Andi Hadi Ibrahim Baso, Dari Mimbar Dakwah ke Kursi Ketua PKS Makassar

6 days ago 2

KabarMakassar.com – Tongkat estafet kepemimpinan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Makassar kini resmi beralih dari tangan Anwar Faruq ke sosok yang tak asing lagi di kancah politik dan dakwah Sulawesi Selatan, Ia adalah Ustaz Andi Hadi Ibrahim Baso.

Pada Minggu (07/09), di Hotel Grand Asia, Jalan Boulevard, pria berusia 43 tahun itu dikukuhkan sebagai Ketua DPD PKS Makassar periode 2025–2030.

Anwar Faruq sendiri naik kelas ke level provinsi dengan jabatan baru sebagai Ketua DPW PKS Sulawesi Selatan setelah memimpin PKS Makassar selama dua periode penuh, sejak 2015 hingga 2025.

Alumni UMI Makassar itu meninggalkan warisan kepemimpinan yang kuat, dan kini tugas berat menjaga soliditas serta memperkuat basis partai dilanjutkan oleh Andi Hadi.

Pengukuhan tersebut berlangsung khidmat dan dihadiri para pengurus, kader, perwakilan DPW, anggota DPR RI PKS Meity Rahmatia, hingga Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin.

Sejak awal, acara ini bukan sekadar seremoni serah terima kepemimpinan, melainkan juga momentum lahirnya harapan baru untuk PKS Makassar di bawah nakhoda baru.

Sebelumnya, Andi Hadi Ibrahim Baso terpilih sebagai Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Makassar untuk masa bakti 2025–2030, pada awal Agustus 2025.

Andi Hadi dipilih bersama sejumlah figur lainnya yang juga mendapat amanah baru dalam struktur kepengurusan, di antaranya Susi Smita Patusahusiwa sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Daerah (MPD), Sitti Mardiyah sebagai Sekretaris MPD, Muhammad, DRH. Hartono sebagai Sekretaris DPD, Rahmat sebagai Bendahara DPD, Zainab Abdullah sebagai Ketua Bidang Kaderisasi (BK) DPD, Rosnani sebagai Ketua Dewan Etik Daerah (DED), dan Rosnani pula menjabat Sekretaris DED.

Legislator dengan Basis Kuat

Ustaz Hadi bukanlah nama baru dalam politik lokal. Ia adalah legislator DPRD Makassar dua periode, 2019–2024 dan 2024–2029. Pada Pemilu Legislatif 2024, ia mencatatkan capaian signifikan dengan meraih suara tertinggi di daerah pemilihan Makassar III (Tamalanrea-Biringkanaya).

Dari total 157.899 suara sah, ia mengantongi 7.895 suara dengan basis terbesar di Kecamatan Biringkanaya. Capaian ini menegaskan popularitasnya yang tak hanya bertumpu pada panggung dakwah, tetapi juga kepercayaan publik terhadap kiprahnya sebagai wakil rakyat.

Perjalanan politiknya ditandai sejumlah posisi strategis di DPRD. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Komisi D Bidang Kesejahteraan Rakyat pada periode 2019-2024, kini Anggota Komisi A Bidang Pemerintahan, sekaligus anggota Badan Anggaran.

Dari kursi legislatif, ia dikenal vokal memperjuangkan isu-isu publik, mulai dari pengawasan program pemerintah, perlindungan UMKM, hingga penanganan masalah sosial.

Dari Mimbar ke Panggung Politik

Lahir di Ujung Pandang pada 23 Juni 1982, Andi Hadi menempuh jalur pendidikan yang kental dengan nuansa agama. Ia menamatkan pendidikan dasar di SD Negeri Inpres Laikang Sudiang, SMP Negeri 14, dan SMA Negeri 6 Makassar.

Setelah itu, ia melanjutkan ke Ma’had Al Birr Unismuh pada jurusan Bahasa Arab dan Dirosah Islamiyah. Pendidikan tingginya diteruskan hingga jenjang S1 Sastra Asia Barat dan S2 Dakwah dan Komunikasi di Universitas Muslim Indonesia (UMI).

Sejak muda, ia aktif berdakwah. Selain menjadi muballigh di berbagai masjid, ia juga tampil di layar kaca dalam program keagamaan, seperti Cermin Hati di Global TV, Tausiyah Pagi Hari (TAPARI) di Net TV, dan program keislaman di Celebes TV.

Dakwahnya tak terbatas di televisi, Ia juga kerap mengisi pengajian perkantoran, perusahaan, bahkan berdakwah hingga ke luar negeri.

Aktivitasnya sebagai pengajar pun terbilang luas. Ia tercatat sebagai pengajar di Pondok Pesantren Putri Ummul Mukminin Aisyiyah Sulsel, SDIT Al Akhyar Sudiang, STAI Al Azhar Gowa, serta beberapa kampus di Makassar, termasuk UIN Alauddin, ATI Makassar, STMIK Dipanegara, dan STMIK Kharisma.

Politik Sebagai Dakwah

Bagi Ustaz Hadi, terjun ke politik bukan sekadar pilihan karier, tetapi bagian dari dakwah. Ia percaya bahwa kekuasaan harus dipegang oleh orang-orang baik agar kebijakan publik berpihak kepada kebaikan.

