
KabarMakassar.com – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) kembali mengajukan nama tokoh daerah untuk mendapat gelar Pahlawan Nasional.
Dua figur yang diusulkan adalah Jenderal (Purn.) Andi Muhammad Jusuf Amir atau M. Jusuf, dan pejuang nasionalis Andi Makkasau Parenrengi Lawawo.
Kepala Dinas Sosial Sulsel, Abdul Malik Faisal, mengungkapkan bahwa berkas pengusulan sudah disampaikan ke Kementerian Sosial dan saat ini tengah diproses di Sekretariat Negara. Tahapan selanjutnya menunggu penetapan resmi oleh Presiden.
“Usulannya sebenarnya sudah lama. Ada isu bahwa insyaallah mungkin tahun ini atau tahun depan akan ditetapkan. Di antaranya Jenderal M. Jusuf dan Andi Makkasau,” kata Malik, Rabu (13/08).
Menurutnya, proses ini sempat tertunda lantaran dokumen pendukung harus diperbaiki. Syarat utama yang diminta pemerintah pusat adalah bukti tegas bahwa tokoh yang diusulkan pernah mengangkat senjata melawan penjajah.
“Ada beberapa usulan lain yang dikembalikan untuk perbaikan berkas. Kita diminta menegaskan lagi jejak perjuangan bersenjata melawan kolonialisme,” jelas Malik.
Ia menambahkan, informasi yang diterima masih sebatas isu, namun peluang kedua tokoh tersebut cukup besar. Bahkan, ia mengaku sudah mendapat konfirmasi lisan dari Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, terkait status pengusulan Jenderal M. Jusuf.
“Beliau menyampaikan sudah diproses. Dulu sempat terpending karena kelengkapan berkas, tapi sekarang insyaallah sudah selesai. Tinggal penetapan,” ujarnya.
Malik berharap penetapan resmi dapat dilakukan pada 2025. “Mudah-mudahan tahun ini. Dari beberapa usulan yang ada, pusat hanya menetapkan dua orang dari Sulsel,” tambahnya.
Terakhir kali Sulsel melahirkan Pahlawan Nasional terjadi pada 2006, ketika gelar tersebut diberikan kepada Opu Daeng Risadju, Pajonga Daeng Ngalle, dan Andi Sultan Daeng Radja. Setelah hampir dua dekade, belum ada lagi tokoh asal Sulsel yang masuk daftar resmi.
Jenderal (Purn.) M. Jusuf lahir di Kajuara, Bone, pada 23 Juni 1928. Pasca-Proklamasi Kemerdekaan, ia bersama sejumlah pejuang Sulawesi berlayar ke Jawa untuk membantu perjuangan kelompok Republikan. Dari sinilah karier militernya menanjak hingga menjabat posisi penting di Angkatan Bersenjata.
Sementara itu, Andi Makkasau Parenrengi Lawawo lahir di Desa Cempaga, Sinjai, pada Maret 1898. Dibesarkan di lingkungan istana Datu’ Suppa di Pinrang, ia mendapat pengaruh kuat dari ayahnya, Parenrengi Daeng Pabeso Karaengta Tinggimae, dalam menumbuhkan semangat perlawanan terhadap penjajahan. Namanya harum di wilayah Ajatappareng meliputi Parepare, Pinrang, Sidrap, Barru, dan Enrekang sebagai figur nasionalis yang disegani.
Jika penetapan ini terealisasi, Sulsel akan kembali menorehkan sejarah dengan menghadirkan dua tokoh perjuangan yang diakui secara nasional, setelah penantian panjang hampir 20 tahun.