Beranda News Tembok Sekolah Roboh Tertimpah Timbunan Proyek Perumahan, Siswa Belajar Daring
KabarMakassar.com — Tembok Sekolah Dasar (SD) Negeri Pannara di Jalan Antang Raya, Kecamatan Manggala, Makassar, roboh saat proses belajar mengajar berlangsung. Tembok SD tersebut roboh setelah tertimpah longsor timbunan proyek perumahan.
Kepala Sekolah SD Negeri Pannara, Rahdan Rahman mengungkapkan bahwa insiden tersebut terjadi saat hujan deras mengguyur Kota Makassar, pada Senin (04/11) pukul 14.27 WITA. Saat kejadia, beberapa murid masih mengikuti proses belajar mengajar.
“Kan disekolah itu ada 12. Jadi masih ada masuk siang, masih proses belajar mengajar,” ujar Rahdan saat dikonfirmasi, Rabu (06/11).
Rahdan menyebutkan ada beberapa fasilitas sekolah yang terdampak akibat peristiwa tersebut, seperti ruang membaca murid, smart toilet, ring house, bank sampah, properti alat peraga media pelajaran sekolah, dan ruang belajar sekolah. Meski demikian kata dia, tidak ada korban dalam insiden tersebut.
“Alhamdulillah, tidak ada (korban),” kata Rahdan.
Rahdan menerangkan bahwa, longsornya timbunan perumahan tersebut diduga karena diduga sejumlah pohon telah ditebang sehingga tidak ada resapan air dan perumahan tersebut tidak memiliki pondasi tembok sendiri, sehingga timbunan langsung menggunakan tembok sekolah.
“Iye tembok samping (langsung), karena di samping ini berdampingan,
“Karena memang kondisi geografisnya sekolah itu ada dijalanan turunan, jadi semakin ke utara semakin rendah. Jadi kebetulan sekolah di sebelah utara, kemudian timbunan perumahan datar simetris jadi semakin ke utara itu timbunan semakin tinggi, jadi kalau di ukur dari lantai sekolah itu 3 meter timbunan ke atas,” jelasnya.
Rahdan mengungkapkan bahwa awalnya pihak perumahan sebelum melakukan pengerjaan proyek tersebut, berjanji untuk memenuhi permintaan sekolah agar membangun tembok baru untuk perumahan itu sendiri, dan juga membuat parit serta kanal, serta semacam rainase.
Hal itu diminta pihak sekolah agar tidak mengganggu tembok sekolah. Namun, pihak perumahan tidak melakukan apa yang sudah disepakati. Sehingga menurut dia, ambruknya tembok tersebut mengganggu proses belajar mengajar.
“Iya sangat mengganggu yang pertama karena kan ini timbunan jadi air itu, bercampur tanah jadi lumpur. Terus mengkhawatirkan kondisinya karena itu tembok yang berdekatan itu juga sudah ada ke miringan,” terangnya.
Akibat peristiwa tersebut, pihak sekolah mengambil langkah untuk melaksanakan pembelajaran secara daring, khusus di kelas yang dekat dengan tembok yang ambruk tersebut , yaitu Kelas 1 dan kelas 2.
“Iya (makanya daring) jangan sampai ada nanti persoalan, jadi nanti proses pembelajaran di roling daringnya, kelas 1 dan 2 itu dikosongkan, sampai selesai pengerjaan jadi hari ini kelas 1 dan 2 daring, besok di roling lagi kelas 3 dan 4 lagi di daring,” ujarnya.
Rahdan menuturkan bahwa pihaknya telah mengikuti mediasi dengan pihak kelurahan serta mengundang semua unsur terkait, termasuk pihak perumahan.
“Jadi hasil keputusan solusinya, semua sepakat dihentikan dulu pengerjaan bangunan ini, sebelum selesaikan dulu tembok yang jebol,” tandasnya.