
KabarMakassar.com – Ribuan warga Kota Makassar tumpah ruah memadati Lapangan Karebosi pada Jumat pagi (06/06) untuk melaksanakan Salat Idul Adha 1446 Hijriah.
Gema takbir yang menggema bersatu dengan lantunan doa, menghadirkan suasana syahdu yang menyentuh kalbu. Salat Id kali ini dipimpin langsung oleh Imam asal Timur Tengah, Syekh Dr. Nawwaf Al-Haarisy, yang membacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an dengan penuh kekhusyukan.
Namun, suasana menjadi lebih mengharukan saat Ustadz Das’ad Latif naik mimbar menyampaikan ceramah Idul Adha. Dai yang dikenal luas dengan gaya dakwah yang lugas namun menyentuh itu mengajak jamaah merenungi pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS.
Ia menekankan bahwa kisah tersebut bukan hanya sejarah, melainkan cermin kehidupan yang harus dihidupkan kembali dalam keluarga muslim masa kini.
“Cinta kepada Allah harus melebihi segalanya. Lihatlah bagaimana Nabi Ibrahim rela mengorbankan anaknya, dan Ismail bersedia menerima perintah Allah dengan lapang dada. Itulah teladan sejati yang harus kita warisi,” tegas Ustadz Das’ad dalam khutbahnya di hadapan ribuan jamaah.
Ia juga mengingatkan bahwa godaan setan senantiasa hadir dalam kehidupan, tak pandang usia atau peran dalam keluarga. Karenanya, ia menyerukan pentingnya menjaga iman, serta menunjukkan rasa syukur melalui tindakan, bukan hanya ucapan.
“Kalau sudah jadi kepala dinas, sekda, atau sudah lunas utang, bersyukurlah! Tapi jangan cukup dengan ucapan. Buktikan dengan salat, buktikan dengan sedekah!” serunya, yang disambut anggukan para jamaah.
Ceramah itu ditutup dengan lantunan ayat “Fabiayyi aalaa’i rabbikumaa tukazzibaan”, sebagai pengingat akan luasnya nikmat Allah yang tak patut diingkari.
Usai Salat Id, Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin turut memberikan pesan Idul Adha yang menekankan pentingnya menumbuhkan semangat pengorbanan dan kepedulian sosial. Menurutnya, esensi kurban bukan hanya pada ritual penyembelihan, melainkan pada nilai ketulusan dan kepedulian kepada sesama.
“Idul Kurban itu mengajarkan ikhlas dan tulus. Ketika kita memberi dengan hati yang ikhlas, maka kebaikan akan kembali kepada kita dalam bentuk yang lebih besar,” ujar Munafri dengan tenang namun penuh makna.
Ia mengajak masyarakat menjadikan hari raya ini sebagai momentum berbagi, bukan hanya kepada keluarga, tetapi kepada mereka yang jarang tersentuh kebahagiaan.
“Lapangan Karebosi hari ini bukan hanya tempat salat. Ia adalah ruang harapan, ruang berbagi, dan ruang penyatuan hati warga Makassar,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Wali Kota Makassar Aliyah Mustika Ilham menyampaikan bahwa Idul Adha menjadi titik temu bagi seluruh elemen masyarakat untuk saling menguatkan. Ia menekankan bahwa Idul Adha bukan semata ritual, tetapi juga momen mempererat empati dan solidaritas sosial.
“Hari ini kita bukan hanya menunaikan ibadah, tapi juga menguatkan rasa sebagai satu keluarga besar. Mari jaga nilai-nilai berbagi dan rela berkorban agar tetap hidup dalam keseharian kita,” kata Aliyah.
Tak hanya ibadah, Pemerintah Kota Makassar turut menginisiasi pembagian daging kurban ke berbagai titik, dengan prioritas kepada warga prasejahtera, lansia, dan pekerja harian. Hal ini menjadi wujud nyata dari semangat berbagi yang diusung pemerintah dalam setiap perayaan besar keagamaan.
Suasana di Lapangan Karebosi pagi itu tak hanya religius, tetapi juga penuh kehangatan. Anak-anak tampak berlarian usai salat, sementara orang tua saling bersalaman, mempererat silaturahmi.
Banyak warga menyempatkan diri untuk saling berbagi makanan ringan, bahkan foto bersama dengan latar masjid darurat yang dipasang panitia salat Id.
Dengan khidmatnya pelaksanaan Idul Adha kali ini, Pemerintah Kota Makassar ingin memastikan bahwa nilai-nilai keikhlasan, pengorbanan, dan cinta terhadap sesama tak hanya menjadi slogan sesaat. Namun menjadi gaya hidup yang terus dirawat sepanjang tahun.
Makassar tak hanya merayakan Idul Adha dengan ritual, tapi menjadikannya momentum menguatkan hati, membasuh luka sosial, dan mengukuhkan cinta antar sesama.