Benteng Fort Rotterdam Difungsikan Ulang, Giring: Cagar Budaya Harus Inklusif

15 hours ago 6

KabarMakassar.com — Wakil Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Giring Ganesha, menilai rekomendasi Benteng Fort Rotterdam menjadi momentum penting dalam memperkuat citra cagar budaya nasional, khususnya di Sulawesi Selatan (Sulsel).

Hal itu diucapkannya usai menghadiri agenda Mewarnai Nusantara dengan Budaya di Benteng Fort Rotterdam, Makassar pada Kamis (22/05).

Ia menyatakan perubahan yang dilakukan, memberi dampak positif terhadap masyarakat. Terlebih, Benteng Fort Rotterdam sudah dapat digunakan secara optimal.

“Sudah bisa digunakan untuk para pelaku budaya, para pecinta sejarah, para gen z, anak muda, hang out dan menjadi tempat untuk belajar,” ujar Giring.

Ia menegaskan, kedepannya, pihak Kementerian Kebudayaan akan bersinergi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel dan Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar untuk memaksimalkan potensi budaya yang dimiliki.

“Kita akan bekerja sama dengan pak gubernur, pak wali kota untuk memaksimalkan lagi,” tukasnya.

“Cagar budaya ini sebagai aset terbuka inklusif untuk semua warga yang datang kesini. Baik itu turis, juga warga Makassar atau Sulsel,” sambungnya.

Kebudayaan, kata Giring, menjadi salah satu ketahanan bangsa. Ia turut menekankan jika Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto mengatakan, jika kebudayaan adalah wajah dari bangsa dan negara yang harus selalu dijaga.

“Makanya sekarang ada Kementerian Kebudayaan, tugas saya seperti itu, kita tidak akan bilang tidak akan terbuka terhadap kebudayaan luar negeri. Justru kita bisa belajar bagaimana mereka bisa mengembangkan ekonomi budaya mereka secara maksimal, sehingga kita bisa belajar juga bagaimana melestarikannya,” pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional, Selvi Ananda Gibran melakukan kunjungan ke Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Kamis (22/05). Pada hari pertama di Sulsel, Selvi Ananda bertandang ke Benteng Fort Rotterdam, Kota Makassar.

Kunjungan yang dilakukan, dalam rangka mewarnai nusantara dengan budaya. Ini juga menjadi simbol apresiasi terhadap warisan budaya di Sulsel. Benteng Fort Rotterdam sendiri diketahui sebagai salah satu monumen sejarah yang memukau di Indonesia.

Berdasarkan pantauan KabarMakassar.com, istri Wakil Presiden Republik Indonesia tersebut kompak memakai baju berwarna putih dan merah muda bersama dengan Solidaritas Perempuan Untuk Indonesia (SERUNI) Kabinet Merah Putih.

“Banyak sekali yang dimiliki oleh Provinsi Sulsel, mulai dari bahasanya, budaya, bangunan bersejarah, kerajinan-kerajinannya, dan kulinernya,” tukasnya.

Ia menyebut, jika hal itu menjadi bukti bahwa di Indonesia memiliki keanekaragaman budaya, salah satu contohnya yakni Sulsel.

“Masih banyak provinsi di Indonesia, jadi setiap daerah mempunyai ciri khasnya, keunikannya masing-masing, dan itu yang harus kita terus pertahankan,” ujarnya.

Selvi Ananda yang juga merupakan Pembina SERUNI Kabinet Merah Putih, mengimbau, agar seluruh daerah mampu mencari inovasi kedepan untuk menjaga warisan budaya.

“Semoga cagar budaya ini bisa terus kita lestarikan, kita jaga bersama sehingga tidak menghilang nilai-nilainya. Karena cagar budaya adalah panggung sejarah,” paparnya.

Selain membahas tentang warisan dan nilai budaya, Selvi turut mengungkapkan antusiasmenya terhadap kerajinan khas Sulsel.

“Senang sekali kita hari ini bisa berkunjung ke Sulsel, di Makassar. Tadi sudah ada dari dewan kerajinan daerah dari seluruh Provinsi Sulsel yang akan memamerkan kerajinan-kerajinannya, ini jatahnya ibu-ibu dari Kabinet SERUNI untuk berbelanja. Larisi UMKM daerahnya Sulsel,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Benteng Rotterdam memiliki sejarah yang kaya, serta arsitektur yang menarik, dan terus menjadi tujuan wisata yang populer bagi pengunjung dari dalam dan luar negeri.

Benteng Fort Rotterdam awalnya dibangun oleh Belanda pada abad ke-17, tepatnya pada tahun 1667, saat Makassar menjadi salah satu pusat perdagangan rempah-rempah yang sangat penting di Nusantara.

Bangunan ini menggabungkan unsur-unsur arsitektur Eropa dan lokal, menciptakan struktur yang unik dan memikat. Benteng ini juga diberi nama “Fort Rotterdam” oleh Belanda, mengacu pada kota asal mereka di Belanda.

Salah satu fitur yang menonjol dari Fort Rotterdam adalah arsitekturnya yang khas. Dengan bangunan-bangunan berbentuk persegi yang dikelilingi oleh dinding-dinding batu bata merah, benteng ini memancarkan pesona arsitektur kolonial yang elegan.

Pengunjung dapat menjelajahi bangunan-bangunan yang memiliki nama-nama seperti Rumah Bolaang, Rumah Buton, dan Museum La Galigo.

Selama sejarahnya, Benteng Fort Rotterdam mengalami serangkaian perubahan kepemilikan, dari Belanda hingga Inggris, dan kemudian kembali ke tangan Belanda sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945.

Setelah itu, benteng ini diubah menjadi museum yang memamerkan berbagai artefak sejarah, senjata, dan pakaian tradisional, serta menggambarkan sejarah dan budaya Makassar yang kaya.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news