IHSG Tertekan, Kapitalisasi Pasar dan Transaksi Saham Ikut Menyusut

7 hours ago 2

banner 468x60

KabarMakassar.com — Pasar saham Indonesia kembali menghadapi tekanan signifikan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus mengalami pelemahan dan pada perdagangan akhir pekan, Jumat (14/3), ditutup anjlok 1,98% ke level 6.515,63.

Penurunan ini memperpanjang tren negatif IHSG sepanjang pekan, yang secara keseluruhan melemah sebesar 1,81% dibandingkan posisi pekan lalu di angka 6.636.

Pemprov Sulsel

Sejalan dengan pelemahan indeks, kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga mengalami penyusutan.

Data mencatat, kapitalisasi pasar turun 1,87% menjadi Rp11.235 triliun dari sebelumnya Rp11.450 triliun. Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian di bursa selama periode 10–14 Maret 2025 anjlok hingga 28,43%, turun dari Rp13,14 triliun menjadi Rp9,40 triliun.

Arus dana asing juga terus menunjukkan tren keluar dari pasar saham Indonesia. Pada perdagangan Jumat (14/3), investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp1,77 triliun. Jika dihitung sejak awal tahun 2025, total nilai jual bersih asing sudah mencapai Rp26,04 triliun.

Selain itu, aktivitas perdagangan saham juga mengalami perlambatan. Rata-rata frekuensi transaksi harian mengalami penurunan sebesar 1,48%, dari sebelumnya 1,10 juta kali transaksi menjadi 1,09 juta kali transaksi. Rata-rata volume transaksi harian pun turun 12,94%, dari 19,88 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya menjadi 17,31 miliar lembar saham.

Meskipun IHSG berada dalam tekanan, BEI tetap mencatatkan pencatatan perdana saham dari dua perusahaan baru pada awal pekan ini, Senin (10/3). PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) resmi melantai di papan utama BEI.

Perusahaan yang bergerak di industri jasa pertambangan ini mengantongi dana segar sebesar Rp132,34 miliar melalui penawaran saham perdana (IPO). MINE menjadi perusahaan ke-9 yang tercatat di BEI sepanjang tahun 2025.

Di sisi lain, PT Jantra Grupo Indonesia Tbk (KAQI) juga mencatatkan sahamnya di papan pengembangan BEI pada hari yang sama. KAQI merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perawatan, perbaikan, dan perdagangan suku cadang serta aksesori kendaraan.

Dalam pencatatan perdananya, KAQI berhasil menghimpun dana sebesar Rp53,1 miliar. Dengan pencatatan ini, KAQI menjadi perusahaan ke-10 yang resmi tercatat di BEI sepanjang tahun 2025.

Tak hanya saham, instrumen surat utang juga turut mengalami pergerakan. Pada Jumat (14/3), Sukuk Wakalah Bi Al-Istitsmar Berkelanjutan I CIMB Niaga Auto Finance Tahap II Tahun 2025 mulai dicatatkan di BEI.

Sukuk ini memiliki nilai nominal pokok sebesar Rp1,6 miliar dan mendapatkan peringkat AA+ (idn) atau Double A Plus dari PT Fitch Ratings Indonesia. Dalam penerbitan ini, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bertindak sebagai Wali Amanat.

Secara keseluruhan, total emisi obligasi dan sukuk yang telah tercatat di BEI sepanjang tahun 2025 mencapai 23 emisi dari 16 emiten dengan total nilai Rp27,92 triliun.

Hingga saat ini, jumlah total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI mencapai 602 emisi dengan nilai outstanding sebesar Rp483,20 triliun dan US$105,75 juta, yang diterbitkan oleh 134 emiten.

Selain itu, Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI berjumlah 192 seri dengan nilai nominal Rp6.190,33 triliun dan US$502,10 juta. Sementara itu, sebanyak delapan emisi Efek Beragun Aset (EBA) dengan nilai Rp2,41 triliun juga telah tercatat di bursa.

Anjloknya IHSG pekan ini dipengaruhi oleh berbagai sentimen negatif. Salah satu faktor utama adalah meningkatnya tensi perang dagang global yang berpotensi memperbesar tekanan terhadap indeks dalam jangka pendek hingga menengah. Di sisi lain, pasar saham Indonesia juga mengalami tekanan akibat arus keluar dana asing yang terus berlanjut.

Sementara itu, aset yang dianggap sebagai tempat perlindungan di tengah ketidakpastian ekonomi global (safe haven asset) justru mencetak rekor tertinggi. Harga emas, misalnya, mencapai titik tertinggi sepanjang sejarah (New All-Time High), mencerminkan meningkatnya kekhawatiran investor terhadap kondisi pasar keuangan.

Dengan kondisi ini, pelaku pasar akan terus mencermati perkembangan global maupun domestik yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG ke depan. Keputusan investor, baik domestik maupun asing, dalam menyikapi ketidakpastian ini akan menjadi faktor kunci dalam menentukan arah pasar saham Indonesia dalam beberapa waktu mendatang.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news