KabarMakassar.com — Ketua DPRD Makassar, Supratman, melayangkan teguran keras kepada jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kota Makassar yang absen dalam rapat paripurna. Ia menyindir keras ketidakhadiran itu dengan menyebut OPD hanya mengutus Laskar Pelangi, alias staf non-ASN, untuk menghadiri forum strategis tersebut.
Ia menyebut ketidakhadiran para pimpinan OPD sebagai bentuk ketidakseriusan dalam menyikapi agenda penting yang menyangkut keuangan daerah.
Rapat paripurna tersebut digelar dalam rangka mendengarkan pemandangan umum fraksi-fraksi DPRD terhadap penjelasan Wakil Wali Kota Makassar mengenai Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2024. Kegiatan ini berlangsung pada masa persidangan ketiga tahun sidang 2024/2025.
Namun, suasana paripurna justru diwarnai dengan banyaknya kursi kosong yang seharusnya diisi oleh pejabat eselon dari berbagai OPD.
Dalam pantauan langsung KabarMakassar, sejumlah kursi tersebut bahkan tampak diisi oleh staf pendamping hingga awak media.
Melihat kondisi tersebut, Supratman yang akrab disapa Supra tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Ia menilai ketidakhadiran para pejabat OPD sebagai bentuk tidak serius terhadap lembaga legislatif.
“Ini OPD kalau Wali Kotanya tidak ada, mereka utus Laskar Pelangi hadir di Paripurna,” kata Supratman dalam rapat paripurna, Selasa (01/07).
Laskar Pelangi yang dimaksud merupakan istilah yang digunakan Supratman untuk menyindir para staf non-ASN yang dikirim mewakili OPD, yang menurutnya tidak memiliki otoritas dalam mengambil keputusan maupun memberikan tanggapan formal terhadap pembahasan anggaran dan kebijakan strategis daerah.
Menurut Supratman, absennya Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin seharusnya tidak menjadi alasan bagi OPD untuk tidak menghadiri forum resmi DPRD.
Ia menekankan bahwa pembahasan Ranperda pertanggungjawaban APBD dan RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) merupakan agenda vital yang menentukan arah pembangunan kota.
“Jangan main-main, ini soal pembahasan anggaran ke depan,” tegasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya penghormatan terhadap mekanisme formal pemerintahan. Rapat paripurna, kata dia, bukan sekadar seremoni, tetapi ruang konstitusional untuk menyampaikan pandangan, evaluasi, dan rekomendasi terhadap pelaksanaan pemerintahan daerah.
Meski begitu, paripurna tetap dilanjutkan dengan agenda yang telah ditetapkan. Namun, Supratman menekankan bahwa DPRD akan mencatat secara khusus ketidakhadiran para OPD dan meminta agar Sekretariat DPRD maupun Sekda Kota Makassar memastikan kehadiran penuh dalam rapat paripurna berikutnya.
“Tidak apa-apa, paripurna kita lanjutkan. Tapi saya minta, pada paripurna berikutnya, seluruh OPD harus hadir lengkap,” tegasnya.
Sikap tegas Supratman ini sekaligus menjadi alarm peringatan kepada seluruh jajaran Pemkot Makassar agar lebih disiplin dan menghormati forum-forum resmi legislatif, terlebih yang menyangkut kebijakan fiskal dan perencanaan pembangunan jangka menengah.
Dikethui, ketidakhadiran Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, dalam paripurna DPRD disebabkan oleh keikutsertaannya dalam World Cities Summit Mayors Forum (WCSMF) ke-14 yang berlangsung pada 2–4 Juli 2025 di Vienna, Austria.
Di Indonesia, dua kota mendapat undangam resmi sebagai delegasi. Kota Makassar, dan Kota Bogor. Dimana, World Cities Summit (WCS) merupakan konferensi internasional bergengsi yang digelar setiap dua tahun sekali.
Forum ini menjadi ajang pertemuan para pemimpin kota, pakar tata kelola, dan inovator industri untuk mendiskusikan berbagai tantangan perkotaan, mulai dari keberlanjutan, kelayakhunian, hingga transformasi digital.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Makassar, Muhammad Roem, menyebutkan keikutsertaan Kota Makassar dalam forum internasional ini merupakan langkah strategis untuk transfer pengetahuan, pertukaran pengalaman, dan pembangunan jejaring kerja sama antar kota global.
“Kehadiran Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin di forum ini menjadi bukti meningkatnya reputasi Kota Makassar sebagai salah satu kota yang berkomitmen pada transformasi dan inovasi,” ujar Roem, dalam keterangan resmi, Senin (30/06).
Roem menjelaskan, tema utama WCSMF 2025, ‘Liveable and Sustainable Cities: Local Solutions, Global Impact,’. Ia menggarisbawahi pentingnya solusi-solusi lokal yang berdampak luas bagi masa depan kota-kota di seluruh dunia
“Tema Liveable dan Sustainable Cities mencerminkan kebutuhan dunia terhadap solusi perkotaan yang pragmatis, inovatif, dan inklusif,” tutur alumni Doktor Universitas Hasanuddin itu.
Selama forum berlangsung di Austria, Wali Kota Munafri Arifuddin bersama delegasi kota Makassar akan mengikuti sejumlah agenda penting, di antaranya.