
KabarMakassar.com — Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 14–16 Mei 2025 menunjukkan performa yang sangat positif.
Sejumlah indikator utama pasar mengalami peningkatan signifikan, mencerminkan optimisme pelaku pasar di tengah berbagai sentimen global dan domestik.
Salah satu indikator yang mencatatkan kenaikan paling mencolok adalah rata-rata nilai transaksi harian. BEI melaporkan lonjakan sebesar 24,52 persen, dari sebelumnya Rp13,32 triliun menjadi Rp16,59 triliun. Kenaikan ini menjadi penanda peningkatan aktivitas investor, baik dari sisi nilai maupun minat terhadap instrumen saham di pasar modal.
Volume transaksi harian juga mengalami pertumbuhan positif. Selama tiga hari perdagangan tersebut, volume saham yang diperdagangkan naik 22,46 persen, dari 24,52 miliar lembar menjadi 30,02 miliar lembar. Selain itu, frekuensi transaksi turut meningkat 9,98 persen, dari 1,29 juta kali transaksi menjadi 1,42 juta kali per hari.
Peningkatan aktivitas perdagangan tersebut turut mendorong kapitalisasi pasar BEI. Kapitalisasi tercatat naik 3,82 persen dalam sepekan, dari Rp11.865 triliun menjadi Rp12.318 triliun.
Lonjakan kapitalisasi ini juga selaras dengan penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang mencatat kenaikan 4,01 persen. IHSG ditutup pada level 7.106,526, naik dari posisi 6.832,803 pada akhir pekan sebelumnya.
Sementara itu, aktivitas investor asing memperlihatkan tren yang menarik. Di akhir sesi perdagangan terakhir, tercatat beli bersih sebesar Rp528,29 miliar. Meskipun demikian, secara akumulatif sepanjang tahun 2025, investor asing masih mencatatkan jual bersih sebesar Rp48,80 triliun.
Dari sisi teknikal, analis melihat pembentukan lower shadow pada grafik IHSG yang menandakan masih adanya tekanan beli di tengah volatilitas pasar.
Tim riset Phintraco Sekuritas menilai indeks memiliki potensi untuk menguji resistance dinamis MA200 di level 7.140 pada perdagangan Senin (19/05) besok.
Dari dalam negeri, perhatian investor tertuju pada keputusan suku bunga acuan Bank Indonesia yang akan diumumkan dalam waktu dekat.
Konsensus pasar memperkirakan suku bunga tetap berada di level 5,75 persen, mengingat inflasi yang terjaga di 1,95 persen dan nilai tukar rupiah yang stabil di kisaran Rp16.500 per dolar AS.
Pelaku pasar juga mencermati sinyal dari Bank Indonesia mengenai kemungkinan pemangkasan suku bunga pada semester kedua 2025.
Selain itu, rilis data pertumbuhan kredit turut menjadi sorotan, dengan proyeksi pertumbuhan melambat menjadi 9 persen secara tahunan (yoy), sedikit di bawah realisasi Maret sebesar 9,16 persen.
Phintraco Sekuritas mencatat, angka tersebut masih jauh dari target tahunan Bank Indonesia yang sebesar 11 hingga 12 persen.
Dari sisi eksternal, data ekonomi China juga akan menjadi perhatian pelaku pasar. China dijadwalkan merilis data produksi industri dan penjualan ritel bulan April. Kedua indikator ini diperkirakan menunjukkan tanda-tanda perlambatan akibat ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat.
Produksi industri diprediksi turun ke 5,50 persen secara tahunan dari 7,70 persen pada Maret, sementara penjualan ritel diperkirakan menurun ke 5,50 persen yoy dari sebelumnya 5,90 persen.
Melihat dinamika pasar yang terjadi, beberapa saham yang layak dicermati pekan depan menurut rekomendasi Phintraco Sekuritas antara lain PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Timah Tbk (TINS), PT Panin Financial Tbk (PNLF), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL).
Saham-saham ini dinilai memiliki potensi pergerakan positif seiring dengan stabilitas pasar dan optimisme investor yang mulai meningkat.
Disclaimer: Saham-saham yang direkomendasikan di atas mencerminkan potensi tren kenaikan berdasarkan analisis teknikal dan fundamental.
Meski demikian, investor disarankan untuk tetap mencermati kondisi pasar dan melakukan analisis lebih lanjut sebelum mengambil keputusan investasi. Berita ini tidak bersifat mengajak untuk membeli produk tertentu