IHSG Terkoreksi 2,46% Pekan Ini, Kapitalisasi Pasar dan Aktivitas Transaksi Tergerus

2 weeks ago 2

banner 468x60

KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan pelemahan signifikan sepanjang pekan ini dengan koreksi sebesar 2,46 persen, menutup perdagangan pada level 7.505,26 pada Jumat (1/11).

Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa tekanan terhadap IHSG juga menyebabkan penurunan pada kapitalisasi pasar saham nasional yang tergerus 2,23 persen, atau turun dari Rp12.888 triliun menjadi Rp12.601 triliun.

Pemprov Sulsel

Koreksi IHSG kali ini terjadi di tengah dinamika pasar yang dipengaruhi oleh beragam sentimen global, termasuk ketidakpastian ekonomi global, kondisi geopolitik, dan sentimen domestik yang kompleks.

Tekanan ini mengakibatkan investor lebih berhati-hati dalam bertransaksi. Meski secara umum indeks mengalami tekanan, sejumlah saham dari sektor konsumer non-primer, industri, hingga keuangan berhasil membukukan kenaikan harga yang cukup signifikan selama pekan ini.

Saham Top Gainers: Sektor Konsumer dan Industri Tampil Perkasa

Dalam kondisi IHSG yang terkoreksi, sejumlah saham mencatatkan kinerja impresif. Saham PT Jakarta International Hotels & Development Tbk (JIHD) berhasil mencatatkan kenaikan tertinggi pekan ini dengan lonjakan harga hingga 152,66 persen, membawa saham ini ke level Rp950 per saham. Saham JIHD menarik perhatian investor karena penguatan yang luar biasa di tengah pelemahan IHSG.

Mengikuti jejak JIHD, saham PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO) juga mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 140,74 persen, mendorong harga sahamnya ke level Rp260 per saham. Selain itu, saham PT Fortune Indonesia Tbk (FORU) juga mencatatkan kenaikan drastis sebesar 102,90 persen, hingga mencapai Rp7.000 per saham, menempatkannya sebagai saham dengan kenaikan tertinggi ketiga pekan ini.

Berikut daftar lengkap 10 saham top gainers IHSG selama pekan ini:
1. PT Jakarta International Hotels & Development Tbk (JIHD): naik 152,66 persen
2. PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO): naik 140,74 persen
3. PT Fortune Indonesia Tbk (FORU): naik 102,90 persen
4. Sona Topas Tourism Industry Tbk (SONA): naik 68,33 persen
5. Golden Plantation Tbk (POLU): naik 58,87 persen
6. PT Perdana Karya Perkasa Tbk (KONI): naik 52,25 persen
7. Sekar Laut Tbk (SKLT): naik 47,98 persen
8. Duta Kirana Finance Tbk (DKFT): naik 41,72 persen
9. Eratex Djaja Tbk (ERTX): naik 30,43 persen
10. Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC): naik 28,69 persen

Penurunan Aktivitas Transaksi Harian dan Volume Perdagangan Bursa

Tekanan terhadap IHSG beriringan dengan penurunan aktivitas transaksi di Bursa. Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, mengungkapkan bahwa rata-rata nilai transaksi harian di Bursa turun 5,4 persen pekan ini menjadi Rp11,31 triliun, dibandingkan Rp11,96 triliun pada pekan sebelumnya. Penurunan ini menunjukkan adanya penurunan minat perdagangan dan tingkat likuiditas yang lebih rendah dibandingkan pekan-pekan sebelumnya.

Selain itu, frekuensi transaksi harian turut mengalami penurunan sebesar 7,61 persen dari 1,372 juta kali transaksi menjadi 1,268 juta kali transaksi. Penurunan ini menandakan bahwa investor cenderung lebih berhati-hati dalam menghadapi kondisi pasar yang sedang bergejolak. Volume perdagangan harian juga mengalami koreksi cukup tajam sebesar 21,39 persen, turun dari 27,31 miliar lembar saham menjadi 21,47 miliar lembar saham.

Di tengah pelemahan IHSG, pergerakan investor asing menjadi sorotan. Pekan ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp114,90 miliar. Meskipun demikian, secara akumulatif sepanjang tahun 2024, investor asing masih mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp38,254 triliun. Ini menunjukkan bahwa meski pekan ini asing melakukan aksi jual, secara tahunan minat investor asing terhadap pasar saham Indonesia masih relatif kuat.

Kautsar Primadi Nurahmad menyatakan bahwa nilai jual bersih investor asing pekan ini sebagian besar didorong oleh sentimen global yang memengaruhi dinamika pasar modal di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

“Investor asing masih memandang pasar Indonesia sebagai tujuan investasi jangka panjang, namun aksi jual ini menunjukkan kehati-hatian di tengah ketidakpastian yang sedang berlangsung,” ujar Kautsar.

Para analis memprediksi bahwa volatilitas IHSG masih akan berlanjut dalam beberapa pekan ke depan, seiring dengan tekanan dari ketidakpastian global yang belum mereda dan tantangan ekonomi domestik.

Berbagai faktor eksternal, termasuk kebijakan moneter bank sentral global dan isu-isu geopolitik, masih dipandang sebagai risiko yang memengaruhi pasar modal dalam negeri.

Kondisi ekonomi dalam negeri juga memengaruhi pergerakan IHSG, terutama dengan meningkatnya ekspektasi terhadap inflasi domestik yang diikuti oleh tekanan pada nilai tukar rupiah.

Harga-harga komoditas pangan yang cenderung meningkat belakangan ini turut menambah kekhawatiran pasar akan inflasi yang bisa lebih tinggi. Stabilitas rupiah yang berfluktuasi memberikan tantangan tersendiri bagi pelaku pasar dalam menjaga nilai portofolio mereka.

Meskipun demikian, sektor konsumer dan industri yang mencatatkan kinerja positif pekan ini menandakan adanya peluang bagi para investor, terutama mereka yang memiliki pandangan jangka panjang.

Sejumlah emiten di sektor-sektor ini terbukti mampu menarik minat investor, meski IHSG sedang terkoreksi. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar masih melihat potensi pertumbuhan pada sektor-sektor tertentu yang dinilai mampu bertahan di tengah kondisi ekonomi yang penuh tantangan.

Langkah-Langkah Pengendalian Stabilitas Pasar

Bursa Efek Indonesia menyatakan bahwa pihaknya akan terus memantau pergerakan pasar dan menjaga stabilitas di tengah volatilitas yang sedang berlangsung. BEI juga mengingatkan investor untuk tetap memperhatikan risiko pasar dan mempertimbangkan strategi diversifikasi dalam menghadapi ketidakpastian yang tinggi.

Bank Indonesia (BI) juga diperkirakan akan mempertimbangkan langkah-langkah untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah, yang bisa berdampak pada sentimen positif bagi IHSG.

Dalam jangka pendek, pasar saham Indonesia diperkirakan masih akan menghadapi volatilitas, namun para analis menilai bahwa jika kondisi ekonomi global dan dalam negeri berangsur stabil, IHSG berpotensi untuk kembali pulih. Investor juga diharapkan terus memantau perkembangan pasar serta mengambil keputusan investasi berdasarkan analisis yang matang.

Dengan demikian, diharapkan investor dapat meraih peluang yang ada tanpa harus terpengaruh oleh tekanan jangka pendek di pasar modal.

PDAM Makassar

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news