
KabarMakassar.com — Pasar saham Indonesia kembali mengalami tekanan pada awal perdagangan Jumat (14/03). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 0,85% atau turun 56,79 poin ke level 6.590,62 pada pukul 09.01 WIB.
Sepanjang awal sesi, IHSG bergerak dalam rentang 6.587 hingga 6.653. Pergerakan indeks ini juga mencerminkan dinamika pasar, dengan 141 saham menguat, 121 saham melemah, dan 223 saham stagnan.
Meskipun dibuka di zona merah, analis menilai IHSG masih memiliki peluang untuk rebound pada akhir pekan ini.
Tim Riset MNC Sekuritas menyampaikan bahwa IHSG sebelumnya ditutup melemah 0,26% ke level 6.647 pada perdagangan Kamis (13/03) kemarin.
Penurunan tersebut diiringi dengan tekanan jual yang mulai terlihat. Namun, secara teknikal, penguatan yang telah terjadi sebelumnya telah mencapai target minimal yang diproyeksikan.
Saat ini, IHSG diperkirakan akan mengalami pullback lebih dulu untuk menguji level 6.586-6.618 sebelum kembali menguat ke rentang 6.768-6.842 jika skenario optimistis terjadi.
Dalam pandangan teknikal, level support IHSG pada perdagangan hari ini berada di kisaran 6.361 hingga 6.246, sedangkan level resistansi berada pada rentang 6.698 hingga 6.818.
MNC Sekuritas juga merekomendasikan beberapa saham pilihan yang berpotensi memberikan imbal hasil positif dalam perdagangan hari ini, yaitu BRIS, INCO, INKP, dan UNTR.
Sementara itu, dari sisi makroekonomi, Head of Research & Chief Economist Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto, menyampaikan bahwa pergerakan IHSG sepanjang kuartal pertama 2025 masih dibayangi oleh tingginya volatilitas pasar saham.
Hal ini dipengaruhi oleh sentimen global serta minimnya faktor pendorong dari dalam negeri. Berdasarkan analisisnya, indeks komposit diproyeksi akan bergerak dalam rentang 6.300-6.700 hingga akhir Maret 2025.
Namun, hingga pertengahan tahun, IHSG masih berpotensi bergerak lebih tinggi ke kisaran 6.500-7.000, terutama jika ada kebijakan yang mendukung, seperti keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.
Rully menjelaskan bahwa pada Januari 2025, IHSG mengalami penguatan setelah BI memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 5,75%.
Keputusan tersebut dinilai memberikan dorongan positif bagi pasar saham, terutama dengan meningkatnya aliran modal asing ke Indonesia.
Namun, ia juga menambahkan bahwa peluang pemangkasan suku bunga kembali pada kuartal II/2025 cukup terbatas.
Hal ini disebabkan oleh periode repatriasi dividen yang biasanya meningkatkan kebutuhan terhadap dolar AS.
Dengan meningkatnya permintaan dolar dalam periode tersebut, tekanan terhadap pasar keuangan domestik cenderung meningkat, sehingga kemungkinan BI menurunkan suku bunga menjadi lebih kecil.
Lebih lanjut, Rully menilai bahwa jika BI tidak menurunkan suku bunga pada kuartal II, maka peluang untuk pelonggaran moneter baru akan terbuka kembali pada kuartal III/2025.
Selain kebijakan suku bunga, Mirae Asset Sekuritas juga menyoroti berbagai kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan pemerintah, yang dinilai masih mampu mendukung kondisi makroekonomi Indonesia dalam jangka menengah.
Dengan dinamika pasar yang terus berkembang, para investor diharapkan untuk tetap mencermati berbagai faktor yang dapat memengaruhi pergerakan IHSG dalam waktu dekat.
Sentimen global, kebijakan moneter, serta kondisi fundamental pasar domestik akan menjadi faktor kunci dalam menentukan arah pergerakan indeks di sisa bulan Maret hingga pertengahan tahun ini.
Berikut rekomendasi saham hari ini yang dirangkum dari sejumlah broker.
BRI Danareksa Sekuritas
- ADMR
- BMTR
BNI Sekuritas
- ANTM
- PANI
- MBMA
- DEWA
- NCKL
- JPFA
Phillip Sekuritas
- SSMS
- DMMX
- DEWI
MNC Sekuritas
- BRIS
- INCO
- INKP
- UNTR
CGS International Sekuritas
- PGAS
- ADMR
- ICBP
- UNVR
- BRIS
- INTP
Phintraco Sekuritas
- UNVR
- BRIS
- ADMR
- INTP
- KLBF
Panin Sekuritas
- HEAL
- BMTR
- AMMN
- SILO
Mirae Asset Sekuritas
- ADMR
- BBRI
- BRIS
- ERAA
- UNTR
- MINE
- SSMS
- UNVR
Disclaimer: Saham-saham yang direkomendasikan di atas mencerminkan potensi tren kenaikan berdasarkan analisis teknikal dan fundamental. Meski demikian, investor disarankan untuk tetap mencermati kondisi pasar dan melakukan analisis lebih lanjut sebelum mengambil keputusan investasi. Berita ini tidak bersifat mengajak untuk membeli produk tertentu.