KabarMakassar.com — Angin duduk, menurut Alodokter merujuk pada rasa nyeri maupun tidak nyaman di dada yang terjadi akibat berkurangnya pasokan darah yang mengalir ke otot jantung.
Walau sering dianggap sebagai kondisi yang tidak terlalu serius karena gejalanya mirip dengan gangguan ringan, penting untuk diketahui jika angin duduk sebenarnya berkaitan erat dengan masalah jantung yang lebih serius.
Oleh sebab itu, meskipun gejalanya nampak sederhana, kondisi tersebut perlu segera mendapatkan perhatian medis agar tidak berkembang menjadi masalah yang lebih fatal lagi.
Angin duduk bisa diobati melalui perawatan medis yang diberikan oleh dokter juga dengan menerapkan gaya hidup sehat. Dengan penanganan yang tepat, maka seseorang yang mengalami angin duduk bisa mengurangi risiko terjadinya komplikasi yang lebih berbahaya.
Angin duduk bisa tejadi saat pembuluh darah yang membawa darah ke jantung, yang dikenal sebagai pembuluh darah koroner, mengalami penyempitan.
Pembuluh darah koroner mempunyai peran penting dalam mengalirkan darah yang kaya akan oksigen ke otot jantung, dimana memungkinkan jantung untuk memompa darah dengan efektif dan menjaga tubuh tetap berfungsi dengan baik.
Tetapi, ketika pembuluh darah koroner mengalami penyempitan, maka pasokan oksigen ke otot jantung bisa terhambat, yang dapat menyebabkan jantung tidak mampu memompa darah dengan efisien.
Kondisi tersebut umumnya disebut sebagai penyakit jantung koroner, yaitu gangguan serius pada jantung. Penyebab utama dari penyakit jantung koroner sendiri ialah pembentukan plak, yakni tumpukan lemak, yang menumpuk di dinding pembuluh darah koroner dalam suatu proses yang dikenal sebagai aterosklerosis.
Akibat dari penyempitan pembuluh darah tersebut, aliran darah yang menuju jantung bisa semakin terbatas, terutama saat penderita melakukan aktivitas fisik atau bekerja lebih keras, yang dapat memperburuk kondisi ini.
Angin duduk juga dapat disebabkan oleh terjadinya spasme atau kejang pada pembuluh darah koroner, yang dikenal dengan istilah angina varian atau angina Prinzmetal.
Pada kondisi tersebut, aliran darah yang mengalir ke jantung terganggu karena pembuluh darah mengalami penyempitan secara sementara.
Hal tersebut menyebabkan pasokan darah yang dibutuhkan oleh jantung berkurang untuk sementara waktu. Akibatnya, penderita dapat merasakan nyeri dada yang muncul tanpa diduga.
Nyeri itu dapat terjadi kapan saja, bahkan saat tubuh dalam keadaan sedang beristirahat atau tidak melakukan aktivitas fisik apapun.
Adapun gejala utama yang paling sering dialami bagi penderita angin duduk adalah rasa nyeri pada dada yang umumnya dirasakan seperti ada tekanan ataupun benda berat yang menindih bagian dada.
Nyeri yang disebabkan oleh kondisi tersebut bisa menyebar ke bagian tubuh lain, seperti leher, lengan, bahu, punggung, bahkan hingga ke rahang dan gigi.
Pada wanita, nyeri dada tersebut kadang-kadang dapat dirasakan dengan cara yang berbeda, yaitu seperti ada tusukan benda tajam di area dada, yang bisa membuat rasa sakit menjadi lebih tajam serta intens.
Sejumlah gejala tambahan yang sering muncul bersamaan dengan nyeri dada pada angin duduk atau angina antara lain adalah keringat dingin yang berlebihan, perasaan mual, pusing atau kepala terasa ringan, rasa lemas atau kelelahan, serta kesulitan bernapas atau sesak napas.
Gejala tersebut umumnya lebih sering muncul saat tubuh melakukan aktivitas fisik, dan gejala tersebut akan mereda atau bahkan hilang ketika penderita berhenti beraktivitas dan beristirahat, atau setelah mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan.
Kondisi angin duduk yang muncul dengan cara seperti ini dikenal dengan istilah angin duduk stabil. Tetapi, dalam beberapa kasus, gejala angin duduk dapat tetap muncul meskipun sudah beristirahat dan mengonsumsi obat, atau bahkan timbul ketika tubuh sedang dalam keadaan beristirahat.
Kondisi angin duduk yang seperti ini disebut dengan angin duduk tidak stabil, yang merupakan bentuk yang lebih serius serta memerlukan perhatian medis segera.
Pengobatan angin duduk
Pengobatan untuk angin duduk bertujuan agar dapat meredakan gejala yang muncul dan mencegah kemungkinan terjadinya serangan jantung yang lebih serius.
Dalam upaya mengatasi angin duduk, pengobatan yang diberikan umumnya melibatkan perubahan gaya hidup yang sehat, yang dilengkapi dengan penggunaan obat-obatan dan beberapa prosedur medis tertentu yang sesuai dengan kondisi pasien.
Salah satu langkah pertama yang penting dalam mengelola angin duduk ialah menghindari kebiasaan merokok, karena rokok dapat memperburuk kondisi jantung.
Selain itu, penting untuk memilih pola makan yang sehat dengan mengonsumsi makanan yang rendah kandungan garam juga tinggi serat, seperti berbagai jenis sayuran dan buah-buahan.
Menghindari konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi serta minuman beralkohol juga sangat dianjurkan untuk menjaga kesehatan jantung.
Menjaga berat badan tetap pada angka ideal atau berusaha menurunkan berat badan bagi mereka yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas juga menjadi langkah penting.
Berolahraga secara teratur juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam perubahan gaya hidup untuk mengatasi angin duduk, karena olahraga mampu membantu menjaga kekuatan jantung dan sirkulasi darah.
Mengelola stres dengan cara yang sehat, seperti melalui teknik relaksasi maupun aktivitas yang menenangkan, juga menjadi kunci dalam mencegah kondisi ini agar tidak berkembang lebih parah.
Angin duduk bisa dicegah melalui beberapa cara berikut:
- Menghindari konsumsi makanan yang tinggi garam dan lemak jenuh. Contohnya, santan, gorengan, keju, dan mentega.
- Berolahraga secara rutin, misalnya bersepeda santai, berjalan kaki, atau berenang.
- Mengonsumsi makanan yang sehat untuk jantung, terutama makanan yang mengandung serat serta lemak tak jenuh, seperti sayuran, buah-buahan, ikan tuna, juga minyak zaitun.
- Mengonsumsi obat secara rutin sesuai anjuran dokter.
- Tidak merokok.
- Menjaga berat badan ideal.
- Menghindari konsumsi minuman beralkohol.
Dalam mencegah terjadinya angin duduk, penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, terutama bagi yang memiliki riwayat penyakit diabetes, hipertensi, maupun faktor risiko lainnya. Dengan melakukan pemeriksaan secara teratur, maka kita dapat mengontrol faktor risiko yang ada dengan lebih efektif serta mendeteksi potensi masalah kesehatan sejak dini.