Pemkot Makassar Wajibkan RT/RW Kelola Sampah Mandiri, Targetkan Zero Waste

1 month ago 20
Pemkot Makassar Wajibkan RT/RW Kelola Sampah Mandiri, Targetkan Zero WasteWali Kota Makassar Munafri Arifuddin saat Meninjau Pembersihan Saluran Sekunder di Perbatasan Kecamatan Wajo dan Bontoala, (Dok: Ist).

KabarMakassar.com – Pemerintah Kota Makassar resmi mewajibkan seluruh RT dan RW untuk mengelola sampah secara mandiri. Kebijakan ini menjadi bagian dari strategi besar Pemkot dalam membangun budaya kebersihan berkelanjutan dan mendorong kemandirian lingkungan di tingkat mikro.

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin alias Appi, menegaskan bahwa kebersihan bukan sekadar kegiatan simbolik seperti Jumat Bersih atau rutinitas seremonial saat pejabat turun ke lapangan, tetapi harus menjadi tanggung jawab dan kebiasaan sehari-hari seluruh masyarakat.

“Pembersihan jangan hanya dilakukan saat Jumat Bersih, atau hanya saat ada wali kota dan wakil wali kota datang. Ini tidak boleh terjadi. Kebersihan harus menjadi budaya sehari-hari,” tegas Appi, saat meninjau langsung pembersihan saluran sekunder di perbatasan Kecamatan Wajo dan Bontoala, Jumat pagi (08/08).

Lokasi tersebut, tepatnya di Jalan Satangnga, Kelurahan Ende, kerap menjadi titik rawan penyumbatan air saat musim hujan. Oleh karena itu, Appi mengapresiasi kerja kolaboratif dua kecamatan dan warga setempat dalam membersihkan saluran drainase yang selama ini kerap terabaikan.

Menurutnya, upaya menjaga kebersihan kota tidak bisa berjalan secara parsial. Dibutuhkan sinergi lintas sektor yang melibatkan pemerintah, masyarakat, hingga unsur TNI-Polri.

“Kerja sama kolaborasi ini memang diperlukan. Tidak ada yang bisa jalan sendiri. Kalau kita kerjakan sama-sama, hasilnya pasti lebih maksimal,” ujar Appi.

Lebih dari sekadar bersih-bersih, Pemkot Makassar kini mengusung pendekatan berkelanjutan lewat program manajemen sampah dari rumah tangga. Appi menjelaskan, setiap RT dan RW akan diwajibkan memilah, mengolah, dan memanfaatkan sampah dari sumbernya.

“Kebersihan tak hanya jadi urusan pemerintah, tetapi menjadi urusan seluruh masyarakat. Sampah bukan musuh, tapi bisa jadi sumber pendapatan keluarga,” kata Appi.

Untuk mendukung itu, Pemkot akan meluncurkan berbagai skema dan pelatihan terkait pengolahan sampah skala mikro. Mulai dari komposter, lubang biopori, pemanfaatan eco-enzym, hingga budidaya maggot sebagai sumber pakan ternak bernilai ekonomis.

Lebih menarik lagi, akan ada insentif khusus bagi rumah tangga yang berhasil mencapai status ‘zero waste’ atau tidak lagi menghasilkan sampah residu.

Menurut Appi, sejumlah rumah di Makassar telah berhasil menjalankan pola hidup ini dan akan dijadikan role model untuk kawasan lain.

“Akan ada reward besar bagi mereka. Kita ingin mengubah cara pandang bahwa kebersihan bukan beban, tapi peluang ekonomi. Ini harus dimulai dari rumah, dari lingkungan terkecil,” jelasnya.

Program ini tidak hanya fokus pada sampah. Appi juga mengaitkannya dengan pengembangan urban farming atau pertanian lahan sempit sebagai bagian dari siklus ekonomi rumah tangga.

Sampah organik yang dikelola dengan baik dapat menjadi pupuk bagi pertanian warga di perkotaan.

“Kita ingin ada siklus: dari sampah ke pertanian, dari pertanian ke ekonomi keluarga. Jadi tidak ada yang sia-sia. Semua harus punya nilai,” tambahnya.

Appi juga mengapresiasi keterlibatan aktif masyarakat, Satgas PU, dan aparat TNI-Polri dalam kegiatan Jumat Bersih yang terus digencarkan.

Ia menegaskan, kegiatan tersebut bukan lagi sekadar agenda mingguan, melainkan gerakan berkelanjutan yang ditopang semangat kolaborasi.

“Kalau lingkungan bersih, yang menikmati hasilnya adalah kita semua. Pemerintah hanya fasilitator, pelaku utamanya tetap masyarakat,” tandasnya.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news