten Jeneponto sukses menutup kegiatan pembelajaran semester ganjil dengan perhelatan akbar bertajuk “Expression Art”.
Acara yang dihadiri oleh Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Jeneponto ini membuktikan bahwa pendidikan seni tidak harus kaku, melainkan bisa menjadi platform kurikuler yang membuka “keran” bagi ekspresi unik dan gairah siswa.
Kepala MAN 1 Jeneponto, Dr. Ihdiana, S.Pd., M.Pd.I., menyatakan bahwa inisiatif ini berakar dari keinginan kuat sekolah untuk mengakomodasi kurikulum seni budaya dengan cara yang inovatif dan relevan dengan minat generasi muda.
“Anak-anak dibukakan ruang untuk mengungkapkan, mengekspresikan jiwa seni mereka. Ini sebenarnya ada dalam jadwal atau kurikulum yang dibuat oleh pemerintah, dan kita mengakomodir itu, melaksanakan itu dalam bentuk yang agak unik,” Jelas Dr. Ihdiana saat dikonfirmasi di ruang kerjanya pada Rabu kemarin (25/11).
Dr. Ihdiana menekankan bahwa aspek terpenting dari kegiatan ini adalah kebebasan total yang diberikan kepada siswa dalam menentukan jenis seni yang akan mereka tampilkan.
Pendekatan ini, menurutnya, memastikan bahwa setiap karya adalah manifestasi murni dari gairah dan bakat alami.
“Kami melaksanakan itu [kurikulum] dalam bentuk yang agak unik… Jadi, anak-anak itu boleh memilih seni apa yang akan mereka tampilkan. Ini untuk memotivasi anak-anak, karena kreativitas itu tidak bisa dipaksakan, harus lahir dari minat mereka sendiri.”
“Expression Art” tahun ini menampilkan spektrum karya yang luas, melampaui batas-batas seni tradisional dan menyentuh ranah minat kontemporer siswa, seperti seni pertunjukan.
Dalam kegiatan ini, Siswa menampilkan kreasi seni tari baru, ditantang untuk menciptakan dan mengeksplorasi gerakan yang dipentaskan dalam kegiatan pameran.
Selain kegiatan tersebut, para Siswa juga menggelar seni rupa klasik, yang mana pameran ini mencakup seni lukis dua dimensi dan seni rupa tiga dimensi yang menunjukkan keterampilan teknis siswa.
Menariknya, kegiatan ini juga menggelar kreasi rupa inovatif. Ia menyebut para siswa memamerkan miniatur-miniatur yang mendetail, seperti miniatur pesawat dan miniatur Motor Gede (Moge), sebuah penerapan keterampilan seni rupa tiga dimensi.
Terakhir puncak keunikan dari kegiatan tahun ini, sebagaimana disampaikan Dr. Ihdiana, adalah kreasi siswa yang berfokus pada dunia otomotif. Dengan berbagai type dan merek motor.
“Untuk tahun ini, mereka berkreasi untuk memodifikasi atau mendandani motor-motor yang mereka miliki,” ungkapnya.
Dengan mengizinkan siswa memamerkan modifikasi motor dan miniatur, MAN 1 Jeneponto di bawah kepemimpinan Dr. Ihdiana mengirimkan pesan kuat bahwa pendidikan seni dapat dan harus berintegrasi dengan minat kontemporer siswa, sekaligus menjadi jembatan efektif antara kurikulum formal dan passion pribadi.


















































