Beranda Berita Utama Program Makan Bergizi Gratis Jangkau 16.521 Pelajar di Makassar

KabarMakassar.com — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus berjalan dan kini telah menjangkau 16.521 pelajar dari berbagai tingkat pendidikan di Makassar.
Saat ini, program unggulan Pemerintah Kota Makassar tersebut sudah diterapkan di lima kecamatan, yakni Panakkukang, Manggala, Mamajang, Biringkanaya, dan Rappocini.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, Nielma Palamba, mengungkapkan bahwa penerima manfaat MBG akan terus bertambah hingga mencakup seluruh peserta didik di kota ini.
“Minggu ini, program MBG kembali menyasar Kecamatan Rappocini dengan jumlah penerima 3.378 siswa. Hingga kini, baru lima kecamatan yang masuk dalam cakupan program, tetapi akan terus diperluas,” ujar Nielma, Sabtu (22/02).
Seiring dengan perkembangannya, program MBG juga mengalami beberapa perubahan, salah satunya dalam hal penyajian makanan.
Jika sebelumnya makanan disajikan menggunakan wadah plastik sekali pakai, kini telah beralih ke ompreng yang dapat digunakan kembali.
“Sekarang sudah pakai ompreng, lebih efisien dan selaras dengan program Low Carbon City. Sebelumnya, wadah plastik hanya bisa dipakai maksimal tiga kali sebelum dibuang, sementara ompreng bisa dicuci dan digunakan berulang kali,” jelasnya.
Ke depan, Pemkot Makassar akan menerapkan MBG secara bertahap di seluruh sekolah. Secara keseluruhan, program ini menargetkan 218.042 pelajar dari jenjang TK, SD, hingga SMP.
“Bisa dibayangkan bagaimana mobilisasi distribusinya, dari pengantaran hingga proses di dapur umum. Ini tantangan besar, tetapi kami siap memastikan program ini berjalan optimal,” kata Nielma.
Dalam pelaksanaannya, menu MBG telah disusun berdasarkan standar gizi yang ketat dan disesuaikan agar tetap bervariasi setiap harinya. Namun, Nielma menyoroti kebiasaan sebagian siswa yang masih enggan mengonsumsi sayur.
“Kami menemukan beberapa anak yang tidak menyentuh sayur saat menerima MBG. Ini jadi perhatian bagi orang tua agar mulai membiasakan anak-anaknya mengonsumsi makanan sehat,” tambahnya.
Untuk memastikan efektivitas program ini, Disdik Makassar juga mendata siswa yang memiliki alergi terhadap makanan tertentu agar bisa diberikan menu khusus.
Selain itu, akan dilakukan evaluasi rutin terhadap berat badan, tinggi badan, serta tingkat intelegensi siswa setelah satu bulan program berjalan.
“Bukan hanya soal kenyang, tapi kesehatan anak juga harus terjamin. Apakah ada peningkatan berat badan, tinggi badan, hingga penurunan angka stunting? Itu semua menjadi indikator keberhasilan MBG,” tutupnya.