
KabarMakassar.com — Pelari maraton sekaligus politisi Partai Demokrat, Andi Januar Jaury, turut mengambil bagian dalam Makassar Half Marathon (MHM) 2025, yang digelar pada Minggu (01/06) di Anjungan Pantai
Mengenakan jersey pelari dan nomor dada resmi, Januar kembali menunjukkan konsistensinya sebagai peserta setia ajang tahunan tersebut.
Usai menyentuh garis finis di Anjungan Pantai Losari, Januar tak menyembunyikan rasa puasnya. Bagi dia, MHM bukan sekadar lomba lari jarak jauh, tapi peristiwa tahunan yang menegaskan denyut nadi Makassar sebagai kota sport tourism.
“Setiap tahun MHM tumbuh makin besar, makin diminati. Ini sinyal kuat bahwa Makassar punya potensi besar sebagai tuan rumah sport tourism berskala nasional bahkan internasional,” ujar Januar saat ditemui usai menyelesaikan kategori 21 kilometer, Minggu (01/06).
Lebih dari sekadar event olahraga, Anggota DPRD Sulsel Periode 2019-2024 itu melihat MHM sebagai etalase kota. Dari segi peserta, penyelenggaraan, hingga atmosfer kolaboratif, semua aspek dinilai menunjukkan tren positif. Menurutnya, MHM telah menjelma menjadi sebuah brand kota yang patut dijaga dan terus diperbarui.
“MHM bukan cuma soal siapa tercepat. Ini produk wisata olahraga yang punya nilai strategis. Ada perputaran ekonomi, keterlibatan UMKM, promosi budaya, dan tentu kebanggaan daerah,” ungkapnya.
Ia pun menantang pemerintah kota dan penyelenggara untuk terus berinovasi. Menurutnya, tantangan ke depan bukan hanya soal skala acara, tetapi juga kualitas penyelenggaraan, termasuk pembenahan teknis rute lari.
“Rute half marathon tahun ini lumayan menantang. Tapi masih ada catatan. Perlu ditata agar makin aman, nyaman, dan representatif bagi pelari dari berbagai daerah,” tambahnya.
Januar juga membagikan refleksi pribadi tentang makna lari jarak jauh. Bagi dia, menyelesaikan lomba 21K bukan hanya tentang capaian waktu, tetapi soal kemenangan mental. Ia menekankan bahwa di balik setiap langkah dan detak jantung yang terus berpacu, tersimpan misi-misi personal yang tak terlihat.
“Banyak orang berpikir lari itu lomba cepat-cepat. Padahal lari adalah tentang menyelesaikan misi pribadi, tentang tidak menyerah, tentang komitmen menyelesaikan apa yang kita mulai,” ucapnya penuh makna.
Ia menilai, antusiasme peserta yang tinggi menunjukkan bahwa MHM telah menyentuh sisi emosional masyarakat. Bahkan, menurutnya, jika kuota peserta tidak dibatasi panitia, jumlah peminat bisa dua kali lipat lebih banyak.
Dalam kesempatan itu, Januar juga memberi apresiasi khusus kepada tim medis yang berjaga di sepanjang rute. Ia mengakui, banyak peserta yang mengalami kelelahan ekstrem dan harus mendapatkan pertolongan segera.
“Tim medis sangat sigap. Itu menunjukkan panitia benar-benar menyiapkan event ini secara serius dan profesional. Ini hal yang penting dalam lomba endurance seperti ini,” katanya.
Januar menyampaikan harapannya agar MHM tidak berhenti sebagai ajang lari semata. Ia mendorong agar event ini dikembangkan menjadi wadah kolaboratif antar pelaku ekonomi kreatif, komunitas olahraga, dan sektor pariwisata.
“Kalau ekosistemnya dibangun lebih luas dan inklusif, MHM bisa jadi produk unggulan Makassar yang tak hanya dikenal nasional, tapi jadi benchmark sport tourism Asia Tenggara,” pungkasnya.