Filosofi itu tampak jelas dari gaya politiknya, mengajak kolaborasi, mengedepankan nilai moral, dan mengawal agar pemerintahan berjalan sesuai kepentingan rakyat.

Andi Hadi Pernah menyoroti program pemberdayaan UMKM. Berkat dorongannya, anggaran UMKM meningkat signifikan dari Rp11,4 miliar menjadi Rp17 miliar pada 2021.

Ia juga ikut mengawal penyaluran dana pemulihan industri pariwisata pasca-Covid-19, hingga program sembako terjangkau bagi masyarakat.

Ketegasannya juga terlihat saat mengungkap praktik pencurian air PDAM di dua perumahan di Makassar. Dengan potensi kerugian negara mencapai Rp700 juta, ia mendesak penegakan hukum agar kasus serupa tidak terulang.

Tak hanya itu, ia berulang kali mengingatkan pemerintah kota agar serius menangani banjir di wilayah Tamalanrea dan Biringkanaya, dua daerah yang menjadi basis konstituennya.

Mengawal Isu Sosial

Sebagai Ketua Komisi D pada periode 2019-2024, fokus perhatiannya lebih banyak menyasar sektor sosial dan kesejahteraan rakyat. Ia menyoroti rendahnya serapan anggaran Dinas Sosial yang hanya 13 persen pada pertengahan 2022, padahal masalah anak jalanan dan pengemis semakin meningkat.

Ia bahkan menegaskan, terdapat lebih dari empat ribu anak putus sekolah yang berpotensi terjerumus ke jalanan jika tak segera ditangani.

Komitmen itu sejalan dengan perannya sebagai legislator yang tak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pembangunan manusia. Ia menuntut Pemkot Makassar menutup tempat-tempat hiburan tanpa izin, sekaligus memperkuat program perlindungan sosial bagi kelompok rentan.

Terobosan di Bidang Keagamaan

Selain kiprahnya di politik dan sosial, Andi Hadi juga meninggalkan jejak di bidang keagamaan. Berkolaborasi dengan Pemkot Makassar, ia mendorong program Tahfidz Gratis, kenaikan tunjangan guru mengaji, imam rawatib, pemandi jenazah, hingga hafidz Qur’an.

Kebijakan itu tak hanya terbatas pada umat Islam. Ia juga memperjuangkan penambahan anggaran hibah untuk rumah ibadah semua agama, dengan semangat toleransi dan kebersamaan.

Sebagai Ketua Ikatan Dai Indonesia (IKADI) Kota Makassar, ia turut mendukung peran Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam menguatkan keimanan umat sekaligus memperkuat kohesi sosial di kota.

Harapan Baru PKS Makassar

Kini, setelah resmi memimpin DPD PKS Makassar, Andi Hadi Ibrahim Baso membawa optimisme baru. Dengan latar belakang sebagai da’i, pendidik, dan politisi, ia diharapkan mampu melanjutkan capaian Anwar Faruq sekaligus membawa PKS Makassar lebih dekat dengan masyarakat.

Kepemimpinannya akan diuji pada berbagai isu krusial, pengelolaan sampah, transportasi, tata ruang kota, hingga penguatan basis politik menjelang kontestasi elektoral berikutnya.

Namun dengan pengalaman panjang di parlemen dan jejaring dakwah yang luas, ia diyakini memiliki modal kuat untuk menjawab tantangan tersebut.

“Bagi saya, ini soal bagaimana menghadirkan kebaikan lewat kebijakan, agar masyarakat bisa merasakan perubahan nyata,” ujar Ustaz Hadi.

Dengan semangatnya, Andi Hadi menegaskan selama masa kepemimpinannya Ia menargetkan perekrutan hingga 1.800 kader baru setiap tahun.

Target tersebut ditopang oleh struktur organisasi yang telah terbentuk hingga tingkat RT dan RW.

“Target kita paling tidak bertumbuh kembang 1.800 kader per tahun. Ini akan menjadi mesin yang bergerak di tengah-tengah masyarakat,” ujar Andi Hadi usai Musyawarah Daerah (Musda) ke-VI DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Makassar.

Menurutnya, PKS sejak awal terus berbenah dalam membangun struktur kepartaian, baik di tingkat kota hingga ranting. Penguatan struktur itu bukan hanya untuk konsolidasi internal, tetapi juga sebagai jembatan kolaborasi dengan pemerintahan, baik eksekutif maupun legislatif.

“PKS tidak ingin terlena dengan hal-hal yang baik saja. Kami juga harus hadir sebagai mitra kritis pemerintah, memberikan masukan dan teguran jika ada proses pemerintahan yang tidak berjalan baik,” tegasnya.

Peralihan kepemimpinan PKS Makassar dari Anwar Faruq ke Andi Hadi bukan sekadar pergantian nama, melainkan peralihan generasi dengan semangat baru.

Dari mimbar dakwah ke kursi parlemen, kini ia mengemban amanah lebih besar, memimpin partai yang selama ini menjadi rumah perjuangan umat di Kota Makassar.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news