KabarMakassar.com — Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di awal pekan ini, Senin (21/04), diperkirakan menunjukkan sinyal penguatan setelah mencatatkan kenaikan pada penutupan perdagangan terakhir sebelum libur panjang.
IHSG ditutup menguat 0,60% ke level 6.438,26 pada Kamis (17/04) kemarin, disertai dengan munculnya volume pembelian yang mengindikasikan adanya potensi lanjutan tren positif di pasar saham domestik.
Meskipun menguat, secara year-to-date (YtD), IHSG masih mengalami penurunan sebesar 9,06%.
Dalam riset yang dirilis hari ini, Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas, Fanny Suherman, menjelaskan bahwa IHSG pada perdagangan sebelumnya mengalami net sell asing sebesar Rp539 miliar. Beberapa saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing antara lain adalah BMRI, BBNI, BBRI, ITMG, dan ADRO.
Fanny menambahkan bahwa pergerakan IHSG hari ini akan menguji level support di 6.400. Jika mampu bertahan di atas titik tersebut, IHSG memiliki peluang untuk kembali menguat dengan potensi resistance di kisaran 6.480—6.520.
Ia juga mengungkapkan bahwa BNI Sekuritas merekomendasikan sejumlah saham pilihan yang dinilai menarik untuk ditransaksikan awal pekan ini, yakni ANTM, TLKM, BBRI, UNTR, BRMS, dan MEDC.
Sementara itu, dalam riset terpisah, tim analis MNC Sekuritas turut memberikan pandangan teknikal mengenai pergerakan IHSG.
Menurut mereka, saat ini IHSG diperkirakan masih berada dalam fase konsolidasi. Berdasarkan analisis gelombang (wave), MNC Sekuritas menyebutkan bahwa indeks kemungkinan sedang berada di fase awal wave B.
Dengan demikian, ada peluang bagi IHSG untuk melanjutkan penguatannya dengan target jangka pendek yang dipatok di kisaran 6.510 hingga 6.678.
Namun demikian, MNC Sekuritas juga menggarisbawahi skenario alternatif yang lebih pesimistis. Dalam skenario tersebut, IHSG dinilai mungkin tengah berada dalam bagian dari wave [iii] dari wave [v], yang membuka potensi koreksi lebih dalam ke area 5.633—5.770.
Adapun untuk perdagangan hari ini, MNC Sekuritas memproyeksikan IHSG bergerak dalam rentang support 5.882—6.148 dan resistance 6.510—6.707. Investor juga disarankan untuk mencermati beberapa saham dengan strategi buy on weakness, yaitu PT BUMA Internasional Grup Tbk. (DOID), PT Indosat Tbk. (ISAT), dan PT Multipolar Technology Tbk. (MLPT).
Dengan potensi pergerakan yang masih dinamis dan penuh tantangan, para pelaku pasar diimbau untuk tetap mencermati indikator teknikal serta tren transaksi asing dalam menentukan langkah investasi selanjutnya.
Sebelumnya, Pasar saham domestik kembali mencatatkan penguatan setelah dua pekan sebelumnya tertekan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pekan 14–17 April 2025 menunjukkan tren positif dengan kenaikan sebesar 2,81 persen.
IHSG ditutup di level 6.438,269 dibandingkan pekan sebelumnya yang berada di posisi 6.262,226.
Menurut Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Kautsar Primadi Nurahmad, penguatan IHSG ini terjadi setelah pasar dibuka kembali usai libur Lebaran serta mulai meredanya kekhawatiran terkait kebijakan tarif impor Amerika Serikat yang sempat mengguncang pasar global. Kenaikan ini menjadi titik balik setelah dua pekan berturut-turut IHSG berada dalam tekanan.
Selain kenaikan IHSG, beberapa indikator perdagangan lainnya di BEI juga mencatatkan pertumbuhan. Rata-rata volume transaksi harian Bursa mengalami peningkatan sebesar 19,22 persen. Volume tersebut naik dari 18,90 miliar lembar saham menjadi 22,54 miliar lembar saham.
Kenaikan signifikan juga terlihat pada kapitalisasi pasar BEI yang bertambah 3,98 persen dalam sepekan terakhir. Nilainya melonjak dari Rp10.695 triliun menjadi Rp11.120 triliun.
Namun, tidak semua indikator mencatat hasil positif. Rata-rata nilai transaksi harian justru mengalami penurunan sebesar 1,7 persen menjadi Rp14,56 triliun dibandingkan dengan pekan sebelumnya yang mencapai Rp14,81 triliun.
Begitu pula dengan frekuensi transaksi harian yang turun tipis sebesar 1,01 persen, dari 1,17 juta kali menjadi 1,18 juta kali transaksi.
Di sisi lain, investor asing mencatatkan aksi jual bersih senilai Rp679,86 miliar pada Kamis, 17 April 2025. Secara kumulatif sepanjang tahun 2025 ini, investor asing telah melakukan jual bersih sebesar Rp49,55 triliun.
Menatap pekan depan, analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan memproyeksikan IHSG akan bergerak dalam pola konsolidasi.
Valdy menyebutkan bahwa pergerakan IHSG yang cenderung sideways pada perdagangan terakhir menunjukkan adanya sikap wait and see dari pelaku pasar menjelang akhir pekan panjang.
“Pasar mengantisipasi hasil atau perkembangan proses negosiasi antara Indonesia dengan AS,” ungkap Valdy dalam risetnya.
Ketidakpastian global masih menjadi perhatian utama pelaku pasar, terutama terkait kebijakan tarif. Muncul kekhawatiran bahwa selama libur panjang ini akan ada kebijakan baru dari negara-negara besar seperti AS atau China yang berpotensi mempengaruhi stabilitas perdagangan global. China diketahui menerapkan sejumlah kebijakan non-tarif terhadap AS yang bisa memicu ketegangan baru.
Efek dari kebijakan tersebut diprediksi dapat memicu gangguan produksi, meningkatnya pengangguran, dan melonjaknya inflasi di Amerika Serikat. Bahkan, Kepala The Fed, Jerome Powell, menyatakan kekhawatiran terhadap proyeksi inflasi yang berpotensi mempersempit ruang gerak kebijakan suku bunga bank sentral AS.
Dengan mempertimbangkan berbagai sentimen tersebut, IHSG diperkirakan akan melanjutkan pergerakan konsolidatif dalam rentang 6.400–6.500 pada pekan depan.
Saham-saham yang layak dicermati dalam periode ini antara lain PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT).
Berikut rekomendasi saham hari ini yang dirangkum dari sejumlah broker.
CGS International Sekuritas
MDKA
GOTO
AMMN
JSMR
MAPI
SIDO
Philip Sekuritas
ICBP
BABY
BRI Danareksa Sekuritas
BUKA
JSMR
AMMN
BNI Sekuritas
ANTM
TLKM
BBRI
UNTR
BRMS
MEDC
Phintraco Sekuritas
BUKA
EMTK
CTRA
SRTG
BRPT
MNC Sekuritas
DOID
ISAT
MLPT
RGAS
Panin Sekuritas
DSNG
BUKA
AWAN
PGEO
Mirae Asset Sekuritas
BBNI
BUMI
HRTA
INTP
SMGR
DGNS
HOKI
PZZA
Disclaimer: Saham-saham yang direkomendasikan di atas mencerminkan potensi tren kenaikan berdasarkan analisis teknikal dan fundamental. Meski demikian, investor disarankan untuk tetap mencermati kondisi pasar dan melakukan analisis lebih lanjut sebelum mengambil keputusan investasi. Berita ini tidak bersifat mengajak untuk membeli produk tertentu.