KabarMakassar.com — Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Makassar mengajak warga untuk lebih berhati-hati dalam penggunaan instalasi listrik, mengingat tingginya kasus kebakaran akibat kelalaian listrik.
Kepala Seksi Pemadam dan Investigasi Kebakaran Damkarmat Makassar, Andi Akbar Ikhsan, menekankan pentingnya memperhatikan sambungan listrik dan menghindari kebiasaan buruk yang bisa memicu bahaya.
Andi Akbar mengingatkan masyarakat untuk selalu mencabut pengisi daya (charger) ponsel setelah digunakan, karena charger yang dibiarkan terpasang di stop kontak bisa menimbulkan risiko kebakaran.
“Kewaspadaan dalam instalasi listrik itu penting. Jangan asal sambung, dan biasakan untuk mencabut charger setelah selesai digunakan,” ujarnya, Selasa (29/10).
Hingga Oktober 2024, Damkarmat Makassar mencatat total 253 kasus kebakaran, dengan 50 kasus di antaranya dipicu oleh masalah kelistrikan. Puncak insiden terjadi pada Agustus 2024 dengan 13 kasus kebakaran.
Untuk mengurangi risiko, Damkarmat Makassar gencar melakukan sosialisasi di berbagai titik di kota, termasuk di Jalan Salemo, Batuah, dan Batu Putih.
“Kami rutin melakukan sosialisasi untuk meningkatkan kewaspadaan warga dalam mencegah dan menangani kebakaran,” tutur Andi Akbar.
Selain melalui sosialisasi di lapangan, Damkarmat juga aktif menyebarkan imbauan melalui brosur dan media sosial. Menurut Andi Akbar, upaya ini telah mendorong masyarakat untuk lebih waspada dan mampu menangani kebakaran kecil secara mandiri, khususnya yang terjadi di area dapur.
Selain instalasi keliatrikan, beberapa hal turut menjadi pemicu kebakaran, termasuk alang-alang.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Bidang Operasi Pemadam Kebakaran Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Makassar, Cakrawala, mengungkapkan bahwa cuaca ekstrem belakangan ini menjadi salah satu faktor utama dalam peningkatan jumlah kebakaran di kota Makassar. Menurutnya, hampir sebagian besar kejadian kebakaran dalam dua bulan terakhir terjadi di lahan terbuka, selain dipicu oleh kondisi cuaca, juga disebabkan oleh pembakaran sampah yang tidak diawasi dengan baik oleh masyarakat.
“Banyak masyarakat yang berniat menghilangkan sampah dengan cara membakar, namun sayangnya tidak diproteksi dengan baik. Akibatnya, api meluas dan memicu kebakaran,” ujar Cakrawala (24/10).
Meski demikian, Cakrawala menambahkan bahwa kejadian kebakaran di permukiman tetap ada, namun berkat kolaborasi cepat antara berbagai pihak di lapangan, situasi kebakaran di kawasan pemukiman bisa segera ditanggapi dan ditangani dengan baik.
Sebagai langkah antisipasi, pihak Pemadam Kebakaran telah bekerja sama dengan kecamatan dan kelompok masyarakat untuk memberikan sosialisasi terkait bahaya kebakaran.
“Kami telah aktif memberikan himbauan melalui media sosial serta berkolaborasi dengan organisasi masyarakat dalam melakukan sosialisasi langsung,” tambahnya.
Cakrawala juga mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi kebakaran, khususnya dalam penggunaan barang elektronik dan instalasi listrik, serta lebih berhati-hati dalam melakukan pembakaran sampah.
“Jika ada yang berniat membakar sampah, pastikan apinya diproteksi dengan baik dan jangan tinggalkan lokasi jika api masih menyala,” tegasnya.
Di sisi lain, Cakrawala menjelaskan bahwa Damkar tidak memiliki data kasus yang ditangani damkar motor (damtor) di tingkat lorong, karena itu merupakan kewenangan kelurahan.
Namun, ia memastikan bahwa unit damtor memiliki reaksi cepat, terutama di wilayah yang sulit diakses kendaraan besar.
Selain itu, pihak Pemadam Kebakaran telah menyebarkan alat pemadam kebakaran ringan (APAR) di berbagai perusahaan, perkantoran, dan fasilitas umum di Makassar. Bagi masyarakat umum, khususnya pelaku UMKM, juga dihimbau untuk memiliki APAR sebagai langkah proteksi.
“Saat ini, untuk di lorong-lorong, kami baru menyediakan Damtor saja,” tutup Cakrawala.
Untuk informasi, kasus kebakaran di Kota Makassar masih marak. Berdasarkan catatan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan atau Damkarmat Makassar total ada ratusan insiden kebakaran sepanjang 2024, dan terbilang ada lonjakan signifikan.
Berdasarkan data terbaru Damkarmat Makassar yang dibagikan, total ada 253 insiden kebakaran terjadi hingga Oktober tahun ini, dengan nilai kerugian mencapai Rp47,2 miliar lebih.
Lonjakan drastis jumlah kebakaran terjadi pada bulan Agustus, sebanyak 57 insiden kebakaran,angka ini naik dua kali lipat dari bulan sebelumnya yang mencatat 23 insiden pada Juli 2024.
Lalu pada September kembali melonjak menjadi sebanyak 70 insiden, dengan 54 kasusnya terjadi pada sampah alang-alang atau diarea terbuka.
Sebagian besar insiden kebakaran disebabkan oleh hubungan arus pendek atau korsleting, dengan 50 kasus tercatat sepanjang tahun 2024.
Posisi kedua penyebab terbanyak dipegang oleh sampah alang-alang sebanyak 114 kasus sepanjang 2024.
Dari total 253 insiden, sebanyak 170 terjadi di rumah tinggal, sementara 136 kasus kebakaran dilaporkan terjadi di lapangan atau area terbuka.
Dampak dari kejadian kebakaran ini sangat signifikan. Laporan menunjukkan 4 orang meninggal dunia, 3 luka luka, 200 Kepala Keluarga, dan 397 jiwa terdampak akibat kejadian ini.
Selain itu, kebakaran juga menyebabkan kerusakan properti dan fasilitas umum yang luas, dengan total luas area yang terbakar mencapai 23.705 meter persegi.