Komunitas Disabilitas saat Audiensi dengan Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin alias Appi, (Dok: Ist).KabarMakassar.com — Upaya mewujudkan Makassar sebagai kota inklusif kembali mendapatkan dorongan kuat dari komunitas disabilitas, pada Senin (1/12).
Perwakilan komunitas disabilitas hadir di Kantor Balai Kota Makassar untuk bertemu langsung dengan Wali Kota Munafri Arifuddin (Appi), menyampaikan aspirasi sekaligus memperkuat kolaborasi menuju kota yang lebih ramah dan setara bagi semua.
Pertemuan tersebut menjadi simbol bahwa Pemerintah Kota Makassar terus membuka ruang dialog tanpa batas dengan kelompok rentan. Dialog ini sejalan dengan visi Munafri untuk menjadikan Makassar sebagai kota yang bebas diskriminasi dan memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh warganya.
Field Officer Program Yayasan Satu Nama, Ikra, menjelaskan bahwa kedatangan mereka berkaitan dengan persiapan Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2025 yang rencananya akan digelar pada 14 Desember 2025 di depan Monumen Mandala.
“Kami kesini bentuk dukungan untuk mendukung Kota Makassar inklusif. Perayaan HDI akan digelar pada 14 Desember, dan kami berharap Bapak Wali bisa hadir sebagai keynote speaker,” ujarnya.
Lebih jauh, Ikra mengusulkan agar momentum HDI dijadikan ajang untuk menghadirkan Deklarasi Kota Inklusi, sebagai simbol komitmen bersama pemerintah dan masyarakat. Menurutnya, hal ini selaras dengan visi dan misi Wali Kota Makassar yang menekankan pentingnya pembangunan inklusif.
“Kami ingin ada deklarasi Kota Inklusi. Karena salah satu visi misi Bapak Wali adalah membangun Kota Inklusi,” tambahnya.
Selain perayaan HDI, pertemuan dengan Wali Kota juga membahas penguatan kebijakan. Program Yayasan Satu Nama dan YASMI Sulawesi mendorong revisi Perda Disabilitas Nomor 6 Tahun 2013, yang dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan UU Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.
“Perda 2013 sudah tidak sinkron lagi dengan UU terbaru. Kami sudah sampaikan ke DPRD dan mendapat dukungan penuh,” kata Ikra.
Rangkaian kegiatan HDI tahun ini disebut akan melibatkan berbagai kategori disabilitas fisik, netra, tunarungu, intelektual, dan tunawicara. Acara akan diisi dengan deklarasi bersama, pentas seni, pasar murah, dan pameran UMKM disabilitas yang menampilkan produk kreatif seperti batik cifur, tas handmade, karya kain perca, hingga produk daur ulang berbahan kresek.
Ikra menilai kehadiran Wali Kota Makassar sangat penting, bukan hanya sebagai bentuk legitimasi, tetapi juga untuk memperkuat pesan kesetaraan.
“Kami harap Pak Munafri bisa hadir dan memberi pesan yang mampu mengubah stigma masyarakat bahwa disabilitas adalah kesetaraan,” tegasnya.
“Tidak ada perbedaan antara warga disabilitas dan non-disabilitas. Semua setara.”
Yayasan Satu Nama bersama YASMI Sulawesi selama ini konsisten mendampingi komunitas disabilitas di Makassar. Mereka memastikan aspirasi kelompok rentan tersalurkan dalam kebijakan kota, sehingga Makassar benar-benar tumbuh sebagai kota yang adil, ramah, dan inklusif bagi semua warganya.


















































