32 Tahun Menabung, Tukang Becak di Jeneponto Ajak Istri Naik Haji

6 hours ago 3
32 Tahun Menabung, Tukang Becak di Jeneponto Ajak Istri Naik Haji Ramli Bin Yusuf (55) dan Bone Binti Saing (50) saat dikunjungi di kediamannya (Dok : Ullah KabarMakassar).

KabarMakassar.com — Seorang tukang becak asal Dusun Bungung Carammeng, Samataring, Kelara, Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan, akhirnya dapat menunaikan ibadah Haji tahun ini.

Impian itu berhasil diraih Ramli Bin Yusuf (55), setelah menabung selama 32 tahun atau sejak awal pernikahannya bersama Bone Binti Saing (50) di tahun 1993.

“Saya menikah tahun 1993, saya bawa istri ke Makassar cari uang ngayuh becak, disitulah kami mulai menabung uang untuk berangkat haji,” kata Ramli saat ditemui di kediamannya belum lama ini.

Setelah pernikahannya, Ramli bersama Bone berusaha menyisihkan sedikit demi sedikit uang dari hasil jerih payahnya. Bahkan, setiap harinya kedua pasangan ini rela menyisihkan uang hasil keringatnya sebanyak Rp40 ribu.

“Istri biasa nabung Rp40 ribu per hari karena pendapatan dari hasil ngayuh becak biasanya hanya Rp70 ribu,” ungkapnya.

Selama 18 tahun, kedua pasangan ini berhasil menabung uang sebanyak Rp 50 juta hingga akhirnya uang tabungan itu pun ditarik dan digunakan mendaftar calon Jamaah Haji.

“Tahun 2011 bulan Juni saya mulai mendaftar, uang pendaftaran saya dan istri masing-masing Rp 25 juta lebih, tapi lama kita kumpulkan itu uang,” jelasnya.

Dirasa uangnya belum cukup, Ramli pun tak patah arang untuk menunaikan rukun Islam yang kelima bersama sang istri dan tetap berusaha menabung untuk mencukupi biaya hajinya.

Tak pelak, usaha yang dijalaninya ternyata berhasil hingga akhirnya keduanya dipanggil ke Baitullah pada Tahun ini.

Bahkan dari hasil usahanya itu, Ayah dua anak ini juga berhasil membeli rumah dan tanah dari hasil becak. Terlebih lagi, juga berhasil menyekolahkan satu orang anaknya hingga menjadi sarjana.

“Daftar haji semua hasil becak, tidak ada campuran, rumah dan tanah hasil kayuh becak. Tidak pernah mengalah saya itu, langsung siap terus cari uang,” bebernya.

Ramli bahkan menceritakan pengalamannya saat mengawali profesinya sebagai tukang becak. Kala itu, Ia memulai usahanya dengan menyicil becak senilai Rp 1000 perbulan dengan jangka waktu selama 2 tahun.

Selama itu pula, Ia bersama sang istri harus rela menempati kontrakan sederhana yang terletak di Jl. Ujungpandang Baru, Makassar. Namun niatnya untuk berangkat ke tanah suci tak menyurutkan semangatnya dengan kendala yang dihadapinya.

Akan tetapi seiring waktu berjalan, pendapatan Ramli semakin hari kian merosot, karena dampak kemajuan alat transportasi modern. Alhasil, Ramli terpaksa harus rela beralih ke Motor Becak (Bentor).

Alih-alih pendapatannya kembali normal, Ramli hanya mampu mengais Rp30 ribu perhari, akibat banyaknya kendaraan modern.

“Kalau sekarang penghasilanku sisa Rp30 ribu per hari karena banyakmi ojek online,” tuturnya.

Kini, Ramli dan istri sudah tiga bulan menetap di kampung halaman sembari mengurus dokumen keberangkatannya ke Madinah pada 30 Mei 2025 melalui embarkasi Makassar.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news