
KabarMakassar.com — Pusat Pengaduan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memblokir rekening milik Ustaz Das’ad Latif, lantaran tidak digunakan selama 3 bulan. Rekening tersebut rencananya digunakan untuk pembangunan masjid di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Ustaz Das’ad Latif mengaku kecewa setelah rekening tabungnya di salah satu bank pemerintahaan diblokir hanya karena tidak aktif selama tiga bulan.
Rencananya rekening tersebut, kata dia, akan di gunakan untuk kelanjutan pembangunan masjid Hj Sitti Mang yang berada di Kecamatan Tamalanrea.
Dai kondang mengaku bahwa dirinya baru mengetahui rekeningnya diblokir setelah hendak membayar semen dan besi di toko bangunan.
“Kemarin saya rencananya mau membayar besi dan semen untuk masjid yang saya bangun, jadi saya datang mengambil uang yang saya tabung di bank pemerintah. Setelah tiba, ternyata rekening saya diblokir,” kata ustaz Das’ad kepada wartawan, Jumat (08/08).
Menurutnya, pihak bank tersebut memblokir rekeningnya dengan alasan menghindari hal-hal negatif. Namun, Das’ad malah mempertanyakan kebijakan tersebut.
“Setahu saya, negara selalu mengiklankan ajakan menabung. Namanya menabung ya disimpan duitnya. Kalau tidak disimpan, malah diambil terus bolak-balik, ya lebih baik disimpan di dompet. Kenapa setelah kita simpan malah diblokir,” cetusnya.
Ia menilai kebijakan ini berpotensi menimbulkan keresahan masyarakat, apalagi untuk mengaktifkan kembali rekening yang diblokir harus menunggu selama seminggu dan dibebankan biaya sebesar Rp100 ribu.
“Kalau pengaktifan rekening harus bayar Rp100 ribu, coba bayangkan kalau 120 juta orang diblokir. Berapa uang yang terkumpul? Padahal Bapak Presiden bilang, komplain hari ini, hari ini juga harus dibuka. Tapi saya disuruh menunggu tujuh hari,” keluhnya.
Menurut Das’ad bahwa kebijakan yang dilakukan pihak bank dengan memblokir rekeningnya bukan hanya soal akses dana yang tertunda, terapi juga menyangkut nama baiknya.
“Orang yang rekeningnya diblokir biasanya dicurigai terlibat tindak pidana atau transaksi kejahatan. Masa saya dianggap seperti itu? Andaikan saja di rekening saya tiba-tiba ada Rp1 triliun, barulah wajar kalau dicurigai. Ini tidak masuk akal,” ucapnya.
Das’ad menerangkan bahwa uang di rekeningnya merupkan hasil tabungan saat ia berceramah keliling informasi, dan berkisar sebesar Rp300 juta.
“Rekening yang diblokir itu adalah dana untuk pembangunan masjid yang saya bangun di ujung tol. Masjid tersebut sepenuhnya dari hasil ceramah saya, tanpa bantuan pihak lain, sebagai bentuk kecintaan terhadap dakwah. Saya ingin membuktikan bahwa ustaz bukan hanya mengajak bersedekah lewat lisan, tapi juga memberi teladan dengan tindakan nyata,” jelasnya.
Das’ad menegaskan bahwa kebijakan bank seharusnya tidak menyusahkan rakyat kecil, apalagi tujuan orang menabung untuk membuat dana disimpan untuk Aman dari tindak pidana.
“Saya menabung untuk aman dan membantu negara, tapi malah diblokir. Mudah-mudahan ini hanya terjadi pada saya, tidak pada masyarakat yang lebih kecil dari saya,” pungkasnya.