KabarMakassar.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan tren penguatan pada awal pekan ini, Senin (19/05) didorong oleh sentimen positif dari luar negeri serta proyeksi teknikal yang menunjukkan tren bullish.
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia, IHSG ditutup menguat 0,94% ke level 7.106 pada penutupan Jumat (16/05). Secara year-to-date, indeks sudah mencatatkan kenaikan sebesar 0,38%.
Optimisme perbaikan pertumbuhan ekonomi China menjadi salah satu katalis utama yang mendorong sentimen positif di pasar saham domestik.
Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman, menilai faktor eksternal turut menopang pergerakan IHSG, termasuk antisipasi pelaku pasar terhadap kebijakan dagang Amerika Serikat (AS).
“Investor kini mencermati arah kebijakan perdagangan AS, khususnya rencana Presiden Donald Trump untuk mengirimkan surat kepada sejumlah negara dalam waktu dua hingga tiga pekan ke depan terkait tarif baru,” jelas Fanny.
Pada perdagangan hari ini, Senin (19/05), BNI Sekuritas memperkirakan IHSG akan bergerak dalam rentang support 7.000–7.050 dan resistance di kisaran 7.150–7.200. Saham-saham yang menjadi perhatian investor menurut BNI Sekuritas adalah BUMI, CUAN, BRPT, BRIS, RAJA, dan CTRA.
Sementara itu, Analis Phintraco Sekuritas Ratna Lim menyampaikan bahwa secara teknikal IHSG masih berada dalam pola bullish continuation. Ia menyebutkan bahwa dukungan aksi beli, terutama dari investor asing, menjadi penggerak utama penguatan indeks dalam jangka pendek.
“IHSG dalam pekan ini diperkirakan akan menguji level resistance 7.250, dengan pivot di 7.100 dan support kuat pada kisaran 7.000,” terang Ratna dalam riset hariannya.
Phintraco Sekuritas turut merekomendasikan sejumlah saham pilihan untuk pekan ini, yakni SIDO, ICBP, TINS, PNLF, PTBA, dan NCKL.
Dari sisi teknikal lainnya, Tim Analis MNC Sekuritas memberikan pandangan bahwa IHSG berpeluang menguat menuju level 7.142—7.195 pada perdagangan hari ini, dengan support pada kisaran 6.914—7.009.
MNC Sekuritas juga merilis daftar saham yang patut dicermati oleh investor, yakni BFIN, BRMS, CMRY, dan ENRG. Keempat saham tersebut direkomendasikan untuk strategi buy on weakness (BoW).
BFIN misalnya, direkomendasikan beli saat harga turun di rentang Rp880–Rp900 dengan target harga antara Rp930 dan Rp955.
BRMS juga mendapat rekomendasi serupa dengan kisaran beli Rp338–Rp352 dan target harga Rp388 hingga Rp420. Untuk saham CMRY, target harga ditetapkan pada kisaran Rp4.650–Rp5.150, sedangkan ENRG dipatok pada kisaran Rp234–Rp244.
Dengan kombinasi sentimen positif dari pasar global, proyeksi teknikal yang mengindikasikan tren naik, serta dukungan aksi beli investor asing, pasar saham Indonesia dinilai masih memiliksi ruang untuk melanjutkan penguatan dalam waktu dekat.
Sebelumnya, Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 14–16 Mei 2025 menunjukkan performa yang sangat positif.
Sejumlah indikator utama pasar mengalami peningkatan signifikan, mencerminkan optimisme pelaku pasar di tengah berbagai sentimen global dan domestik.
Salah satu indikator yang mencatatkan kenaikan paling mencolok adalah rata-rata nilai transaksi harian. BEI melaporkan lonjakan sebesar 24,52 persen, dari sebelumnya Rp13,32 triliun menjadi Rp16,59 triliun. Kenaikan ini menjadi penanda peningkatan aktivitas investor, baik dari sisi nilai maupun minat terhadap instrumen saham di pasar modal.
