Ilustrasi wisatawan berkunjung ke Pinus Sari Mangunan. - Harian Jogja/Anisatul Umah
Harianjogja.com, BANTUL—Akademisi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mendorong agar pengelola wisata di kawasan Mangunan mulai membidik wisatawan mancanegara untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.
Sebelumnya, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) RPH Mangunan mencatat terjadi penurunan kunjungan wisata dari tahun ke tahun. Kunjungan wisata pada Januari-Oktober 2022 mencapai 1.242.852 orang, kemudian pada periode yang sama pada 2023 menurun hingga 1.089.809 orang. Kemudian pada periode yang sama pada 2024 menurun drastis hingga 602.987 orang.
Dosen Ilmu Pemerintahan UMY, Prof. Eko Priyo Purnomo menyampaikan kawasan Mangunan memiliki potensi alam dan budaya yang menjadi keunggulan dibanding dengan destinasi wisata lain di DIY.
Dia menilai kedua keunggulan tersebut dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara."Yang dijual Jogja kepada wisatawan mancanegara [yaitu] lingkungan dan budayanya. Di sana [Mangunan] udara bersih, hutan terawat, wisatawan yang suka tracking bisa naik turun, bisa untuk yang suka adventure," katanya.
Sementara menurutnya kebudayaan yang masih dilestarikan di Mangunan menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanagera. “Di sana mereka [wisatawan mancanegara] bisa melakukan kunjungan untuk melihat masyarakat membuat batik dan wayang kulit,” ujarnya.
Lebih lanjut, meski penampakan alam dan budaya yang ada mampu menjadi daya tarik utama di Kawasan Mangunan, menurutnya pengelola wisata disana harus terus melakukan inovasi terhadap atraksi yang ditampilkan disana. “Inovasi yang bisa dilakukan memastikan atraksi yang ada diperbarui. Inovasi yang akan dijual ke sana [harus terus dikembangkan],” ujarnya.
Dia menilai saat ini wisata kuliner menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Menurutnya, pengelola wisata disana dapat mulai merambah ke wisata kuliner dengan memperkenalkan kuliner khas Mangunan kepada wisatawan.
BACA JUGA: Kunjungan Wisatawan ke Mangunan Terus Merosot, Pokdarwis Blak-blakan Penyebabnya
Kemudian, pengelola wisata disana juga perlu berkolaborasi dengan berbagi stakeholder, antara lain travel agent, Pemda Bantul, Pemda DIY, dan pemerintah pusat untuk dapat mempromosikan potensi yang ada disana.
Menurutnya, public figure dan konten kreator dapat digandeng juga untuk mempromosikan potensi di Mangunan. "Mereka [konten kreator] bisa diundang untuk live disana. Kemudian orang jadi tahu Mangunan punya apa,” ujarnya.
Dia pun mendorong agar keramahtamahan yang sudah dibangun oleh pengelola wisata disana dapat dijaga untuk menjamin kenyamanan wisatawan. Kemudian, menurutnya, pengelola wisata disana diharapkan mampu berbahasa asing.
"Papan pengumuman bisa disajikan dalam lima bahasa internasional. Informasi harus di update, wisatawan di sana jadi tahu,” ujarnya.
Sementara Pengurus Pokdarwis RPH Mangunan, Purwo Harsono mengakui wisatawan yang berkunjung ke sana sebagian besar masih dari dalam negeri. Sementara wisatawan mancanegara yang datang ke Kawasan Mangunan masih terbatas. “Ada yang kesini, rombongan biasanya,” ujarnya.
Dia menilai inovasi yang ada di Kawasan Mangunan masih terbatas. Hal itu menurutnya mempengaruhi penurunan kunjungan wisata selama ini. “Kami belum ada gebrakan yang layak. Ini [inovasi] masih dalam proses,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News