KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) memulai perdagangan pada Senin (24/02) pagi dengan tren positif, naik 9,57 poin atau 0,14 persen ke level 6.812,57.
Namun, berbeda dengan IHSG, indeks LQ45 yang berisi 45 saham unggulan justru melemah tipis 0,58 poin atau 0,07 persen ke posisi 776,12.
Pada pukul 9.00 WIB (24/2), IHSG terus menunjukkan penguatan, naik 0,20 persen ke 6.816,90 dibandingkan posisi sebelumnya di 6.803,00.
Data dari RTI Business mencatat, volume transaksi mencapai 281,66 juta lembar saham dengan nilai total perdagangan Rp257,66 miliar dalam 22 ribu kali perpindahan tangan. Sebanyak 160 saham mencatat kenaikan harga, 98 saham mengalami koreksi, dan 260 saham stagnan.
Analis pasar memprediksi IHSG masih dalam fase wave B dari wave (Y) berdasarkan skenario hitam yang dianalisis oleh tim MNC Sekuritas.
Mereka memperkirakan indeks berpotensi menguji kembali level 6.908 hingga mencapai 7.148. Rentang pergerakan IHSG hari ini diproyeksikan berada di support 6.679 dan 6.509, dengan resistance di 6.933 dan 7.046.
MNC Sekuritas merekomendasikan strategi buy on weakness untuk saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA), serta speculative buy untuk PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) dan PT Petrosea Tbk. (PTRO).
Di sisi lain, analis dari Phintraco Sekuritas memperkirakan IHSG masih berada dalam fase bullish reversal meskipun cenderung bergerak dalam pola konsolidasi di atas level 6.800.
Mereka menilai indeks memiliki peluang untuk menembus level psikologis 6.900 dalam pekan ini. Namun, sejumlah faktor eksternal bisa menjadi tantangan, termasuk aksi jual besar-besaran di Wall Street akhir pekan lalu yang dipicu oleh kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi AS.
Data Michigan Consumer Sentiment yang turun dari 71,1 pada Januari menjadi 64,7 di Februari turut memberikan tekanan pada pasar global.
Dari dalam negeri, minimnya data ekonomi pada pekan terakhir Februari membuat investor lebih fokus pada potensi pembagian dividen dari perusahaan-perusahaan besar. Saham yang menarik untuk diperhatikan dalam pekan ini mencakup ASII, BBCA, BRPT, CPIN, INCO, AUTO, dan NCKL.
Sementara itu, CGS International memproyeksikan IHSG berpotensi melanjutkan pelemahannya di awal pekan.
Faktor lain yang menjadi perhatian investor adalah pengumuman pembentukan BPI Danantara oleh Presiden Prabowo yang dijadwalkan hari ini.
CGS International memperkirakan IHSG akan bergerak dalam kisaran support di 6.740 hingga 6.680, dengan resistance di level 6.865 hingga 6.930.
Selain faktor domestik dan internasional yang mempengaruhi pergerakan IHSG, investor juga tengah mencermati arah kebijakan ekonomi yang akan diterapkan dalam beberapa bulan mendatang.
Sejumlah analis menyarankan agar investor tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi, terutama dalam menghadapi volatilitas pasar yang masih cukup tinggi.
Seiring dengan perkembangan pasar, penguatan atau pelemahan IHSG juga dapat dipengaruhi oleh sentimen global seperti kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat dan kondisi perekonomian di kawasan Asia.
Dalam kondisi seperti ini, investor dianjurkan untuk tetap melakukan diversifikasi portofolio guna mengurangi risiko yang mungkin terjadi akibat gejolak pasar.
Dengan berbagai faktor yang mempengaruhi pergerakan IHSG, para pelaku pasar diharapkan dapat mencermati dengan seksama perkembangan berita dan tren ekonomi terkini guna mengambil langkah investasi yang lebih strategis.
Dilansir dari Bloomberg, berikut rekomendasi saham hari ini yang dirangkum dari sejumlah broker.
BRI Danareksa Sekuritas
– BRIS
– TPIA
BNI Sekuritas
– BRMS
– PSAB
– ANTM
– ADRO
– RATU
– EXCL
Philip Sekuritas
– BRIS
– DMMX
– NEST
Phintraco Sekuritas
– ASII
– BBCA
– BRPT
– CPIN
– INCO
– AUTO
– NCKL
MNC Sekuritas
– ANTM
– BUKA
– JPFA
– PTRO
CGS International Sekuritas
– BRIS
– SCMA
– BREN
– TPIA
– TBIG
– MAPI
Panin Sekuritas
– BRIS
– SMDR
– SAPX
– DMMX
Mirae Asset Sekuritas
– BRIS
– BANK
– BTPS
– BUKA
– PSAB
– DATA
-DMMX
– LPKR
Disclaimer: Saham-saham yang direkomendasikan di atas mencerminkan potensi tren kenaikan berdasarkan analisis teknikal dan fundamental. Meski demikian, investor disarankan untuk tetap mencermati kondisi pasar dan melakukan analisis lebih lanjut sebelum mengambil keputusan investasi. Berita ini tidak bersifat mengajak untuk membeli produk tertentu