Dedikasi Tanpa Batas: Sosok Guru Pattalolo Penggagas Sekolah di Pelosok Jeneponto

1 month ago 21

Beranda Berita Utama Dedikasi Tanpa Batas: Sosok Guru Pattalolo Penggagas Sekolah di Pelosok Jeneponto

 Kisah Pattalolo Mendirikan Sekolah di Pelosok Jeneponto Pendiri Sekolah Kolong di Pelosok Jeneponto, Pattalolo (Dok : Ist).

banner 468x60

KabarMakassar.com — Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, terkenal dengan julukan Butta Turatea, wilayah yang sarat keunikan dan kearifan lokal. Selain dikenal sebagai salah satu kawasan dengan populasi kuda yang tinggi dan keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), Jeneponto juga menyimpan kisah inspiratif dari seorang guru bernama Pattalolo, atau yang akrab disapa Daeng Bulu.

Sosok ini adalah pahlawan pendidikan yang telah mengubah wajah Dusun Ulugalung, sebuah daerah pelosok di Desa Mangepong, Kecamatan Turatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.

Pemprov Sulsel

Melalui pengabdiannya, Daeng Bulu mendirikan sekolah di tengah keterbatasan, memberikan harapan baru bagi generasi muda di wilayah tersebut.

Sekolah dasar yang didirikan sekitar tahun 2007 itu kini telah berganti nama UPT SD Negeri 22 Turatea.

Sekolah itu dinamakan Sekolah Dasar Kecil karena awal mula proses belajar mengajar dilakukan di bawah kolong rumah warga sekitar Dusun Ulugalung.

Dulunya, dusun ini dikenal daerah paling pelosok di Desa Mangepong, karena akses perjalanan yang masih sangat terbatas dan juga belum tersentuh aliran listrik serta, angka jumlah anak yang putus sekolah yang cukup tinggi.

Terlebih lagi, anak-anak yang bersekolah di Dusun Ulugalung harus berjalan kaki melewati bukit dengan menempuh jarak yang cukup panjang untuk sampai di sekolah yang berada di dusun seberang.

Melihat kondisi itu, Dg Bulu berinisiatif untuk memberikan pendidikan yang merata kepada siapa saja untuk bersekolah.

Inisiatif untuk membangun Sekolah Dasar Kecil saat itu sangat disambut baik dari warga sekitar.

Ia pun mulai membangun sekolah dengan membuka ruang belajar dibawah kolong rumah warga dengan beralaskan dinding seadaanya dibantu dengan gotong royong warga sekitar.

Selain ruang kelas dibawah kolong rumah warga, para siswa juga harus belajar dengan kondisi tanah yang berdebu dan menggunakan bangku-bangku bekas yang diambil dari sekolah lain.

Proses belajar mengajar pun dimulai di tahun ajaran 2007/2008 dengan peserta belajar yang berjumlah 23 orang, terdiri dari 11 siswa dan 12 siswi yang diajar langsung oleh Dg Bulu seorang diri.

“Nama saya Pattalolo, tahun 1986 bertugas dari Madrasah Ibtidaiyah Mangepong. Jadi cara merintis karena kita dibawah kolong setiap tahun naik kelas kita beli dinding dari partisipasi masyarakat,” ungkapnya, Minggu (08/09).

Sekitar 5 bulan berjalan, barulah Dg Bulu mengajak tenaga pengajar honorer lain untuk membantu menjalankan Sekolah Dasar Kecil tersebut

Seiring berjalannya waktu, Sekolah Dasar Kecil Ulugalung mendapatkan izin untuk pembangunan gedung baru, seperti yang ada saat ini.

Tentu, hal itu tak lepas dari hasil kerja keras Dg Bulu, yang beberapa kali saat itu ia menghadap pemerintah Kabupaten Jeneponto pada masa Bupati Radjamilo meminta lahan untuk dibangun sekolah.

“Tahun 2009 ada program, saya bermohon ke Bupati dan akhirnya diacc untuk beli lahan masyarakat dijadikan sekolah,” tambahnya.

Berkat pengabdian dan kerja keras tanpa mengenal lelah, ratusan siswa siswi telah lulus dari sekolah dasar kecil itu dan menempuh pendidikan lanjut untuk cita-cita mereka.

Diakhir masa baktinya, Pattalolo ingin menghabiskan waktunya memberikan pengetahuan dan pengabdian secara maksimal kepada siswa siswi untuk masa depan yang cerah dan dikenang di masa mendatang.

“Saya berharap sekolah ini semakin bagus kedepannya agar banyak anak-anak yang sekolah karena bagaimanapun pendidikan adalah kunci masa depan,” harapnya.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news