Pahami Risiko Anemia Defisiensi Besi dan Cara Mencegahnya Sejak Dini

2 months ago 24
Pahami Risiko Anemia Defisiensi Besi dan Cara Mencegahnya Sejak Dini Ilustrasi lemas (Dok: Int)

KabarMakassar.com — Anemia defisiensi besi adalah salah satu jenis anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat besi dalam tubuh.

Kondisi tersebut berdampak pada menurunnya jumlah sel darah merah yang sehat.

Zat besi sendiri merupakan mineral esensial yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk hemoglobin, yakni bagian penting dari sel darah merah.

Fungsi utama hemoglobin ialah mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen ini amat penting untuk menunjang berbagai proses metabolisme dalam tubuh.

Saat tubuh kekurangan zat besi, produksi hemoglobin pun menurun. Hal itu mengakibatkan, tubuh tidak mendapatkan asupan oksigen yang memadai.

Dilansir dari Alodokter, kekurangan oksigen dalam tubuh dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti mudah lelah, tubuh terasa lemas, hingga sesak napas saat beraktivitas ringan.

Pada ibu hamil, anemia defisiensi besi mampu berdampak serius. Kondisi ini bisa menghambat pertumbuhan janin serta meningkatkan risiko komplikasi kehamilan.

Sejumlah risiko yang mungkin terjadi antara lain kelahiran prematur, infeksi, dan bahkan kematian pada ibu maupun bayi.

Anemia defisiensi besi adalah jenis anemia yang paling umum ditemukan, mencakup sekitar setengah dari seluruh kasus anemia yang ada di dunia.

Berbagai faktor dapat memicu anemia defisiensi besi. Tetapi, beberapa kondisi berikut ini paling sering menjadi penyebabnya, diantaranya adalah:

1. Asupan zat besi yang tak mencukupi melalui makanan

Orang yang jarang mengonsumsi makanan kaya zat besi, seperti daging merah, hati, sayuran hijau, hingga kacang-kacangan, berisiko tinggi mengalami anemia.

Kekurangan asupan tersebut bisa terjadi dikarenakan pola makan yang tidak seimbang atau disebabkan diet yang terlalu ketat.

2. Gangguan penyerapan zat besi yang ada di saluran pencernaan

Beberapa orang mungkin mengonsumsi cukup zat besi, akan tetapi tubuh mereka tidak dapat menyerapnya dengan baik.

Hal ini dapat terjadi akibat penyakit celiac, gangguan usus, atau bahkan pasca operasi pada saluran pencernaan seperti pemotongan usus.

3. Perdarahan atau kehilangan darah

Kehilangan darah secara terus-menerus, baik yang tampak, misalnya menstruasi berat atau adanya mimisan kronis, maupun yang tidak terlihat contohnya perdarahan pada saluran pencernaan, dapat menyebabkan cadangan zat besi dalam tubuh menurun drastis.

4. Kehamilan

Ibu hamil membutuhkan zat besi dalam jumlah yang lebih banyak untuk menunjang pertumbuhan janin dan peningkatan volume darah.

Apabila tidak ditambah dengan suplemen atau makanan tinggi zat besi, maka kebutuhan ini bisa memicu terjadinya anemia.

5. Penyakit ginjal kronis

Penderita gagal ginjal kronis sering mengalami anemia dikarenakan ginjal yang rusak tidak dapat memproduksi cukup hormon eritropoietin.

Hormon tersebut penting untuk merangsang produksi sel darah merah, dan kekurangannya bisa menyebabkan anemia yang diperparah jika juga kekurangan zat besi.

Pencegahan anemia defisiensi besi

Anemia defisiensi besi biasanya dapat diobati dengan cukup mudah. Pengobatan utamanya berfokus terhadap pemulihan cadangan zat besi dalam tubuh serta penanganan akar penyebab kekurangan zat besi tersebut.

Untuk meningkatkan kadar zat besi, pasien biasanya dianjurkan untuk mengonsumsi suplemen zat besi. Selain itu, asupan makanan yang tinggi kandungan zat besi juga amat penting dalam proses pemulihan.

Obat-obatan yang digunakan dalam mengatasi kurang darah umumnya juga mengandung zat besi sebagai komponen utamanya, membantu tubuh membentuk hemoglobin kembali.

Penanganan lebih lanjut ditentukan berdasarkan penyebab atas kekurangan zat besi itu sendiri. Ketika ditemukan adanya penyakit yang mendasari, maka kondisi tersebut perlu ditangani sesuai dengan diagnosis medis.

Pada kasus anemia yang disebabkan oleh perdarahan berat serta kadar hemoglobin sangat rendah, dokter mungkin akan memberikan transfusi darah untuk menggantikan sel darah merah yang hilang.

Untuk mencegah terjadinya anemia defisiensi besi, maka penting untuk rutin mengonsumsi makanan yang kaya zat besi, seperti daging merah, ikan, kacang-kacangan, serta produk gandum utuh.

Konsumsi vitamin C juga amat dianjurkan karena vitamin ini mampu membantu tubuh menyerap zat besi dengan lebih efisien, terutama saat dikonsumsi bersamaan dengan makanan yang mengandung zat besi.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news