
KabarMakassar.com — Konsulat Jenderal Australia membawa dua musisi penduduk asli Australia untuk pertama kalinya tampil pada festival tahunan terbaik di Makassar yakni F8 pada Rabu (24/09) kemarin.
Dua musisi penduduk asli Australia yakni Nebbie, juga dikenal sebagai Nalibidj, dan David, yang secara tradisional dikenal sebagai Maranydji, adalah penyanyi dan penari tradisional yang terampil dari Arnhem Land di pantai utara Australia.
Konsul Jenderal Australia, Todd Dias mengatakan bahwa Konsulat Jenderal Australia memfasilitasi kunjungan mereka di Makassar untuk mendorong kolaborasi unik yang menyatukan musisi Penduduk Asli Australia dari Arnhem Land dan seniman Makassar, Sulawesi Selatan.
Kolaborasi ini, sebagai bagian dari Sombalak Music Project, berakar pada sejarah panjang yang kaya sejak ratusan tahun lalu.
Ia menuturkan bahwa nenek moyang Penduduk Asli Australia di utara Australia bersama orang Makassar dan Bugis dari Sulawesi Selatan saling berbagi bahasa, perdagangan, dan budaya.
Beberapa kosakata lokal Makassar dan Bugis masih digunakan bersama oleh penduduk asli Australia utara hingga saat ini.
Selain itu, bahwa para pelaut dari Sulawesi Selatan berlayar ke Australia bagian utara untuk mencari teripang, menetap sementara, saling bertukar cerita, dan berdagang dengan komunitas asli setempat, membangun ikatan budaya dan kekeluargaan yang kuat.
“Inti kolaborasi ini adalah bunggul, sebuah tradisi suku orang asli Yolngu dari Arnhem Land yang bukan sekadar musik dan tarian,” ungkapnya dalam keterangan, Jumat (26/09).
Bunggul merupakan kumpulan sejarah kehidupan yang berisi pengetahuan yang diteruskan secara turun-temurun meliputi lagu, tarian, dan ritual yang menceritakan kisah tentang tanah, tumbuhan, hewan, manusia, dan roh.
Tradisi ini sangat penting dalam melestarikan dan mengekspresikan sejarah serta budaya masyarakat Penduduk Asli Australia.
Para seniman Yolngu membawakan lagu tradisional yang diadaptasi dari karya keluarga dekat mereka yang sangat dihormati, penyanyi dan penulis lagu Aborigin yang terkenal almarhum, Gurrumul.
Gurrumul memiliki ikatan khusus dengan Makassar, karena pernah mengunjungi dan tampil di sini pada tahun 2014.
“Para musisi Australia ini adalah keluarga Gurrumul, bergabung dengan seniman dari Makassar yang dianggap sebagai keluarga besar karena sejarah perdagangan, hubungan, dan keturunan yang telah terjalin selama berabad-abad,” sambungnya.
“Hubungan diplomasi dan perdagangan Australia-Indonesia setidak-tidaknya mulai ratusan tahun lalu melalui ikatan antara orang asli Australia dan pencari teripang yang datang dari Makassar. Kolaborasi Sombalak Music Project sangat penting untuk mengingatkan masyarakat tentang sejarah unik antara Sulawesi Selatan dan Australia,” pungkasnya.