Beranda News Anak GTM? Ini Cara Tepat Mengatasinya!
KabarMakassar.com — Gerakan tutup mulut atau biasa disebut GTM pada balita memang sering kali menjadi tantangan yang membuat pusing para orang tua, terutama saat fase ini berlangsung.
Pada fase GTM, balita cenderung menolak makanan dan bahkan bisa tidak makan sama sekali sepanjang hari, walau makanan yang disajikan adalah makanan kesukaannya. Hal tersebut tentu bisa membuat orang tua khawatir karena tidak tahu bagaimana cara mengatasi situasi itu, meskipun sudah berusaha memberikan berbagai jenis makanan yang biasanya disukai oleh si kecil.
Pada usia 6 bulan, anak mulai memasuki fase di mana pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) sudah boleh dilakukan. MPASI ini amat penting karena harus mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh anak untuk mendukung proses tumbuh kembangnya secara optimal.
Tetapi, dalam proses pemberian MPASI, tidak semua anak bisa makan dengan lancar. Beberapa balita justru mengalami kesulitan atau penolakan saat diberi makanan. Salah satu bentuk dari penolakan ini adalah gerakan tutup mulut, yaitu ketika anak secara sengaja menghindari atau menolak makan.
Tanda-tanda dari perilaku tersebut bisa terlihat dengan jelas, seperti saat balita menggelengkan kepala ketika disuapi, menyemburkan atau melepehkan makanan dari mulutnya, bahkan menutup rapat mulutnya serta tidak mau membuka untuk menerima suapan.
Penyebab GTM
Gerakan tutup mulut yang sering dilakukan oleh balita dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berbeda. Salah satu penyebabnya adalah saat anak belum merasa lapar, sehingga ia tidak tertarik untuk makan.
Selain itu, kebosanan dengan jenis makanan yang disajikan juga dapat membuat balita menolak makan, terutama jika menu yang diberikan sudah terlalu sering atau tidak bervariasi.
Faktor lain yang juga berperan adalah tekstur makanan yang mungkin tidak sesuai dengan usia maupun tahap perkembangan anak, sehingga makanan terasa tidak nyaman atau sulit untuk dikonsumsi.
Beberapa balita juga dapat mengalami penolakan terhadap makanan tertentu jika mereka pernah mengalami trauma atau ketidaknyamanan saat makan jenis makanan tersebut sebelumnya.
Selain itu, masalah kesehatan seperti sakit tenggorokan, pilek, atau sariawan juga mampu membuat anak enggan makan karena rasa sakit atau ketidaknyamanan saat menelan. Tumbuh gigi juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan balita tidak mau makan, karena proses tumbuh gigi sering kali menyebabkan rasa sakit atau iritasi pada gusi.
Dilansir dari Alodokter yang merupakan mitra resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, berikut cara yang tepat untuk mengatasi GTM pada anak.
1. Ciptakan lingkungan makan yang nyaman
Untuk menciptakan suasana makan yang menyenangkan bagi anak, maka sangat penting untuk memastikan lingkungan sekitar bebas dari gangguan atau distraksi. Hindarilah kebiasaan makan sambil menonton televisi atau bermain-main dengan mainan, karena hal ini dapat membuat fokus anak teralihkan dan mengurangi keinginan mereka untuk makan dengan baik.
Selain itu, untuk membuat waktu makan menjadi lebih menyenangkan dan menarik bagi si kecil, orang tua dapat bergabung dan makan bersama anak. Ketika orang tua ikut makan bersama, si kecil akan merasa lebih termotivasi dan semangat untuk makan karena merasa waktu makan tersebut adalah kegiatan yang menyenangkan dan penuh kebersamaan.
Dengan cara tersebut, makan tidak hanya menjadi kebutuhan, tetapi juga momen yang penuh makna yang selalu dinantikan oleh si kecil setiap harinya.
2. Percayakan anak untuk makan sendiri
Menyuapi anak secara langsung setiap kali waktunya makan memang dapat membantu mereka menghabiskan makanan dengan lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak. Tetapi, cara ini sebenarnya bisa membuat anak merasa kurang tertan…