Fungsi Hati Bisa Menurun, Berikut Penyebab Penyakit Liver yang Harus Diwaspadai

3 hours ago 1

KabarMakassar.com — Penyakit liver adalah istilah medis yang merujuk pada berbagai macam gangguan atau kerusakan yang terjadi pada organ hati.

Gangguan tersebut dapat menyebabkan hati tidak mampu menjalankan fungsinya dengan optimal. Menurut Alodokter, terdapat berbagai faktor yang bisa menjadi penyebab penyakit liver, mulai dari infeksi virus, konsumsi alkohol secara berlebihan dalam jangka panjang, hingga penumpukan lemak yang tidak normal di dalam sel-sel hati.

Sebagai salah satu organ vital, hati atau liver mempunyai peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan tubuh. Salah satu fungsi utamanya yakni menyaring serta membersihkan darah dari berbagai zat berbahaya yang masuk ke dalam tubuh.

Selain itu, hati juga berperan untuk memproduksi sejumlah protein penting, salah satunya adalah protein yang dibutuhkan dalam proses pembekuan darah saat terjadi luka atau cedera.

Secara alami, hati memiliki kemampuan untuk memperbaiki dan meregenerasi sel-selnya yang rusak. Tetapi, pada kasus penyakit liver, kerusakan yang terjadi pada sel-sel hati biasanya sangat luas dan signifikan.

Akibatnya, kemampuan hati untuk memperbaiki diri menjadi terbatas, dan fungsi hati pun mulai terganggu. Dalam banyak kasus, penurunan fungsi hati baru akan terlihat jelas ketika sekitar 75 persen dari total sel-sel hati telah mengalami kerusakan.

Penurunan fungsi hati itu biasanya tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan berlangsung secara bertahap. Seiring waktu, kerusakan pada hati akan semakin parah apabila tidak ditangani dengan tepat. Tingkat keparahan kerusakan tersebut juga bergantung pada perkembangan dan penyebab utama dari penyakit liver yang mendasarinya.

Berikut ini beberapa penyakit liver berdasarkan penyebabnya yaitu:

1. Perlemakan hati

Dalam keadaan normal, sel-sel hati manusia hanya mengandung sedikit kandungan lemak, jumlahnya amat minimal dan masih dalam batas wajar.

Tetapi, jika lemak yang terdapat di dalam sel-sel hati mulai menumpuk secara berlebihan, kondisi ini bisa memicu terjadinya gangguan pada fungsi hati. Penumpukan lemak tersebut dapat mengganggu kinerja organ hati dalam menjalankan tugas-tugas vitalnya.

Kondisi tersebut dikenal dengan istilah perlemakan hati, atau dalam istilah medis sering disebut sebagai fatty liver. Perlemakan hati adalah salah satu jenis gangguan liver yang cukup umum terjadi.

Salah satu kelompok yang paling sering mengalami kondisi tersebut adalah individu yang mempunyai berat badan berlebih atau mengalami obesitas. Kelebihan lemak tubuh yang tidak terkontrol menjadi salah satu faktor utama yang memicu akumulasi lemak di dalam hati.

2. Hepatitis

Hepatitis merupakan salah satu jenis penyakit hati yang terjadi akibat adanya peradangan atau inflamasi pada jaringan hati. Peradangan ini mampu mengganggu fungsi hati dan menyebabkan berbagai gejala, tergantung pada tingkat keparahannya.

Kondisi hepatitis bisa muncul secara mendadak dan berlangsung dalam waktu singkat, yang dikenal sebagai hepatitis akut. Namun, pada beberapa kasus, peradangan hati ini dapat berkembang secara perlahan dan bertahan dalam jangka waktu yang lama, yang disebut hepatitis kronis.

Penyakit hepatitis sendiri terdiri dari sejumlah jenis yang berbeda, tergantung pada penyebab dan mekanisme terjadinya.

Beberapa jenis yang paling umum dikenal diantaranya hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D, dan hepatitis E. Selain kelima jenis tersebut, terdapat pula hepatitis autoimun, yaitu kondisi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang sel-sel hati dan menyebabkan peradangan.

3. Penyakit liver kolestasis

Penyakit hati yang disebabkan oleh kolestasis terjadi ketika aliran empedu dari hati mengalami hambatan atau gangguan. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang memengaruhi fungsi hati maupun saluran empedu.

Secara umum, kolestasis dapat dibedakan menjadi dua jenis utama, yaitu kolestasis yang berasal dari gangguan pada sel-sel hati itu sendiri, yang dikenal sebagai hepatocellular cholestasis, dan kolestasis yang terjadi akibat masalah pada saluran empedu, yang disebut cholangiocellular cholestasis.

Pada kasus cholangiocellular cholestasis, terdapat beberapa kondisi medis yang diketahui menjadi penyebab utamanya. Beberapa di antaranya yaitu primary biliary cirrhosis, yakni penyakit autoimun yang merusak saluran empedu kecil di dalam hati, serta cystic fibrosis, yaitu kelainan genetik yang mengganggu produksi lendir dan cairan dalam tubuh, termasuk di saluran empedu.

Selain itu, ada juga primary sclerosing cholangitis, yaitu penyakit inflamasi kronis yang menyebabkan penyempitan dan kerusakan pada saluran empedu baik di dalam maupun di luar hati.

4. Kanker hati

Kanker hati merupakan salah satu jenis kanker yang muncul serta berkembang langsung di dalam organ hati, bukan berasal dari bagian tubuh lain yang kemudian menyebar ke hati. Artinya, sel-sel ganas mulai tumbuh dari jaringan hati itu sendiri.

Penyakit tersebut tergolong serius karena hati mempunyai peran vital dalam berbagai fungsi tubuh, termasuk menyaring racun serta memproduksi protein penting.

Terdapat beberapa jenis kanker hati yang telah diidentifikasi berdasarkan asal-usul dan jenis sel yang terkena. Tiga di antaranya yang paling dikenal yaitu hepatocellular carcinoma (HCC), hepatoblastoma, dan cholangiocarcinoma.

Di antara ketiganya, hepatocellular carcinoma atau HCC adalah tipe yang paling umum terjadi, terutamanya pada orang dewasa. Jenis tersebut berasal dari sel utama hati yang disebut hepatosit dan mencakup sebagian besar kasus kanker hati primer.

5. Hepatitis toksik

Hepatitis toksik adalah kondisi peradangan pada hati yang terjadi akibat paparan zat kimia beracun. Zat beracun tersebut bisa masuk ke dalam tubuh melalui berbagai sumber, dan salah satu pemicunya adalah bahan kimia tertentu yang berdampak langsung pada kesehatan hati.

Senyawa berbahaya tersebut dapat berasal dari konsumsi obat-obatan medis, penggunaan suplemen makanan yang tidak terkontrol, ataupun paparan bahan kimia lainnya yang bersifat toksik bagi organ hati.

Risiko terkena hepatitis toksik akan meningkat apabila seseorang mengonsumsi obat-obatan dalam dosis yang melebihi anjuran, terkhususnya bila dilakukan tanpa pengawasan atau resep dari dokter. Penggunaan jangka panjang atau dosis tinggi dari obat tertentu dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel hati.

Beberapa contoh obat yang diketahui dapat memicu hepatitis toksik antara lain paracetamol, amoxicillin, isoniazid, diclofenac, fenofibrate, amiodarone, flutamide, allopurinol, dan phenytoin. Oleh sebab itu, penting untuk selalu memperhatikan dosis dan petunjuk penggunaan obat demi menjaga kesehatan hati.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news