Gerhana Bulan Tak Tampak di Indonesia, Salat Khusuf Tak Disunnahkan

3 hours ago 2

Beranda News Gerhana Bulan Tak Tampak di Indonesia, Salat Khusuf Tak Disunnahkan

Gerhana Bulan Tak Tampak di Indonesia, Salat Khusuf Tak Disunnahkan (Foto : IST).

banner 468x60

KabarMakassar.com — Fenomena Gerhana Bulan Total yang terjadi hari ini di beberapa wilayah dunia.

Namun, berdasarkan data astronomi, gerhana ini tidak dapat diamati di Indonesia.

Pemprov Sulsel

Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kementerian Agama, Arsad Hidayat menjelaskan bahwa hanya fase akhir penumbra yang mungkin terlihat di wilayah Indonesia bagian Timur.

“Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), seluruh fase utama gerhana tidak teramati di Indonesia. Hanya fase akhir penumbra yang mungkin bisa diamati di sebagian wilayah Papua, Maluku Utara, serta bagian Timur NTT dan Sulawesi,” ujar Arsad dalam keterangan resmi Jumat (14/03).

Dijelaskan Arsad, Gerhana Bulan terjadi ketika cahaya Matahari terhalang oleh Bumi, sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan.

Menurutnya, ada tiga jenis Gerhana Bulan, yaitu Gerhana Bulan Total, Gerhana Bulan Sebagian, dan Gerhana Bulan Penumbra.

Dalam peristiwa kali ini, gerhana yang terjadi adalah Gerhana Bulan Total, tetapi karena waktu kejadiannya bertepatan dengan siang hari di Indonesia, maka tidak dapat diamati secara langsung.

Arsad juga menegaskan, Salat Khusuf (salat gerhana bulan) tidak disunnahkan dalam peristiwa ini.

Menurutnya, gerhana yang terjadi merupakan Gerhana Bulan Penumbra di wilayah Indonesia, yang tidak tampak jelas dengan kasat mata.

“Dalam fikih Islam, Salat Gerhana hanya dilakukan jika gerhana tersebut bisa terlihat dengan jelas, yaitu pada Gerhana Bulan Total atau Sebagian yang tampak menggelapkan permukaan Bulan. Karena yang terjadi di Indonesia hanya fase akhir penumbra yang nyaris tidak terlihat, maka tidak ada anjuran untuk melaksanakan Salat Gerhana,” jelasnya.

Arsad menyebut, fenomena Gerhana Bulan Total 14 Maret 2025 melintasi wilayah Lautan Pasifik, Amerika, Eropa, dan Asia. Puncak gerhana terjadi pada pukul 06:54 UT atau sekitar pukul 13:54 WIB, namun saat itu Bulan masih berada di bawah cakrawala bagi wilayah Indonesia.

Lebih lanjut, Arsad mengatakan, masyarakat yang ingin menyaksikan gerhana ini dapat mengakses siaran langsung dari berbagai lembaga astronomi internasional.

Kementerian Agama mengimbau umat Islam untuk memahami dasar-dasar astronomi Islam agar tidak terjadi kesalahpahaman terkait fenomena langit seperti gerhana.

“Kami mendorong umat Islam untuk meningkatkan literasi astronomi Islam, khususnya terkait penentuan kalender Hijriah dan fenomena langit lainnya, agar dapat memahami keterkaitan antara ilmu falak dan ibadah,” pungkasnya

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news