
KabarMakassar.com — Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (21/05) menunjukkan tren penguatan jelang pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia terkait suku bunga acuan. IHSG mencatat kenaikan sebesar 0,39% atau 27,44 poin dan berada di level 7.122,04 sesaat setelah pembukaan pasar.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks dibuka pada level 7.114,69 dan sempat menyentuh posisi tertingginya di angka 7.129,28.
Di awal perdagangan, tercatat sebanyak 243 saham mengalami penguatan, 106 saham melemah, dan 210 saham stagnan. Nilai kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp12.380 triliun.
Beberapa saham berkapitalisasi besar turut mendorong laju IHSG. Di antaranya adalah saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) yang naik 2,24% menjadi Rp6.850 per saham, dan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) yang menguat 1,62% ke level Rp51.825.
Kenaikan juga dicatat oleh PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) sebesar 1,14% ke posisi Rp11.050 dan saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang tumbuh 1,06% ke Rp9.575.
Namun tidak semua saham unggulan bergerak naik. PT Astra International Tbk. (ASII) tercatat melemah 5,76% ke posisi Rp4.580, sementara PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) mengalami koreksi ringan sebesar 0,29% ke harga Rp1.705 per saham.
Di jajaran top gainers, saham PT Indo Straits Tbk. (PTIS) melonjak signifikan sebesar 21,02% menjadi Rp426, disusul oleh PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk. (DIVA) yang naik 16,67% ke Rp126.
Sebaliknya, saham PT Mitra Energi Persada Tbk. (KOPI) menempati posisi teratas dalam daftar top losers dengan penurunan sebesar 14,71% menjadi Rp580. Pelemahan juga dialami oleh PT Pelangi Indah Canindo Tbk. (PICO) sebesar 8,16%.
Fanny Suherman, Head of Retail Research BNI Sekuritas, memperkirakan IHSG akan bergerak cenderung menguat pada hari ini, setelah sebelumnya ditutup melemah 0,65% ke posisi 7.094.
“Melihat pergerakkan IHSG kemarin, kami memproyeksikan hari ini IHSG sideways cenderung menguat,” katanya dalam riset harian.
BNI Sekuritas juga merekomendasikan sejumlah saham yang dianggap berpotensi untuk perdagangan hari ini, seperti ADRO, CUAN, GOTO, BREN, DEWA, dan BRPT.
Sementara itu, Direktur Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada mengungkapkan bahwa dari sisi teknikal, pola candlestick IHSG menunjukkan formasi black inverted hammer dan masih berada di atas moving average (MA) 5 dan 20 hari. Ia juga menyoroti bahwa indikator MACD mengindikasikan sinyal golden cross yang menjadi pertanda kelanjutan tren positif.
“Kami memproyeksikan IHSG akan bergerak di kisaran support pada level 7.043 dan resistance pada 7.161 dengan kecenderungan menguat,” jelas Reza.
Reliance Sekuritas juga menyarankan saham-saham seperti BBRI, BUMI, GOTO, dan BRIS sebagai pilihan untuk jangka pendek.
Dari sisi kebijakan moneter, pasar menanti keputusan RDG Bank Indonesia yang tengah berlangsung pada 20–21 Mei 2025. Sejauh ini, BI Rate berada di level 5,75% dan belum mengalami perubahan sejak awal tahun.
Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, memprediksi adanya kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 5,50%.
“Penurunan suku bunga acuan ini diprediksi sejalan dengan upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah penguatan nilai tukar rupiah dan laju inflasi yang terkendali,” ujar Ratna.
Hasil keputusan RDG tersebut diyakini akan turut mempengaruhi arah pergerakan IHSG dalam beberapa hari ke depan.
Berikut rekomendasi saham hari ini yang dirangkum dari sejumlah broker.
BRI Danareksa Sekuritas
– ERAA
– UNIQ
– TAPG
BNI Sekuritas
– ADRO
– CUAN
– GOTO
– BREN
– DEWA
– BRPT
Phillip Sekuritas
– DGNS
– CLEO
MNC Sekuritas
– CLEO
– PANI
– PSAB
– TLKM
CGS International Sekuritas
– ERAA
– TPIA
– TOWR
– BRIS
– BRPT
– KLBF
Phintraco Sekuritas
– SIDO
– SMRA
– ASRI
– PWON
– ANTM
Panin Sekuritas
– GOTO
– MNCN
– TOWR
Mirae Asset Sekuritas
– AUTO
– CBDK
– CMRY
– EMTK
– SCMA
– AISA
– ASRI
– DILD
Disclaimer: Saham-saham yang direkomendasikan di atas mencerminkan potensi tren kenaikan berdasarkan analisis teknikal dan fundamental. Meski demikian, investor disarankan untuk tetap mencermati kondisi pasar dan melakukan analisis lebih lanjut sebelum mengambil keputusan investasi. Berita ini tidak bersifat mengajak untuk membeli produk tertentu