IHSG Melemah ke 6.909 di Sesi Pertama, Sektor Finansial Jadi Penekan

4 weeks ago 29
IHSG Melemah ke 6.909 di Sesi Pertama, Sektor Finansial Jadi Penekan Ilustrasi saham (Dok : KabarMakassar).

KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup sesi pertama perdagangan hari ini dengan koreksi tipis sebesar 0,27% atau turun 18,45 poin ke level 6.909,23.

Padahal, pada pembukaan pagi tadi, IHSG sempat dibuka menguat mengikuti sentimen positif dari Wall Street dan bursa Asia.

Sepanjang perdagangan sesi pertama, pergerakan indeks cenderung volatil. Sebanyak 237 saham menguat, 309 saham melemah, dan 237 stagnan.

Adapun nilai transaksi tercatat mencapai Rp6,29 triliun, melibatkan 9,27 miliar saham dalam 651.373 kali transaksi.

Tekanan dari Sektor Finansial dan Blue Chip

Pelemahan IHSG terutama disebabkan oleh tekanan di sektor finansial, konsumer primer, dan energi.

Beberapa saham berkapitalisasi besar atau blue chip yang turut menjadi pemberat indeks antara lain Bank Mandiri (BMRI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Astra International (ASII), dan Dian Swastatika Sentosa (DSSA).

Sementara itu, sektor utilitas justru mencatatkan penguatan tertinggi. Beberapa emiten yang berperan sebagai penahan koreksi lebih dalam adalah Amman Mineral Internasional (AMMN), Barito Renewables Energy (BREN), dan Bumi Resources Minerals (BRMS).

Bursa Asia Bergerak Campuran

Pasar Asia-Pasifik mayoritas mencatatkan penguatan pada hari ini. Di Korea Selatan, indeks Kospi naik 1,67%, sementara Kosdaq yang didominasi saham kapitalisasi kecil naik 0,66%. S&P/ASX 200 Australia turut naik 0,15%, diikuti STI Singapura yang menguat 0,43%, serta indeks Malaysia yang naik tipis 0,02%.

Namun demikian, beberapa pasar utama mencatatkan pelemahan. Nikkei 225 Jepang terkoreksi 1,03% setelah menyentuh rekor tertinggi dalam 11 bulan pada perdagangan sebelumnya. Topix turun 0,56%, dan Hang Seng Hongkong melemah 0,87%.

Sentimen Domestik dan Global

Pasar keuangan Tanah Air hari ini dipengaruhi oleh sejumlah data ekonomi dalam negeri serta arah kebijakan struktural pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Tiga kebijakan penting diumumkan pada Senin (30/6), yaitu: deregulasi sektor impor, pembentukan regulasi tunggal perizinan investasi, dan penataan ulang BUMN. Ketiganya dinilai menjadi amunisi strategis di awal semester II/2025.

Di sisi global, euforia di Wall Street yang mencetak rekor tertinggi baru ikut menjadi bahan bakar optimisme. Namun, pelaku pasar masih menanti kepastian dari sejumlah data ekonomi lanjutan.

Aktivitas Perdagangan

Mengacu pada data harian Bursa Efek Indonesia (BEI), total nilai transaksi hari ini mencapai Rp13,63 triliun, dengan volume perdagangan 20,82 miliar saham dalam 1,15 juta transaksi.

Meski nilai tersebut tergolong tinggi, namun secara rerata harian masih sedikit lebih rendah dibanding tahun berjalan.

Hal ini mengindikasikan adanya kecenderungan pelaku pasar yang mulai bersikap hati-hati di awal semester kedua 2025.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news