Volume transaksi harian juga mengalami pertumbuhan positif. Selama tiga hari perdagangan tersebut, volume saham yang diperdagangkan naik 22,46 persen, dari 24,52 miliar lembar menjadi 30,02 miliar lembar. Selain itu, frekuensi transaksi turut meningkat 9,98 persen, dari 1,29 juta kali transaksi menjadi 1,42 juta kali per hari.
Peningkatan aktivitas perdagangan tersebut turut mendorong kapitalisasi pasar BEI. Kapitalisasi tercatat naik 3,82 persen dalam sepekan, dari Rp11.865 triliun menjadi Rp12.318 triliun.
Lonjakan kapitalisasi ini juga selaras dengan penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang mencatat kenaikan 4,01 persen. IHSG ditutup pada level 7.106,526, naik dari posisi 6.832,803 pada akhir pekan sebelumnya.
Sementara itu, aktivitas investor asing memperlihatkan tren yang menarik. Di akhir sesi perdagangan terakhir, tercatat beli bersih sebesar Rp528,29 miliar. Meskipun demikian, secara akumulatif sepanjang tahun 2025, investor asing masih mencatatkan jual bersih sebesar Rp48,80 triliun.
Dari sisi teknikal, analis melihat pembentukan lower shadow pada grafik IHSG yang menandakan masih adanya tekanan beli di tengah volatilitas pasar.
Tim riset Phintraco Sekuritas menilai indeks memiliki potensi untuk menguji resistance dinamis MA200 di level 7.140 pada perdagangan Senin (19/05) besok.
Dari dalam negeri, perhatian investor tertuju pada keputusan suku bunga acuan Bank Indonesia yang akan diumumkan dalam waktu dekat.
Konsensus pasar memperkirakan suku bunga tetap berada di level 5,75 persen, mengingat inflasi yang terjaga di 1,95 persen dan nilai tukar rupiah yang stabil di kisaran Rp16.500 per dolar AS.
Pelaku pasar juga mencermati sinyal dari Bank Indonesia mengenai kemungkinan pemangkasan suku bunga pada semester kedua 2025.
Selain itu, rilis data pertumbuhan kredit turut menjadi sorotan, dengan proyeksi pertumbuhan melambat menjadi 9 persen secara tahunan (yoy), sedikit di bawah realisasi Maret sebesar 9,16 persen.
Phintraco Sekuritas mencatat, angka tersebut masih jauh dari target tahunan Bank Indonesia yang sebesar 11 hingga 12 persen.
Dari sisi eksternal, data ekonomi China juga akan menjadi perhatian pelaku pasar. China dijadwalkan merilis data produksi industri dan penjualan ritel bulan April. Kedua indikator ini diperkirakan menunjukkan tanda-tanda perlambatan akibat ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat.
Produksi industri diprediksi turun ke 5,50 persen secara tahunan dari 7,70 persen pada Maret, sementara penjualan ritel diperkirakan menurun ke 5,50 persen yoy dari sebelumnya 5,90 persen.
Melihat dinamika pasar yang terjadi, beberapa saham yang layak dicermati pekan depan menurut rekomendasi Phintraco Sekuritas antara lain PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Timah Tbk (TINS), PT Panin Financial Tbk (PNLF), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL).
Saham-saham ini dinilai memiliki potensi pergerakan positif seiring dengan stabilitas pasar dan optimisme investor yang mulai meningkat.
Meski demikian, investor disarankan untuk tetap mencermati kondisi pasar dan melakukan analisis lebih lanjut sebelum mengambil keputusan investasi. Berita ini tidak bersifat mengajak untuk membeli produk tertentu.
Disclaimer: Saham-saham yang direkomendasikan di atas mencerminkan potensi tren kenaikan berdasarkan analisis teknikal dan fundamental.