Suasana TPS di Kelurahan Balang Baru RT 02 RW 10, (Dok: Ist).KabarMakassar.com — Pemerintah Kota Makassar resmi menggelar pemilihan serentak Ketua RT/RW pada Rabu (03/12).
Warga di berbagai kelurahan tampak berbondong-bondong datang ke TPS sejak pagi untuk menyalurkan hak pilih mereka. Namun, suasana berbeda justru terjadi di Kelurahan Balang Baru, Kecamatan Tamalate, di mana proses pemilihan nyaris lumpuh akibat surat suara baru dicetak di hari H.
Keterlambatan ini membuat warga mengalami ketidakpastian dan harus bolak-balik ke TPS tanpa hasil.
Humaerah (48), warga RT 02 RW 10, menjadi salah satu yang paling terdampak karena perencanaan paginya berubah total.
“Rencananya saya memilih dulu baru ke kantor, tapi karena surat suara belum ada, kecewa sekali. Tidak jadi memilih,” ujarnya melalui saluran telpon.
Ia menjelaskan situasi di TPS yang membuat banyak warga bingung harus memilih untuk menunggu atau berangkat bekerja.
“Bingung mau memilih atau menunggu. Tapi tidak bisa menunggu karena harus ke kantor,” ungkapnya.
Beberapa warga yang sempat pergi bekerja kembali datang pukul 10.00 WITA dengan harapan surat suara telah tiba, namun kenyataannya TPS masih tidak dapat beroperasi.
“Dikira jam 10 sudah ada kertas suara, ternyata belum. Terpaksa dia kembali lagi. Tapi siapa jamin kalau kembali nanti sudah ada?” keluh Humaerah.
Hingga siang hari, sebagian warga bergantung pada peluang kecil bahwa surat suara mungkin tersedia saat mereka pulang kerja.
“Kalau pulang jam empat dan ada surat suara, syukur. Kalau tidak ada, hilangmi suaranya,” lanjutnya.
Puncak kekecewaan warga terjadi ketika panitia memberikan jawaban mengejutkan saat ditanya penyebab keterlambatan.
“Kami tanya panitia, kenapa tidak ada surat suara? Alasannya, Pak Lurah baru mencetak surat suara hari ini,” kata Humaerah dengan nada tinggi.
Ia menilai kondisi ini sebagai bentuk nyata ketidaksiapan kelurahan dalam menjalankan tugas administrasi pemilihan.
“Ini ketidaksiapan pemerintah. Sejak pagi kertas suara belum dicetak. Kenapa baru dicetak hari H?” tegasnya.
Humaerah mengaku telah beberapa kali kembali ke TPS sejak pagi.
“Pagi saya singgah, tidak ada. Jam 10 saya balik, tetap tidak ada. Setelah makan siang dan Zuhur saya datang lagi, belum ada. Jam 1 saya datang, masih tidak ada,” ceritanya.
Sementara itu, kelurahan lain di Kecamatan Tamalate sudah menyelesaikan proses pemilihannya sejak pagi.
“Kalau Pak Camat bilang sudah ada, mungkin di kelurahan lain. Parang Tambung dari pagi sudah selesai. Balang Baru yang bermasalah,” ujarnya lagi.
Kritiknya pun menyebar melalui pesan berantai yang ditujukan kepada pemerintah kota.
“Tolong ditanyakan Pak Wali atau Lurah Balang Baru. Kenapa persiapan pemerintah amburadul? Kenapa tidak ditunda kalau belum siap? Dan kenapa baru dicetak hari H?”
Hingga pukul 13.48 WITA, warga masih tidak dapat menyalurkan hak pilih mereka.
“Warga mondar-mandir datang, tapi belum ada surat suara. Diminta diundur sampai sore,” katanya.
Keterlambatan fatal ini menimbulkan kekhawatiran besar bahwa sebagian warga akan kehilangan hak pilih. Banyak pihak menilai kelurahan harus memberikan klarifikasi lengkap dan pemerintah kota perlu turun tangan memastikan hak warga tidak terabaikan.
Pemilihan RT/RW yang seharusnya menjadi ajang demokrasi sederhana justru menjadi sorotan mengenai lemahnya manajemen administrasi. Warga berharap kejadian seperti ini menjadi bahan evaluasi serius agar tidak kembali terjadi.
“Kami berharap ini cepat teratasi, kalau tidak bisa-bisa tidak memilih, ininjuga perlu evaluasi total kenapa bisa begini,” tutupnya.


















































