
KabarMakassar.com — Tragedi kecelakaan kapal kembali terjadi di perairan Indonesia. Kali ini, KM Barcelona V yang melayani rute Manado–Tahuna terbakar hebat di perairan Talise, Sulawesi Utara, Minggu (20/7) siang.
Peristiwa nahas itu mengakibatkan tiga orang meninggal dunia, sementara dua lainnya masih dalam proses pencarian.
Musibah ini menambah deretan panjang kecelakaan kapal penumpang yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Hanya berselang hitungan pekan dari insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali, tragedi kembali merenggut korban jiwa di laut Indonesia.
Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Syaiful Huda, mengaku prihatin dan mendesak pemerintah, khususnya Kementerian Perhubungan, untuk segera mengambil langkah konkret memperbaiki sistem keselamatan pelayaran nasional.
“Kami sangat prihatin dengan terus berulangnya kecelakaan kapal penumpang beberapa waktu terakhir. Belum tuntas masalah tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali, kini KM Barcelona terbakar di perairan Talise yang juga meminta korban jiwa,” ujar Huda, Senin (21/7).
Ia menilai insiden demi insiden yang terjadi menunjukkan bahwa pengawasan dan penegakan standar keselamatan kapal masih sangat lemah. Menurutnya, hampir seluruh kecelakaan kapal di Indonesia bisa dicegah jika standar operasional dan pengawasan dijalankan secara konsisten dan ketat.
“Berdasarkan data yang ada, hampir 90 persen kecelakaan kapal di Indonesia dipicu oleh faktor kelalaian manusia. Artinya, jika ada pengawasan ketat dari pihak berwenang, maka potensi kecelakaan fatal yang bisa merenggut nyawa manusia bisa ditekan seminimal mungkin,” katanya.
Kebakaran KM Barcelona V terjadi sekitar pukul 13.30 WIB. Beberapa penumpang sempat terlihat melompat ke laut setelah mengenakan pelampung, saat bagian atas kapal mulai mengeluarkan asap hitam pekat disertai kobaran api. Evakuasi darurat pun dilakukan oleh Tim SAR dan masyarakat setempat.
Syaiful Huda menyoroti pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap prosedur operasional kapal penumpang, mulai dari kelayakan mesin hingga kapasitas muatan. Ia menyebut kelalaian seperti kurangnya perawatan mesin, kelebihan muatan, hingga perhitungan stabilitas kapal yang tidak memadai sebagai faktor utama yang kerap berujung pada tragedi.
“Kami menilai perlu evaluasi dan perbaikan SOP pelayaran menyangkut prosedur muatan, pengelolaan navigasi, hingga perawatan kapal. Selain itu, harus dipastikan jumlah penumpang dan barang sesuai dengan kapasitas kapal,” tegas legislator PKB dari Dapil Jawa Barat VII itu.
Ia juga menggarisbawahi perlunya investigasi mendalam terkait insiden kebakaran tersebut. Menurutnya, pemerintah tidak bisa lagi bersikap reaktif dan hanya bertindak saat musibah sudah terjadi.
“Kita tidak bisa membiarkan insiden demi insiden yang terjadi pada transportasi laut. Kebakaran ini menunjukkan masih lemahnya sistem keselamatan dan perlindungan penumpang transportasi laut. Usut tuntas kebakaran kapal ini. Cari tahu sumber awal kebakaran dan apa penyebabnya. Detail waktu awal kebakaran hingga proses evakuasi harus jelas dan terbuka,” katanya.
Huda juga mengapresiasi aksi cepat warga sekitar serta Tim SAR yang segera merespons kejadian. Menurutnya, kolaborasi cepat di lapangan membantu meminimalkan jumlah korban.
“Kami menyampaikan apresiasi kepada warga yang tanpa ragu membantu proses evakuasi. Juga kepada seluruh tim SAR dan pihak terkait yang segera mengirimkan bantuan serta mengevakuasi korban luka ke rumah sakit,” pungkasnya.