
KabarMakassar.com — Ketua DPR RI, Puan Maharani mengingatkan bahwa tahun 2045 bukan sekadar momen perayaan 100 tahun kemerdekaan Indonesia, melainkan harus menjadi titik awal pencapaian status negara maju atau Indonesia Emas.
Hal itu disampaikannya dalam Sidang Tahunan MPR RI, DPR RI, dan DPD RI di Gedung DPR-MPR, Jakarta, Jumat (15/08).
Menurut Puan, pada tahun 2045 jumlah penduduk Indonesia diproyeksikan mencapai 324 juta jiwa, menjadikan Indonesia negara berpenduduk terbesar keenam di dunia.
Lebih dari 70 persen di antaranya berada pada usia produktif, yang seharusnya menjadi modal utama pembangunan.
“Kita memiliki waktu 20 tahun untuk menuju tahun 2045,” ujarnya.
Ia menyoroti sejumlah pekerjaan besar yang masih harus dituntaskan, mulai dari kemandirian pangan, energi, hingga strategi manufaktur.
Puan juga menilai layanan publik masih belum optimal, sementara demokrasi memerlukan transformasi mendalam, terutama dalam sistem kepartaian, pemilu, dan pemberantasan korupsi.
Puan mengingatkan, jika Indonesia tetap bertahan dengan pola pikir dan sistem lama, cita-cita Indonesia Emas hanya akan menjadi “fatamorgana yang indah tapi tak pernah terwujud.”
Dalam pidatonya di Sidang Tahunan MPR RI, DPR RI, dan DPD RI di Gedung DPR-MPR, Puan mengakui bahwa Indonesia masih menghadapi permasalahan serius dari dalam negeri.
Ia menyoroti segelintir pihak yang memanfaatkan kelebihan mereka untuk mengeksploitasi rakyat dan sumber daya alam melalui bisnis ilegal, penambangan tanpa izin, judi online, narkoba, hingga penyelundupan.
“Keuntungan mereka sudah melampaui batas rasionalitas ilmu ekonomi dan nilai peradaban. Presiden Prabowo Subianto menyebut ‘serakahnomic’ perilaku serakah yang merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara,” tegasnya.
Puan menilai, dalam menghadapi tantangan tersebut, Indonesia memerlukan pendekatan menyeluruh yang mencakup politik, ekonomi, hukum, dan budaya.
Ia mendorong transformasi ekonomi yang berkeadilan, penegakan hukum yang tegas tanpa pandang bulu, dan kerja kolektif seluruh elemen bangsa.
Puan juga menyebut pentingnya membangun landasan kebudayaan sebagai penguat moral dan identitas bangsa di tengah derasnya arus globalisasi.
Mengutip pesan Presiden pertama RI Soekarno, Puan mengingatkan bahwa perjuangan generasi kini lebih sulit karena dihadapkan pada tantangan dari bangsa sendiri.
“Namun, rakyat kita memiliki etos kerja luar biasa: petani, nelayan, buruh, guru, ojek online, TNI, Polri, ASN, hingga tenaga kesehatan di pelosok negeri — mereka semua bekerja keras tanpa kenal lelah,” ucapnya.
Puan menegaskan, DPR akan terus menjadi mitra konstitusional pemerintah untuk memastikan arah pembangunan nasional tetap sejalan menuju cita-cita Indonesia Emas 2045.
“Dengan kebersamaan dan tekad bulat, kita yakin mampu memperkuat landasan nasional demi Indonesia yang adil, maju, dan berdaulat,” demikian.