
KabarMakassar.com – Aroma kompetisi internal kian terasa hangat menjelang perhelatan Musyawarah Daerah (Musda) DPD I Partai Golkar Sulawesi Selatan yang dijadwalkan berlangsung sebelum Desember 2025.
Ditandai dengan mulai mencuatnya sejumlah nama kader kuat dan pernyataan tegas dari elite partai, dinamika politik partai berlambang pohon beringin ini terus menggelinding menuju puncak ketegangan yang tertata rapi.
Ketua Harian DPD I Golkar Sulsel, Kadir Halid, secara terbuka mengingatkan pentingnya percepatan pembentukan panitia Musda sebagai langkah awal yang krusial.
Ia menyebut, petunjuk teknis (juknis) pelaksanaan Musda dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar telah diterima dan tidak sepatutnya ditunda-tunda lagi.
“DPD I Golkar Sulsel harus segera membentuk panitia penjaringan, panitia pelaksana, dan steering committee. Ini mendesak agar proses penjaringan bisa dimulai lebih awal dan tidak molor dari tenggat waktu,” ujar Kadir Halid yang juga menjabat Ketua Komisi D DPRD Sulsel, Kamis (22/05).
Menurutnya, persiapan dini sangat penting untuk memastikan pelaksanaan Musda berjalan tepat waktu dan dengan tata kelola yang baik. Ia mencontohkan beberapa DPD I di provinsi lain yang telah lebih dahulu menyelenggarakan Musda, seperti di Banten yang rampung pada awal Mei 2025.
“Masa kepengurusan Golkar Sulsel akan berakhir Agustus ini. Idealnya, Musda sudah harus digelar sebelum waktu itu. Keterlambatan hanya akan membuka ruang spekulasi dan kegamangan internal,” ujarnya.
Tak hanya itu, Kadir Halid juga menyinggung munculnya sejumlah nama yang santer disebut-sebut sebagai calon Ketua DPD I Golkar Sulsel periode berikutnya. Di antaranya, Adnan Purichta Ichsan, Munafri Arifuddin (Appi), Ilham Arief Sirajuddin, Taufan Pawe, hingga Andi Ina Kartika Sari. Ia mengakui bahwa semua figur tersebut memiliki kapasitas dan rekam jejak politik yang mengesankan.
“Mereka adalah kader terbaik partai yang layak diberi ruang untuk tampil. Alhamdulillah, nama saya juga ikut mengemuka dalam pembicaraan kader,” kata Kadir.
Sementara itu, Wakil Ketua DPD I Golkar Sulsel, Rahman Pina, menyampaikan bahwa DPP Golkar telah memberi batas waktu pelaksanaan Musda hingga awal Desember 2025. Artinya, pelaksanaan bisa dilakukan fleksibel, mulai dari bulan Juni hingga akhir tahun.
“Juknis dari DPP sudah jelas. Waktunya cukup lebar. Sekarang tinggal bagaimana kesiapan kita secara internal,” ujar Rahman Pina yang juga menjabat Ketua AMPG (Angkatan Muda Partai Golkar) Sulsel.
Ia menegaskan bahwa hingga kini pengurus Golkar Sulsel memang belum menetapkan tanggal pasti Musda. Namun, ia menyatakan optimisme bahwa proses akan berjalan sesuai arahan DPP dan mampu menghasilkan kepemimpinan baru yang lebih solid dan progresif.
“Insya Allah, Golkar Sulsel akan kembali jaya. Kepemimpinan baru akan menjadi harapan baru bagi kader dan masyarakat,” tegas Rahman.
Namun ia juga tak menampik kemungkinan adanya perpanjangan masa kepengurusan jika Musda tak bisa digelar sebelum Agustus, meski skenario ini tampaknya tidak menjadi opsi utama.
Musda kali ini menjadi ajang penting dalam menentukan arah baru kepemimpinan Partai Golkar Sulsel, mengingat masa bakti Ketua DPD I saat ini, Taufan Pawe, akan berakhir. Taufan sendiri memimpin Golkar Sulsel sejak Musda X yang digelar Agustus 2020 di Jakarta, kala itu menggantikan AM Nurdin Halid lewat aklamasi.
Saat itu, ia unggul dalam konsolidasi politik mengalahkan sejumlah tokoh lain seperti Supriansa Mannahawu, Syamsuddin A Hamid, dan Hamka B Kady. Kini, lima tahun setelahnya, nama Taufan Pawe kembali masuk dalam bursa calon, bersanding dengan para tokoh muda dan senior yang siap mewarnai kontestasi Musda.
Tak hanya pertarungan antarfigur, Musda Golkar Sulsel juga diwarnai harapan besar akan pembaruan arah partai, termasuk penguatan mesin politik menjelang Pemilu 2029. Konsolidasi internal, regenerasi, dan strategi pemenangan pemilu menjadi menu utama yang akan dibahas selain penentuan ketua baru.
Musda DPD I Golkar Sulsel 2025 akan menjadi panggung penentu. Di tengah suhu politik yang mulai menghangat dan dorongan regenerasi partai, Golkar Sulsel berada di persimpangan, melanjutkan kepemimpinan lama atau membuka lembaran baru yang lebih segar dan kompetitif. Siapapun yang akan keluar sebagai nahkoda, partai ini dituntut untuk tetap solid dan adaptif menghadapi tantangan zaman.
Dengan munculnya nama-nama besar dan berpengaruh, serta antisipasi publik yang semakin meningkat, satu hal yang pasti, Musda Golkar Sulsel tahun ini bukan sekadar rutinitas partai, melainkan pertarungan ide, strategi, dan masa depan.