Industri Keuangan Tetap Stabil di Tengah Gejolak Ekonomi Global

6 hours ago 2

Beranda Ekonomi Bisnis Industri Keuangan Tetap Stabil di Tengah Gejolak Ekonomi Global

Industri Keuangan Tetap Stabil di Tengah Gejolak Ekonomi Global Ilustrasi Rupiah (Dok : KabarMakassar).

banner 468x60

KabarMakassar.com — Di tengah ketidakpastian ekonomi global, sektor jasa keuangan Indonesia menunjukkan ketahanan yang solid.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa stabilitas industri ini tetap terjaga meski dinamika perekonomian dunia terus berkembang.

Pemprov Sulsel

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK yang digelar secara virtual baru-baeu ini, menyampaikan bahwa sektor jasa keuangan nasional masih berada dalam kondisi yang baik.

“Kami melihat bahwa stabilitas sektor jasa keuangan (SJK) tetap terjaga, di tengah tantangan perekonomian global dan domestik,” ujarnya.

Secara domestik, inflasi masih terkendali, dengan inflasi Januari tercatat 0,76 persen secara tahunan (yoy), dan inflasi inti mencapai 2,26 persen yoy, yang menunjukkan permintaan domestik tetap kuat.

Namun, ada beberapa indikator yang perlu dicermati lebih lanjut, seperti penurunan penjualan kendaraan, semen, serta perlambatan harga dan volume penjualan rumah.

Dari sisi produksi, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur pada Januari 2025 meningkat ke level 51,9 dari sebelumnya 51,2, menandakan ekspansi yang berlanjut.

Sementara itu, neraca perdagangan tetap surplus, dengan kenaikan signifikan sebesar 71,71 persen yoy pada Januari 2025, mencapai USD 3,45 miliar.

Di tingkat global, pertumbuhan ekonomi cenderung stagnan, meski inflasi di beberapa negara maju mulai menunjukkan tren penurunan. Pasar keuangan tetap volatil akibat ketidakpastian kebijakan ekonomi dan geopolitik.

Di Amerika Serikat, ekonomi masih tumbuh dengan konsumsi domestik sebagai pendorong utama. Inflasi berada di level 3 persen yoy pada Januari 2025, sementara core CPI naik menjadi 3,3 persen yoy.

Pasar tenaga kerja juga tetap kuat dengan tingkat pengangguran turun ke 4 persen. The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga hanya 1 hingga 2 kali sepanjang 2025.

Sementara itu, ketegangan geopolitik masih menjadi perhatian, terutama terkait konflik Ukraina-Rusia yang belum mencapai kesepakatan pascapertemuan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden AS Donald Trump.

Di sisi lain, kebijakan perdagangan AS yang lebih protektif turut menambah ketidakpastian global.

Dari Tiongkok, pertumbuhan ekonomi masih tertahan dengan inflasi rendah di angka 0,5 persen yoy dan indeks harga produsen (PPI) yang terus terkontraksi.

PMI tetap berada di zona ekspansi, meski turun tipis menjadi 50,1. Bank Sentral Tiongkok juga mempertahankan suku bunga acuan, mencerminkan sikap hati-hati dalam kebijakan moneter.

Selain itu, regulasi ekspor rare earth yang diperketat oleh Tiongkok berpotensi memengaruhi industri teknologi global. Langkah ini bisa berdampak luas terhadap rantai pasok dunia, terutama bagi negara-negara yang bergantung pada bahan tersebut.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news