KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan hari ini, Selada (26/11). Pada sesi I, IHSG naik tipis 0,09 ke posisi 7.320 ditengah investor yang menanti rilis data ekonomi dan agenda penting di global dan dalam negeri pada pekan ini.
Selang enam menit setelah sesi I dibuka, penguatan IHSG semakin meningkat yakni menguat 0,17% ke 7.326,44
IHSG mencatat lonjakan yang signifikan pada awal pekan ini. Pada perdagangan Senin (25/11) kemarin, IHSG ditutup naik 1,65 persen atau bertambah 118,54 poin ke level 7.314,11.
Kenaikan ini menjadi salah satu pencapaian tertinggi IHSG dalam beberapa waktu terakhir dan mencerminkan optimisme pelaku pasar terhadap berbagai sektor utama di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Saham-saham sektor keuangan memberikan kontribusi besar terhadap kenaikan IHSG. Sektor ini menjadi penyumbang lebih dari seperempat poin terhadap penguatan indeks, didorong oleh pergerakan positif dari saham-saham perbankan besar.
Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) termasuk dalam jajaran saham unggulan yang mencatat kenaikan signifikan.
Tidak hanya sektor perbankan, saham-saham yang tergabung dalam Grup Barito juga menunjukkan performa mengesankan. Saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mencatat kenaikan hingga 14,17 persen, menjadikannya pemimpin dalam daftar saham dengan kontribusi terbesar terhadap kenaikan IHSG. Saham ini melesat dua digit dan berhasil menempatkan Grup Barito di jajaran top leaders bursa.
Berikut adalah daftar saham yang menjadi top leaders pada perdagangan hari ini: TPIA mencatat kenaikan 14,17 persen, BMRI naik 5,20 persen, BBCA naik 3,30 persen, PT Astra International Tbk (ASII) naik 5,40 persen, dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) naik 8,75 persen. Saham-saham ini menjadi pendorong utama penguatan IHSG di perdagangan awal pekan.
Namun, tidak semua saham mencatat performa positif. Sejumlah saham mengalami tekanan dan masuk dalam daftar top laggards. Saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) turun 4,46 persen, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) turun 2,56 persen, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) turun 4,52 persen, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) turun 5,45 persen, dan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) turun 1,48 persen.
Di sisi lain, saham-saham dengan kapitalisasi pasar terbesar atau big cap mencatat pergerakan menarik. Beberapa saham mengalami kenaikan signifikan, seperti TPIA yang naik 12,40 persen ke harga Rp 7.250 per saham, diikuti oleh BRIS yang naik 9,67 persen ke harga Rp 2.950, dan BMRI yang naik 6,91 persen ke harga Rp 6.575. Saham dengan penurunan terdalam di antara saham big cap termasuk AMMN yang turun 4,96 persen ke harga Rp 9.100, TLKM yang turun 1,08 persen ke harga Rp 2.740, dan DSSA yang turun 0,34 persen ke harga Rp 36.650.
Secara mingguan, saham big cap yang mencatat kenaikan tertinggi adalah DCII dengan kenaikan 10,28 persen, diikuti oleh BYAN yang naik 9,44 persen, dan TPIA yang naik 7,81 persen. Sebaliknya, saham big cap yang mengalami penurunan mingguan terdalam adalah AMMN yang turun 4,46 persen, DNET yang turun 0,55 persen, dan ICBP yang turun 0,21 persen.
Pada skala bulanan, saham big cap BYAN memimpin kenaikan dengan lonjakan 15,20 persen, disusul oleh ADRO yang naik 3,01 persen, dan UNTR yang naik 2,99 persen. Sebaliknya, saham TPIA mengalami penurunan bulanan terdalam sebesar 20,33 persen, diikuti oleh DSSA yang turun 18,56 persen, dan AMRT yang turun 14,37 persen.
Meski IHSG mencatat lonjakan yang signifikan, aksi jual bersih oleh investor asing menjadi salah satu perhatian. Investor asing membukukan net sell sebesar Rp 573,05 miliar di seluruh pasar, terdiri dari Rp 256,32 miliar di pasar reguler dan Rp 316,73 miliar di pasar negosiasi. Saham-saham dengan nilai net sell terbesar asing adalah BBRI sebesar Rp 570,24 miliar, BRPT sebesar Rp 143,5 miliar, dan PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk (NSSS) sebesar Rp 89,75 miliar.
Namun, tidak semua aksi asing di pasar berupa penjualan. Saham-saham seperti BMRI mencatat net buy sebesar Rp 204,44 miliar, diikuti oleh UNTR sebesar Rp 170,11 miliar, dan BBCA sebesar Rp 124,24 miliar.
Meskipun terdapat aksi jual oleh investor asing, kenaikan IHSG menunjukkan adanya sentimen positif yang cukup kuat di pasar domestik, terutama pada sektor keuangan dan saham-saham unggulan. Kinerja positif ini diharapkan dapat terus berlanjut, meskipun pelaku pasar diimbau untuk tetap mencermati dinamika global dan domestik yang dapat memengaruhi pergerakan indeks.
Top gainers LQ45 adalah:
- PT Barito Pacific Tbk (BRPT) 8,75%
- PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) 6,69%
- PT Astra International Tbk (ASII) 5,40%
Top losers LQ45 terdiri dari:
- PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) -5,45%
- PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) -4,46%
- PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) 03,07%
Meski IHSG melambung tinggi, tak semua indeks sektoral menguat. Sektor teknologi bahkan anjlok hingga 1,17%. Sementara 10 sektor menguat.
Sektor keuangan terbang 1,49%. Sektor perindustrian melesat 1,28%. Sektor energi melonjak 1,11%. Sektor barang konsumsi primer melaju 0,98%. Sektor barang konsumsi nonprimer terangkat 0,70%.
Sektor properti dan real estat naik 0,52%. Sektor infrastruktur terangkat 0,35%. Sektor transportasi dan logistik naik 0,15%. Sektor barang baku menguat tipis 0,03%.
Total volume transaksi bursa mencapai 35,81 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 18,03 triliun. Sebanyak 299 saham menguat. Ada 291 saham yang melemah dan 200 saham flat
IHSG tercatat menguat 2,52% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG juga sudah menguat lagi 0,57%.