Berikut Amalan Sunnah yang Dianjurkan Saat Menyambut Idulfitri

2 days ago 7

KabarMakassar.com — Bulan suci Ramadhan hampir berakhir, dan dengan itu, maka hari yang penuh kebahagiaan, yakni Hari Raya Idulfitri, akan segera datang. Pada hari itu, umat Islam di seluruh dunia merayakan hari kemenangan yang penuh suka cita.

Perayaan Idulfitri merupakan momen yang amat dinantikan, di mana seluruh umat Muslim merayakan kesuksesan mereka usai menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh di bulan Ramadhan.

Sebagai bentuk rasa syukur atas keberhasilan serta kesabaran selama berpuasa, ada beberapa amalan sunnah yang sangat dianjurkan untuk dapat dilakukan oleh setiap Muslim.

Amalan-amalan tersebut bukan hanya sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT, tetapi juga sebagai cara untuk meraih berkah yang melimpah di hari yang fitri ini. Tentunya, dalam melakukan amalan-amalan tersebut, setiap Muslim harus melaksanakannya dengan niat yang tulus dan ikhlas, serta semata-mata mengharap ridho dan ampunan dari Allah SWT.

Dengan begitu, Hari Raya Idulfitri tidak hanya menjadi perayaan semata, namun juga akan menjadi momen spiritual yang penuh makna bagi setiap individu yang merayakannya.

Dilansir dari NU online, berikut sejumlah amalan sunnah dalam menyambut Idulfitri:

1. Perbanyak bacaan takbir

Salah satu amalan yang paling sering dilakukan serta sangat identik dengan perayaan bulan Ramadhan adalah mengucapkan takbir. Amalan tersebut biasanya dilakukan oleh umat Muslim sebagai tanda kegembiraan menyambut bulan suci Ramadhan, baik saat menjelang berbuka puasa maupun dalam suasana Idulfitri yang dipenuhi dengan kebahagiaan dan rasa syukur. Takbir menjadi ungkapan yang menggambarkan kebesaran juga keagungan Allah SWT, serta sebagai bentuk syukur atas segala nikmat yang diberikan selama menjalankan ibadah puasa.

Allah SWT bersabda:

وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ

Artinya :

“Dan sempurnakanlah bilangan Ramadhan, dan bertakbirlah kalian kepada Allah”. (QS. Al-Baqarah: 185).

Bacaan takbir pada perayaan Idulfitri:

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

Untuk bacaan lebih lengkapnya dapat ditambahkan dengan bacaan dzikir takbir Rasulullah SAW di bukit Shafa yang diriwayatkan Imam Muslim:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الِلّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الاَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ

Artinya:

“Allah maha besar. Segala puji yang banyak bagi Allah. Maha suci Allah pagi dan sore. Tiada tuhan selain Allah. Kami tidak menyembah kecuali hnya kepadanya, memurnikan baginya sebuah agama meski orang kafir tidak menyukainya. Tiada tuhan selain Allah yang esa, yang menepati janjinya, membela hambanya, dan sendiri memorak-porandakan pasukan musuh. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar.”

2. Mandi

Sebagaimana diriwayatkan dari Ibn Umar ra :

عَنْ نَافِعٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ قَبْلَ أَنْ يَغْدُوَ إِلَى الْمُصَلَّى

Artinya :

“Dari Nafi, (ia berkata bahwa) Abdullah bin Umar biasa mandi di hari Idulfitri sebelum ia berangkat pagi-pagi ke tanah lapang.” (HR. Malik dalam Al-Muwatho’ no.426.)

Kesunahan mandi menyambut hari raya Idulfitri ini berlaku bagi siapapun, baik pria maupun perempuan, bahkan perempuan yang sedang haid dan nifaspun tetap disunnahkan untuk mandi.

Adapun niat mandi sunnah Idulfitri adalah:

نَوَيْتُ غُسْلَ عِيْدِ الْفِطْرِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى

Artinya : “Aku niat mandi Idulfitri, sunnah karena Allah SWT”.

3. Berhias

Hal tersebut bisa dilakukan dengan berbagai cara, contohnya memotong kuku serta rambut, menjaga kebersihan tubuh, menggunakan parfum, juga mengenakan pakaian terbaik. Tak lupa, menampilkan senyum kebahagiaan pada hari yang penuh berkah ini juga merupakan bagian dari penghiasan.

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ: أَخَذَ عُمَرُ جُبَّةً مِنْ إِسْتَبْرَقٍ تُبَاعُ فِي السُّوْقِ فَأَخَذَهَا فَأَتَى بِهَا رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ ابْتَعْ هَذِهِ تَجَمَّلْ بِهَا لِلْعِيْدِ وَالْوُفُوْدِ. فَقَالَ لَهُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّمَا هَذِهِ لِبَاسُ مَنْ لاَ خَلاَقَ لَهُ

Artinya:

“Dari Abdullah ibn Umar bahwa Umar ra mengambil sebuah jubah dari (bahan) sutera yang dijual di pasar maka dia bawa kepada Rasulullah Saw, lalu Umar ra berkata: “Wahai Rasulullah, belilah ini dan berhiaslah dengan pakaian ini untuk hari raya dan menyambut utusan-utusan.” Rasulullah Saw pun berkata: “Ini adalah pakaian orang yang tidak akan dapat bagian (di akhirat)….” (HR. Al-Bukhari)
Ibnu Rajab berkata: “Hadis ini menunjukkan disyariatkannya berhias untuk hari raya dan bahwa ini perkara yang biasa di antara mereka”.

4. Laksanakan shalat Idulfitri

Sebagaimana hadits nabi:

عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ قَالَتْ: أَمَرَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نُخْرِجَهُنَّ فِي الْفِطْرِ وَاْلأَضْحَى الْعَوَاتِقَ وَالْحُيَّضَ وَذَوَاتِ الْخُدُوْرِ، فَأَمَّا الْحُيَّضُ فَيَعْتَزِلْنَ الصَّلاَةَ وَيَشْهَدْنَ الْخَيْرَ وَدَعْوَةَ الْمُسْلِمِيْنَ. قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، إِحْدَانَا لاَ يَكُوْنُ لَهَا جِلْبَابٌ؟ قَالَ: لِتُلْبِسْهَا أُخْتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا

Artinya:

“Dari Ummu ‘Athiyyah ia mengatakan: Rasulullah Saw memerintahkan kami untuk mengajak keluar (kaum wanita) pada (hari raya) Idul Fitri dan Idul Adha yaitu gadis-gadis, wanita yang haid, dan wanita-wanita yang dipingit. Adapun yang haid maka dia menjauhi tempat shalat dan ikut menyaksikan kebaikan dan dakwah muslimin. Aku berkata: “Wahai Rasulullah, salah seorang dari kami tidak memiliki jilbab?” Nabi menjawab: “Hendaknya saudaranya meminjamkan jilbabnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

5. Saling memaafkan

Tindakan saling memaafkan sebenarnya bisa dilakukan kapan saja serta tidak terbatas pada momen tertentu seperti Hari Raya Idulfitri.

Akan tetapi, pada hari yang penuh berkah ini, yaitu hari yang dikenal sebagai hari fitrah, amat dianjurkan bagi kita untuk tidak hanya membersihkan diri dari segala dosa yang berkaitan dengan hubungan kita dengan Tuhan, namun juga untuk berusaha membersihkan diri dari segala kesalahan yang berhubungan dengan sesama manusia.

Dengan demikian, Hari Raya Idulfitri menjadi kesempatan yang amat baik dalam memperbaiki hubungan antar sesama serta menghilangkan beban hati akibat kesalahan yang pernah dilakukan.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news