Menko PM Muhaimin Iskandar di SMK Negeri 5 Makassar (tengah) (dok. Syamsi/KabarMakassar)KabarMakassar.com — Sebanyak 1,6 juta lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia tercatat belum memasuki dunia kerja. Pemerintah menilai kondisi ini perlu ditangani dengan langkah cepat sambil terus mendorong penguatan industri dalam negeri.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Cak Imin atau Muhaimin Iskandar saat mengunjungi SMK Negeri 5 Makassar, pada Rabu (03/12).
“Masih ada 1,6 juta lulusan SMK yang belum bekerja juga, kita cari jalan. Jalan yang pertama, menguatkan industri dalam negeri, tentu proses dan kita kerja keras membangun industri-industri dalam negeri segera tumbuh dengan baik,” ucap Muhaimin.
Dia menyatakan bahwa sebelum industri nasional tumbuh optimal, Indonesia memiliki peluang besar bagi lulusan SMK untuk bekerja di luar negeri. Dia menegaskan lebih dari satu juta tenaga kerja terampil berpotensi terserap di negara-negara yang membutuhkan.
“Sebelum industri kita bisa tumbuh dengan baik, kita punya peluang yang cukup bagus. Lebih dari 1 juta orang bisa diterima di luar negeri. Jepang, Eropa, Korea, Timur Tengah, dan beberapa negara yang sangat siap karena membutuhkan tenaga kerja terampil,” katanya.
Menurutnya, pemerintah melalui Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) telah diminta untuk bergerak cepat memanfaatkan peluang tersebut. Dia menyebut program “SMK Go Global” dipersiapkan untuk membuka akses kerja bagi lulusan SMK ke berbagai negara.
“Kementerian P2MI, Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, sudah kita dorong terus untuk mengambil langkah-langkah cepat peluang 1 juta itu, dan saya sama menteri P2MI menyiapkan 1 program SMK go global yang kita dorong secepat-cepatnya bisa mengisi peluang 1 juta orang itu,” jelas Muhaimin.
Muhaimin menambahkan bahwa program tersebut telah mendapat persetujuan penuh dari Presiden, termasuk dukungan anggaran khusus. Dukungan itu akan dipakai untuk peningkatan kapasitas, sertifikasi, serta pelatihan bahasa bagi calon pekerja migran.
“Alhamdulillah program ini sudah kita susun rapi, dan Pak Presiden langsung menyetujui bahkan ada anggaran khusus untuk mensukseskan langkah-langkah ini termasuk akan kita siapkan peningkatan kapasitas dan sertifikasi dan bahasa,” sebutnya.
Muhaimin menjelaskan bahwa sebagian program sudah berjalan menggunakan anggaran P2MI, namun pelaksanaannya akan diperbesar pada 2026. Dia juga meminta sekolah-sekolah SMK segera berkoordinasi agar siswa dan alumninya dapat ikut mengisi kuota penempatan ke luar negeri.
“Program ini sebagian sudah jalan menggunakan anggaran dari Kementerian P2MI. Tapi 2026-nya nanti akan lebih besar lagi. Saya berharap kita semua termasuk SMK di sini mengkoordinasikan juga apakah siswanya, alumninya menjadi bagian dari satu juta yang kita siapkan dan kita berangkatkan ke berbagai negara itu,” jelas Muhaimin.
Sebagai strategi jangka menengah, kata Muhaimin, pemerintah menyiapkan kelas khusus migran di SMK guna mencetak lulusan yang siap bekerja di luar negeri sejak awal. Kelas tersebut akan fokus pada pematangan kompetensi, sertifikasi, dan kemampuan berbahasa.
Upaya ini disebut akan dilengkapi subsidi anggaran untuk mendukung seluruh proses peningkatan kapasitas dan sertifikasi. Pemerintah juga mendorong keterlibatan industri dan lembaga sertifikasi swasta agar SMK dapat bekerja sama dalam menyiapkan tenaga kerja terampil.
“Karena itu, ada kelas khusus yang migran. Kita harapkan nanti 2026 di SMK Negeri 5 ini ada kelas khusus yang memang sejak awal talentanya disiapkan untuk bekerja di luar negeri baik skill, kompetensi, maupun bahasanya. Harus ada subsidi anggaran untuk menjadikan proses peningkatan kapasitas dan sertifikasi menjadi satu kesatuan. Keterlibatan industri atau lembaga sertifikasi swasta, juga menjadi penting untuk kerja sama dengan SMK,” pungkasnya.


















































